3. Ungkapan Cinta lagi?

902 75 41
                                    


ROMANCE, COMEDY, MATURE, FRIENDSHIP, SAD || PG : +17–Important!MATURE FOR LANGUAGE CONTENT

Jika ada kesamaan dalam karakter, alur cerita maupun latar itu diluar kendali saya, karena ini murni pemikiran saya dan hasil tulisan saya. Thankyou^^

DON'T BASH, DON'T COPY AND LEAVE YOUR COMMENT. ITS MUST.

" TIDAK " Suaranya yang biasanya merdu itu terdengar sangat lantang dan penuh penolakan. Chang Wook melepaskan kegiatannya dengan tak terima dan menatap Sulli dengan kening mengkerut. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Mereka baru dua menit masuk kedalam kamar wanita itu dan kini wanita itu sudah teriak seperti sedang dihutan dan meminta pertolongan.

" Ada apa ? " Gairahnya masih ada. Namun ia tak bisa menutupinya karena rasanya begitu pekat dan mata itu juga masih berkabut sarat akan gairahnya yang masih tinggi dan belum tertuntaskan.

" Aku tidak bisa " Bersamaan dengan ucapannya itu. Sulli turun dan memunguti pakaiannya dengan terburu-buru. Ia membanting pintunya dan memakai semuanya didalam sana. Pusatnya masih terasa, masih lembab dan basah. Tapi salah kalau ia meneruskannya dengan Pria yang sama sekali tak diinginkannya. Rasa sampanye yang tadi diminumnya masih terasa. Tapi yang ada diatasnya tadi bukanlah Chang Wook. Melainkan bayangan Pria tampan dengan potongan rambut jadul dan kemeja putih yang sudah biasa dipakainya sehari-hari, ciri khasnya.

" Aku menyukaimu Sulli "

" Sejak enam tahun lalu "

Ucapan itu. Ia masih ingat dan masih sangat jelas. Bahkan Chang Wook yang sama gagahnya dan sama menggairahkannya pun tak bisa mengalahkan suara tegas dan dalam Bosnya saat ucapan cinta itu sudah menghantuinya sejak empat jam yang lalu.

Tubuhnya meluruh dilantai kamar mandi, ingin sekali ia mengguyur tubuhnya pada air es kutub utara yang baru saja cair karena ia ingin sekali mendinginkannya. Bayangan Minho, mata tajamnya, ucapannya masih sangat membekas membuatnya tak bisa berpaling sedikitpun, entah ini perasaan apa. Yang jelas ia tak suka dihantui oleh ucapan sederhana yang ternyata sangat mengganggunya. Apakah ia harus menelfon bosnya itu dan meminta penjelasan. Atau hanya penasaran dengan sejuta pertanyaan dalam hatinya yang tak akan pernah kesampaian apa maksudnya kalau tak langsung bertanya pada yang mengatakannya tadi.

Ketukan dipintunya masih terasa, ia bergerak untuk meraih handle itu. Dilihatnya Chang Wook dengan wajah khawatir didepannya. Ia sudah rapi mengenakan kemejanya dan dirinya juga. Ia menatap Pria yang pernah mengisi hatinya itu dengan nyalang , mereka sama-sama diam lalu Sulli menggeleng padanya dan duduk dipinggir ranjang. Chang Wook mengikutinya lalu berjongkok dibawahnya dan membawa tangannya kepipinya. Tapi Sulli menariknya keras dan menatapnya serba salah.

" Maaf aku tak bisa "

" Aku mengerti " Sahutnya. Masih dengan senyum mengembang dibibirnya.

"Ada yang lain yah " Godanya. Sulli menggeleng sambil menatapnya dalam diam.

" Tidak ada, Sudah malam sebaiknya kau pulang " Ucapnya final. Daripada ia harus menata hatinya lagi. Lebih baik ia menyuruhnya pulang. Chang Wook mengangguk dan keluar dari kamar Sulli. Sulli mengantarnya sampai depan , dan yang tak diduganya adalah Minho , berdiri disana. Dengan kemeja yang sudah digulung dan kancingnya yang terbuka. Chang Wook menahan nafas lalu melirik Sulli yang berdiri kaku. Bukan saatnya ia menanyai Minho kenapa malam-malam ada dan berdiri didepan Apartemen Sulli dengan wajah kusutnya.

Choi Minho, Assistant! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang