Bram baru saja masuk ke dapur bersih untuk mengambil air es di kulkas ketika mendapati sang Mama tercinta mengiris buah pepaya bersama dengan Mbok Wati –asisten rumah tangganya. Mamanya yang sadar, segera mengusir halus Mbok Wati dan menunggu putranya tersebut meneguk air dingin. Sesekali juga Nyonya Miranda melirik kecil ke arah meja makan. Tania disana sedang bersenda gurau dengan Oma, tak jarang juga dengan Opa dan suaminya. Nyonya Miranda menggeleng-geleng kepala. Cari muka ya?
"Sini, Ma. Biar Bram yang bawa buahnya" tawar Bram akan mengambil mangkuk buah itu.
"Tunggu bentar, Bram. Mama mau ngomong" cegah Nyonya Miranda menyentuh sikut Bram. Lelaki itu agaknya tahu, karena sejak Mamanya melihat Tania, wajahnya seperti mengganjal hendak mengatakan sesuatu padanya. Tapi karena masih ada Tania disekitar, jelas saja Mama harus bersikap sopan selayaknya orang tua menyambut tamu.
"Ngomong apa, Ma?"
Sejenak Mama menghembuskan nafas lalu menatap dalam pada Bram.
"Kamu yakin..sama yang ini? Padahal waktu di apartemen dulu, kamu bilang nggak mau cari yang kaya mantanmu itu. Mama agak nilai, rasa-rasanya Tania itu hampir sama lho sama dulu"
"Sama dari mananya, Ma? Lana itu matre. Tania enggak sama sekali. Dia aja punya butik sekelas Channel sukaan Mama itu" sanggah Bram buru-buru.
"Nah justru itu. Maksud Mama, samanya ini bukan dilihat dari kalian memandang harta, Bram. Tapi lebih kepada..ego"
"Maksudnya?" Tanya Bram tidak mengerti.
"Mama nggak tau ya, cuman perasaan aja. Tipe kaya Tania itu lebih mementingkan egonya, karirnya, status sosialnya. Lana dulu kan juga gitu? Tapi karena dia agak kere, makanya nguras gaji kamu terus. Lah Tania? Justru karena dia wanita karir, dia cenderung sibuk, seolah akan mementingkan pekerjaannya, karena sama kaya kamu. Karirnya sudah dibangun dari nol. Kalau kamu kawin sama dia, mana mau dia ninggalin kerjaannya yang bagus? Mama cemas aja, klo suatu saat nanti..hubunganmu sama dia jadi hambar hanya karena kalian nggak pernah ketemu satu sama lain. Kamu arsitek, dia desainer.."
"Ma! Mama itu cuman mengkhawatirkan hal yang nggak penting tau nggak? Masakan juga Bram maksa Tania buat berhenti sama kerjaan yang dia sukai? Tania pasti juga sadarlah porsinya dia untuk bekerja dan rumah tangganya" protes Bram mengerutkan kening.
"Karena itu, Bram. Mama takut Tania tidak bisa mengimbangi porsinya dia di pekerjaannya dan kamu. Katanya dia pekerja keras, gimana Mama nggak worried? Mama ini orang tua lho, Bram. Udah banyak pengalamannya. Mama pikir habis kamu kapok sama Lana, kamu bakal cari cewek yang biasa-biasa aja. Nggak yang muluk-muluk kaya gini. Jujur, Mama nggak enak sama status sosialnya dia" jelas sang Mama dengan gelisah.
"Aduh udah deh, Ma. Anakmu ini udah srek sama dia! Katanya suruh cepet cari calon. Waktu udah dibawa, malah diprotes. Kalau Tania nggak sesuai kriteria Bram, aku juga nggak bakal deketin dia. Tania itu sepadan sama aku, Ma. Pendidikan bagus, karir bagus, cantik, bisa masak. Kurang apa? Bram pikir Mama bakal kegirangan waktu aku bawa Tania kesini. Nggak taunya malah gini"
Perkataan panjang itu malah membuat Nyonya Miranda terkesiap. Hampir terkejut. Bibirnya yang dipoles lipstik merah lembut nampak terbuka dan ingin berkata-kata tak terima.
"Pasti kamu ngeliat Tania dari pesonanya dia dulu ya, Bram? Astaga..Mama pikir kamu berubah habis diputus Lana, nggak taunya tetep sama. Bram, jangan nilai orang dari pesona. Tapi insidenya. Liat kamu, klo kamu ngerasa sempurna, dan Tania cewek yang sempurna, apa akan ada salah satu dari kalian yang bakal mengalah? Ingat ya, nak. Mama cuman mau ingatkan kamu. Mama ini ngandung kamu sembilan bulan, besarin kamu dua puluh sembilan tahun. Cari pendamping itu bukan dari sempurnanya pasangan. Tapi, mengerti akan setiap kekurangan pasangan kamu, dan belajar sama-sama untuk diperbaiki dan menjadi sempurna sama-sama. Ini rumah tangga, Bram. Bukan ajang Miss Universe. Udah ah, Mama males sama kamu. Terserah deh, itu Tania udah jadi pilihan kamu. Tapi kalau sampai kamu dateng ke Mama, curhat masalah yang udah Mama peringati ke kamu, hmm sori-sori aja, Mama cuman bisa nyukurin!"

KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTLY IMPERFECT
RomanceSummary Ketika sang Mama sudah mendesak beberapa kali supaya Bram segera membawa calon istri, Bram harus kebingungan mencari wanita yang benar-benar nyata untuk dijadikan pendamping hidup lelaki itu sekali seumur hidup. Ia harus melihat bibit, bebet...