*** *** *** ***
"Diam disitu yeoja bodoh!""Berhentilah memanggilku bodoh, idiot!"
Yeosin menekuk wajahnya sebal, sudah merasa jengah selalu di panggil seperti itu oleh namja berwajah dingin yang diketahui bernama Taeyong. Hey! Asal kalian mau tahu saja, IQ Yeosin itu diatas rata-rata. Bahkan ia pernah memenangkan lomba sains antar provinsi
Yah.. meskipun hanya berhasil menjadi juara harapan
Mereka selalu begitu sejak mereka masih duduk di sekolah dasar. Jika di ibaratkan, mereka bagaikan tokoh kartun tom and jerry yang kadang akur lalu semenit kemudian bertengkar karena hal sepele.
"Kau meninggalkan ku.. Jangan salahkan aku jika memanggilmu bodoh" balas Taeyong tak mau kalah ketika berhasil mengejar Yeosin yang sudah berjalan mendahului dirinya. Yeoja di sampingnya mendengus tak terima
"Kau saja yang lamban. Enyahlah kau dari pandanganku Lee Taeyong! Kau merusak mood-ku"
Well.. Mereka sebenarnya bersahabat, saling membutuhkan pula – dan kebetulan Taeyong adalah tetangga Yeosin dan mereka selalu bersekolah di tempat yang sama. Tidak ada tanda pengikat persahabatan mereka. Semua itu mengalir begitu saja. Mereka berdua juga tidak perlu diajari untuk mengumumkan sebuah persahabatan bukan?
Mereka berdua memiliki usia yang tidak terpaut jauh, hanya 1 tahun saja. Lee Taeyong berusia 22 sedangkan Yeosin 21 saat ini. Namun jika ditanya soal sifat, mungkin namja bermarga Lee itu akan lebih pas berada di usia remaja puber - mengingat sifatnya masih sangat kekanakan - ia pun terkadang masih suka merengek kepada eommanya.
"Berhentilah mengikutiku Taeyong!" Yeosin bergeser risih ketika mengetahui Taeyong masih mengikutinya berjalan - bahkan sampai di kelasnya pun namja itu masih mengikutinya.
Namja itu menaikan satu alisnya "aku tidak mengikutimu.. Aku ingin bertemu Doyoung"
Wajah Yeosin memerah seketika, merasa malu karena terlalu percaya diri - dan itu membuatnya ingin menutupi wajahnya dengan setumpukan kardus.
Ahh! Selain dengan Yeosin, Taeyong juga dekat dengan Doyoung - teman sekelas Yeosin di kampusnya dan fakultas sastra sebagai pilihannya. Sedangkan Taeyong, ia berada di fakultas teknik. Karena ia bercita-cita ingin membuat sebuah alat dimana jika ia sedang ujian maka alat itu yang akan bertugas untuk menjawab semua pertanyaan dari soal-soal itu.
Oh man! Sepertinya itu khayalan tingkat tinggi
Yeosin duduk dengan tenang ketika sampai di kursinya, tidak memperdulikan dua namja yang berada tujuh langkah dari bangkunya yang tengah asik berbincang itu. Yeoja bermata hazel itu mengeluarkan buku pelajaran dan sebuah earphone dari dalam tasnya, menyumpalkan ke dalam telinganya membiarkan dirinya asik dengan dunianya.
"Kau bertengkar lagi dengannya?" tegur Doyoung saat melihat ekspresi wajah Yeosin yang cemberut dari kursinya, yang di tanya menggeleng tak berdosa
"Tidak.. Kami tidak bertengkar"
"Lalu mengapa dia seperti terlihat kesal saat masuk ke kelas bersamamu? Hey bung! Kau itu namja, mengalahlah sedikit"
Taeyong tertawa renyah mendengar sebuah ucapan - atau protesan lebih tepatnya keluar dari bibir Doyoung begitu saja. "aku hanya mengatai dia bodoh, itu saja" Doyoung menepuk dahinya, berusaha memaklumi sifat – aneh- nya itu. terkadang ia sendiri tidak mengerti jalan pikiran Taeyong
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Something
Teen FictionHanya cerita klise tentang dua orang sahabat yang (pada akhirnya) saling mencintai setelah orang ketiga mendatangi hidup mereka.