PART 1 - DENDAM YANG MENGAKAR

1.1K 16 3
                                    




New York,USA

Suara ketukan pintu yang menggema diseluruh ruangan besar itu memecahkan focus seorang pria yang sedang berkutat dengan laptop dan berpuluh tumpukan berkas-berkas di atas meja kerjanya.Pria itu melepaskan kacamata yang sedari tadi setia bertengger di atas batang hidung mancungnya dan merebahkan punggung tegapnya pada sadaran kursi yang sedang ia duduki,ia menghela nafas.Letih tentu,pekerjaan yang tiada henti membuat pria itu ingin sedikit me-rilekskan seluruh otot-ototnya yang sudah menegang,Ia memejamkan mata sambil memberikan perintah pada seseorang diluar sana yang dengan sabar menunggu dipersilahkan masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Masuk" suara bariton yang mampu mengintimidasi siapapun yang mendengarkan mengintrupsi agar seseorang yang ada diluar segera masuk.

Pintu besar itu terbuka,menampilkan sosok pria dengan pakaian casualnya yang terkesan santai.

"Permisi Tuan" Setelah mengucapkan kalimat sopan santun antara bawahan dan atasan,pria casual itu berjalan mendekat kearah meja kerja tuannya.Memerlukan setidaknya 15 langkah untuk sampai di depan meja kerja Sebastian Antoine Maldiv.

"Tuan terlihat sangat kelelahan,sebaiknya mengambil waktu istirahat sebentar.Ini sudah 5 jam berlalu bagi tuan untuk bekerja tanpa istirahat" Sementara si bawahan menyampaikan rasa pedulinya,sang atasan tidak bergeming sama sekali.Ia masih memejamkan matanya sembari menikmati empuknya sandaran kursi yang dibuat khusus untuk dirinya demi kenyamanannya dalam bekeja.

"Hanya buatkan aku kopi" Itulah perintah berikutnya yang mengalir dari mulut tuannya.

"Tuan sudah meminum habis 4 gelas kopi sebelumnya,cafein yang berlebihan sangat tidak baik bagi kesehatan" Pria itu berujar pada tuannya yang sedari tadi masih memejamkan mata.

"Berhentilah menjadi tangan kanan yang merangkap sebagai dokter.Hanya buatkan aku kopi" Suara datar dengan kesan yang dingin kembali memberi perintah.

"Tapi tuan" Belum sempat tangan kanan itu meneruskan ucapannya,sang atasan memotong dengan kalimat yang tentu saja setelah ini tidak dapat dibantah.

"Berhentilah membuat aku merasa kesal,sebelum aku benar-benar kesal padamu dan melampiaskannya dengan beberapa pukulan yang tentu saja akan aku sarangkan pada mulut yang tidak bisa diam itu" Skakmat sudah,siapa yang berani melawan kalau sudah kalimat itu yang terucap,sang bawahan menundukkan kepalanya dan tanpa mengurangi rasa hormat ia pamit meninggalkan ruangan pada tuannya.

Selang beberapa menit kemudian suara ketukan pintu kembali bergema didalam ruangan,bos besar kembali memberi perintah masuk bagi dia yang mengetuk pintu.

Pintu terbuka saat bos besar juga membuka kelopak matanya yang sedari tadi ia pejamkan.Terlihat wanita paruh baya berpakaian serba putih dan celemek hitam yang menggantung dipinggang lebarnya menundukkan kepalanya sedetik dan melangkah mendekati meja kerjanya pada detik berikutnya.

Wanita paruh baya itu berjalan mendekat sambil membawa sebuah nampan yang terbuat dari perak,diatas nampan telah tersusun rapi secangkir kopi,segelas air putih dan satu botol suplemen.Dengan telaten wanita paruh baya itu meletakkan satu demi satu perkakas yang ia bawa sedemikian rupa.

"Lucas yang memberikan suplemen itu agar tubuh tuan tetap fit,ia sangat berharap tuan mau meminumnya.Istirahatlah sebentar,jangan memaksakan tubuh yang sudah lelah" ucap wanita paruh baya itu sopan sambil mengukirkan sebuah senyuman dan terdengar hangat di telinga Sebastian,seperti nasehat seorang ibu yang diucapkan pada anaknya.Tanpa perlu direkayasa Sebastian membalas senyuman wanita paruh baya itu dengan tak kalah hangat.

"Aku mengerti bi,Bibi boleh keluar" Tidak ada lagi kesan dingin pada ucapannya kali ini.

Wanita paruh baya itu sedikit membungkukkan tubuhnya,dan berlalu pergi meninggalkan ruangan besar berdesign maskulin itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang