Ozota dan Putri Asara

86 5 0
                                    

Sudah 10 tahun sejak ritual itu
Sekarang aku sudah berusia 15 tahun
Dan sudah 10 tahun aku menjadi istri Zeroun,
entahlah aku bingung dengan statusku antara istri atau teman untuk beradu mata, yah setiap kontak mata dia selalu memandangku sinis
Aku tidak tau alasannya tapi aku juga membalasnya dengan sinis
Aku binggung dengannya, jujur saja aku tidak pernah berbicara dengannya,  meskipun bicara hanya hal penting "ayah memanggilmu" "ibu memanggilmu" hanya dua kata yang biasaku katakan padanya dan dia hanya mengedipkan mata sekali lalu pergi..

"Rion"  seru ibu membangunkanku dari lamunanku, aku hanya menoleh
"sebentar lagi Raja dari Kerajaan Ozota datang, ayahmu ingin kita menyambut mereka, bersiaplah" ucap Ratu Kassia lembut, aku mengangguk lalu pergi mempersiapkan diri.

Sekarang kami (sekeluarga, ayah-ibu-Zeroun-aku) sudah ada di depan pintu masuk kastil
Pintu gerbang terbuka, menampakan sebuah kereta kuda merah maroon memasuki halaman kastil yang luas
Mereka berhenti di depan kami, kami (kecuali Zeroun) melepar senyum pada mereka
Laki-laki bermahkota turun pertama kali setelah salah satu prajurit kami membukakan pintu kereta kuda mereka
Wanita dengan gaun sutra berwarna senada dengan kereta kudanya yang kedua turun
Seorang gadis cantik yang mungkin seumuran denganku dan Zeroun yang terakhir turun dengan Sutra merah mudanya dengan anggun,
aku melihat sorot matanya menandakan ia terkejut dan tepat saat dia melakukan kontak mata dengan Zeroun
Entah kenapa aku menjadi kesal padanya

"ibu" panggilku, yah sekarang aku sedang berjalan di salah satu lorong kerajaan
Setelah kami menyambut mereka dan mengantar mereka ke altar kerajaan, ayah meminta anak-anak untuk tidak ikut dalam pembicaraan, jadi kami keluar
Dan sekarang pertemuan yang tidak ku ketahui tujuannya sudah selesai
ibu berbalik menghadapku
"ada apa sayang?" tanya ibu
"untuk apa mereka kemari?" yah aku masih bingung untuk apa mereka datang dan jika untuk kepentingan kerajaan untuk apa putri mereka ikut
"hanya berkunjung" jawab ibuku singkat, hanya berkunjung? Apa aku harus percaya dengan itu?
"hanya itu saja?" tanyaku memastikan
Ibuku hanya mengangguk sekali dengan anggun lalu berlalu meninggalkanku di lorong ini sendirian

Aku berjalan di taman istana,
Yah ini tempat kesukaanku setelah kamarku, karena di sini sepi dan sunyi dan aku suka kesunyian dari pada pesta -pesta kerajaan yang memainkan lagu sangat keras, telingaku selalu sakit setelah pesta hingga ibu menyuruh pelayan dan tabib mengobati telingaku.

Di taman ini banyak jenis bunga yang ditanam tapi hanya satu jenis bunga yang kusukai yaitu bunga matahari, entahlah aku sangat menyukai bunga itu setiap tidak ada matahari dia layu dan ketika matahari kembali iakembali segar, yah seperti ketergantungan
Entah kenapa aku merasa cocok dengan bunga itu, aku merasa sangat bergantung pada sesuatu tapi aku tidak tahu apa itu, bahkan aku tidak mengerti kenapa aku bisa berfikir seperti itu hanya...
Tiba-tiba aku melihat Zeroun dan Putri Asara, yah nama putri itu Asara
Dia punya hobi yang sama dengan Zeroun yaitu menatapku dengan sinis tapi karena kami masih belum saling mengenal jadi aku hanya membalas dengan senyuman seperti biasa.
Mereka berdua? Kenapa ada di sini? Setahuku tempat ini hanya boleh untuk keluarga kerajaan dan sesekali para pelayan yang mengurus taman ini, tapi dia bukan keluarga kerajaan ataupun pelayan, kenapa dia bisa ada di sini? Satu-satunya jawaban pasti Zeroun yang mengajaknya
Aku mendekat, nafasku tercekat..
Zeroun menggenggam tangan Asara dan menekan jarak antara mereka
Entah aku merasa sangat kesal marah sedih semua bercampur aduk, aku tidak tau kenapa tapi rasanya sakit sekali..
Kali ini mataku membalak, kenapa? Karena Zeroun mencium Asara tepat dibibirnya, aku membisu
Apa dia lupa kalau dia punya seorang istri? Apa dia lupa kalau istrinya masih hidup? Apa dia lupa kalau mereka masih di bawah umur untuk melakukan itu?
Air mataku keluar dari ujung mataku, aku segera menjauh dari tempat itu
Aku berlari menuju kamarku dan mengabaikan segala panggilan dan sapaan kepadaku.

Brakk
Aku membanting pintu dengan keras tanpa sadar, aku berjalan lemas ke atas kasur lalu merebahkan diri
Pikiranku kemana mana
Kacau
Air mataku mengalir semakin deras saat mengingat kejadian barusan
Entahlah jantungku serasa ditekan dan di remas sangat kuat, rasanya sakit sekali hingga membuat nafasku sesak.

Sekarang kami semua (termasuk Keluarga Ozota) sedang berada di ruang makan malam untuk makan malam bersama
Ayah duduk di ujung meja
Ibu duduk di sebelah kiri ayah
Raja Logen duduk di sebelah kanan ayah
Ratu Cana duduk di sebelah suaminya
Dan Putri Asara duduk di sebelah ibunya
Zeroun duduk di sebelah ibu ku dan aku duduk di sebelah Zeroun
Dan kalian tau? Asara dan Zeroun duduk berhadapan
Dan pandangan mereka? Hh... Dari awal koridor sampai sekarang mereka masih bertatapan, Asara selalu tersipu malu saat berkontak mata dengan Zeroun sedangkan Zeroun melepar senyum padanya, selama ini Zeroun tidak pernah tersenyum padaku dari dulu hingga saat ini dan melihat dia tersenyum pada putri Asara itu membuatku sedikit.... Iri.
Jujur saja aku ingin segera pergi dari tempat ini
Aku terus manahan amarahku, aku tidak tau sudah seburuk apa ekspresi wajahku di hadapan mereka, tapi aku tidak perduli karena emosiku sudah sangat memuncak karena kejadian di taman dan di tambah kontak mata mereka sekarang
Aku memutar bola mataku malas, yah aku memang malas sekarang tapi aku harus menunggu jamuan makan malam menyebalkan inI selesai
"Rion" suara lembut itu memanggiku, aku menoleh dan mendapati ibu sedang menatapku
"ada apa?" tanyaku dengan suara setenang mungkin
"apa kau sakit? Wajahmu sedikit pucat" wajahku? Pucat? Sungguh?
Ayah yang tadi sedang berbincang dengan Raja Logen terhenti dan semua menatapku termasuk Zeroun yang menatapku malasm karena mengganggu aktivitasnya bersama Putri Asara, tak jauh beda dengan Zeroun Putri Asara juga menatapku dengan tatapan mengejek dan sinis
Aku menatap ibu dan aku melihat ibu beredip sekali
Ah sepertinya ibu mengerti apa yang terjadi denganku
"Rion apa benar kau sakit?" tanya ayahku, aku menatap ibu lagi dan ibu mengangguk
"hanya tidak enak badan aku tidak apa-apa" ucapku yang nadanya agak sedikitku buat-buat,
"kau sakit dan berani makan bersama? Ayah bagaimana kalau penyakitnya menyebar" kalian pasti tau suara manja siapa itu
"anakku benar, kenapa dia makan bersama kita kalau dia sakit suamiku" h.... Ibu dan anak sama saja
"tenang dulu, Rion lebih baik kau kembali ke kamarmu dan istirahatlah" ucap ibu tegas dengan suara dingin tak terbantah membuat ibu dan anak tadi terdiam, aku hanya mengangguk lalu pergi menuju kamarku.

Curse SymbolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang