3 ● Apartemen Sebelah

17.8K 2.2K 105
                                    

"Ya! Apa kau punya makanan?" tanyanya lagi.

Heol! Kalaupun aku punya makanan, aku tidak akan memberikan padanya! Dasar orang gila!

Tentu saja aku menjawab, "TIDAK!"

Jimin kembali berjalan ke arahku, reflek aku pun mundur beberapa langkah. "Kau pasti berbohong kan?" katanya.

"Untuk apa aku membohongimu! Sudah ah! Aku ingin pergi ke supermarket," kataku, lalu aku berbalik hendak meninggalkannya karena perutku tambah keroncongan sekarang.

"Tunggu dulu," katanya pelan.

Akupun kembali berbalik. "Wae?"

"N-na," ucapnya terbata-bata.

Sumpah, kenapa namja yang satu ini sangat bertele-tele.

"Ppalli!" sekarang aku mulai tidak sabar.

"Bisa kah kau memasak untukku?"

"Mwo?"

Apa aku tidak salah dengar? Dia minta tolong kepadaku? Ya walaupun tidak mengatakan kata 'tolong'.

"Memasak untukku," katanya lagi.

"Shireo," jawabku cepat.

Tentu saja aku tidak mau! Untuk apa memasak untuk orang yang sudah mempermalukanku di depan umum?

"Aku tidak bisa memasak, biasanya pembantuku yang memasak untukku. Tapi karena ini sudah malam, dia baru kembali besok pagi sekalian merapihkan apartemenku."

"Lalu?" balasku tidak perduli.

"Perutku lapar," ucapnya lagi dengan suara memelas.

Astaga, suaranya itu terdengar begitu pasrah, ah salahkah aku memiliki hati yang baik? Sejujurnya aku tidak tega. Tapi mau bagaimana lagi? Aku terlanjur membenci orang di depanku ini. Lalu suatu ide melintas di pikiranku.

"Ada syaratnya," kataku yang sukses membuatnya mengerutkan kening.

"Apa?"

"Kau harus meminta maaf padaku soal kejadian di kantin."

Jimin terlihat berpikir, tapi dua detik kemudian mulutnya kembali terbuka untuk mengatakan sesuatu. "Baiklah, aku minta ma—"

"Di depan semua orang," kataku menyela perkataannya. Haha rasakan kau Park Jimin! Permintaanku pasti membuatnya kaget!

"Mwo? Michoseo?!" benar saja kan!

"Ya sudah kalau tidak mau." Aku kembali berbalik dan berjalan menjauhinya. Tapi baru tiga langkah aku berjalan Jimin mengeluarkan suara lagi.

"Hm arraseo.. geudae.." ucapnya menggantung. Akhirnya dia mau juga kan! Eh tapi?

"Wae?"

Aku kembali menghadapnya. Tapi kali ini dengan kerutan di dahiku.

"Setiap malam kau harus masak untukku," lanjut Jimin.

Heol! Apa dia benar-benar gila? Bagaimana bisa? Orang ini sangat licik rupanya!

"SHIREO!"

"Kalau begitu aku akan bilang kepada Jung ssaem kalau kau yang menggodaku, jadi kau akan mendapat detensi 6!" kata Jimin lalu ia memerlihatkan smirk liciknya lagi.

Apa-apaan dia! Bagaimana kalau dia benar memberitahu Guru Jung! Walaupun Guru Jung sudah tau, paling tidak aku hanya mendapatkan detensi 2! Tapi kalau dia mengadu yang macam-macam, matilah aku!

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang