Naira pov
Setelah membereskan bang-barang yang akan ku bawa kerumah Satria maka Disinilah aku sekarang, di tempat yang tidak bisa di katakan romantis, meja makan. menatap kagum Satria dari jarak yang cukup dekat, dengan susah payah aku belajar melupakan rasa yang ku miliki untuk Mas Alwan. ya kalian mungkin tau menghapus kenangan juga perasaan tak semudah itu kan?
mereka berdua punya tempat yang berbeda dalam hidupku. terlampau berbeda.
dan sekarang aku mencintai Satria dengan cara yang benar, insyaAllah dalam Ridho dari Rabb yang maha cinta.
Aku juga bisa merasakan seberapa besar cinta yang dimiliki Satria untukku, ya dia memang tak pernah menjelaskannya tapi aku sangat tau dari mata dan caranya menatapku."Lo kenapa gitu banget ngeliatin gua?"
"Biarin aja, dapet pahala tau!"
"Pinter banget sih cari alasan"
Aku hanya tersenyum, Satria mengambil tempat di sebelahku.
"Nai, udah kelar belum? jalan yuk!"
"Jadi kita ngedate nih?"
pertanyaanku di sambut gelak tawa dari Satria. ada yang salah?
"iya apa deh namanya yang jelas kita main bedua ya"
Aku tertawa dan berdiri mendahuui Satria untuk berpamitan dengan Bunda dan Kak Kamila.
.............
Tak ada yang sempurna, tujuan bersatu adalah untuk menyempurnakan. meski rasa belum juga kian utuh setidaknya tak membuat jarak yang jauh. seharusnya tak sulit untuk mecintai Satria. faktanya memang begitu, Naira pun perlahan mulai jatuh cinta pada setiap keanehan yang Satria miliki.
Dengan tingkah kekanakan Satria yang tentu beda dengan Alwan yang sangat dewasa. tapi perlahan Naira bisa menerima semuanya, dia mulai terbiasa hidup dengan adanya Satria.
"Sat, lo mau bawa gua kemana sih?"
"Ketempat yang indah banget."
"Indah aja, indah banget mah surga."
"hahaha, emang lo mau gua ajak ke surga?"
Satria masih tetap fokus dengan mobilnya meski meladeni protesan-protesan dari istrinya itu.
"Ya mau lah masuk surga, tapi gak sekarang juga sih. mau jadi hamba yang taat, anak berbakti, istri sholeha, mau punya anak yang sholeh-sholeha dulu, duh pokoknya banyak deh...."
"Hahaha banyak banget maunya, tapi aamiin deh aamiin semoga apa yang lo mau bisa terwujud. Gua pasti juga seneng."
"Ya harus dong."
"Lo harus bahagia, gak boleh sedih lagi, apalagi cuma gara-gara gua. Gua gak akan suka itu."
"Uuuuuu so sweet banget zaujyku."
Naira meletakkan kedua tangannya di pipi dengan ekspresi di buat seunyu mungkin. Satria tertawa melihat tingkah Naira.
"Mulai deh sok imut gitu."
"Lo gak lupa kan kalau aku emang udah imut dari sananya?"
"Ya terserah nyonya saja, udah ayo turun."
Satria menepikan mobilnya, ternyata mereka sampai di sebuah pantai dengan keindahan yang pokoknya Masyaa Allah banget.
"Masyaa Allah Sat, ini bagus banget."
"Belum apa-apa, masih ada kejutan buat lo. yuk ikut."
Satria menggandeng tangan Naira menuju ke sebuah tempat yang cukup tinggi seperti bukit di pinggir pantai atau ini hanya batu dan entah apa yang jelas dari atas sini semua terlihat indah. laut biru sangat cantik yang memantul kan cahaya orange dari langit. matahari senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Langit [SUDAH TERBIT]
SpiritualTumbuh bersama, tawa, tangis dan bahagia sejak kecil mereka bagi bersama. tapi usia memberi tahu sampai kapanpun mereka bukan lah satu. juga rasa yang tak mungkin bisa di bohongi, tumbuh subur namun selalu berusaha di bunuh dengan kekejaman jarak. s...