Cemburu?

5.5K 274 19
                                    

Seorang gadis berhijab toska tengah berjalan keluar dari dalam hotel. Niatnya untuk berkeliling sekitaran hotel batal karena hatinya yang tidak lagi berhasrat untuk melakukan petualangan kecil tersebut. Ia memilih untuk menjadi 'Bolang' hanya sampai kakinya akan letih untuk melangkah dan hatinya juga capek sendiri untuk merasakan sesak. Sepatu kets berwarna abu-abu itu melangkah menemaninya menjauh dari hotel.

Nathan sedari tadi berjalan mengikuti Sarah dari belakang. Perempuan berhijab tosca tersebut tidak menyadari kalau Nathan mengikutinya, ia malah asyik dengan pikirannya sendiri. Niat Nathan untuk makan siang bersama kelompok kecil dalam bidang fisika buyar karena perasaan khawatir kepada Sarah yang terlalu besar bersarang didadanya. Bagaimana kalau gadis ini nanti tersesat? Bagaimana kalau dia diganggu orang-orang jahat? Dan banyak lagi kata bagaimana diotaknya sekarang ini. Sambil melangkah ia juga berpikir tentang kejadian setengah jam yang lalu didalam lift. Senyum menghiasi wajah Nathan ketika mendengar gerutuan kecil dari bibir Sarah sesaat melihat cewek yang ada dihadapannya ini menendang batu kecil yang ada didepan kaki cewek itu.

**

Alex menatap ponselnya ketika bergetar memuat pesan singkat dari Sarah.

Sarah : Om, Sasa mau jalan bentaran doang ya, ntar kalo om ada perlu, hubungi aja..

Alex menghela nafasnya sedikit. Ada rasa bersalah didalam hatinya karena tidak dapat secara maksimal bermain bersama keponakannya itu. Mungkin keponakannya akan merasakan kesepian walaupun ia sudah mengajaknya liburan ke Bandung. Setelah menandatangani kerja sama dengan salah satu kolega bisnisnya, Alex beserta rombongan menikmati makan siang bersama.

Saat Alex menoleh kesekitar dalam ruangan restoran berkonsep vintage tersebut. Matanya membulat sempurna melihat Diala diujung ruangan, memakai gaun berwarna biru laut. Terlihat sopan namun anggun. Cantik sekali. Pikir Alex saat itu, namun gejolak kekesalannya muncul, tambah lama bertambah besar ketika menatap seorang pria yang duduk dihadapan wanita itu. Beralih menatap laki-laki itu, Alex memilih menatap wajah Diala, walaupun wanita itu tertawa namun matanya menunjukkan rasa bosan.

'Apa yang dilakukan wanita ini? Apa dia sedang.. Kencan? Tapi kenapa dengan pria ini?' batin Alex.

Lama ia memutar otaknya untuk menyusun sebuah rencana demi menarik Diala dari acara kencan itu. Kemudian Alex menyunggingkan senyumannya, ia sudah memiliki sebuah rencana yang akan ia lakukan nanti.

"Ahh.. Saya permisi sebentar dulu" pamit Alex lalu bangkit dari duduknya setelah para kolega bisnisnya mengangguk.

Alex berjalan lalu menghilang dibalik pintu dapur restoran. Beberapa menit kemudian, ia berjalan keluar dari dapur dilengkapi pakaian khas pelayan disana, tapi sangat berbeda dengan pelayan pria yang lainnya. Alex kini berubah menjadi seorang pelayan yang sangat tampan dan penampilannya yang mencolok membuat mata para pengunjung wanita selalu menatapnya lapar. Alex menyunggingkan senyumannya sambil membawa teko kaca tempat air putih.

"Minumnya nona" ucap Alex dengan suara lembut kearah Diala. Diala yang agak bosan sedari tadi mengalihkan pandangannya kearah luar restoran dan tidak menyadari kalau Alex kini berdiri disampingnya.

"Tidak usah, terima kasih" gumam Diala. Alex yang tidak mau dibantah segera menuangkan air putih itu kedalam gelas Diala hingga penuh dan hampir tumpah. Diala yang agak kesal membalikkan kepalanya menatap tajam kearah tangan yang kini menuangkan air putih tersebut. Matanya terbelalak mengenal sipemilik tangan itu. Segera kepalanya terangkat keatas lalu bertemu dengan senyuman menawan yang membuat hati para wanita manapun akan meleleh dan matanya berlanjut bertemu dengan mata tajam dari Alex yang tersirat kemarahan disana.
Diala meneguk salivanya agak susah lalu berdeham sedikit untuk menetralkan suasana hatinya dan jantungnya yang berdetak tak karuan.

Sarah, Si Cewek ArabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang