Move

337 57 40
                                    

huwaaa!!!eotteokhae?? Mina-ah Jae rim-ah?" Tangisan dan teriakan gadis berkuncir satu itu membuat seluruh pelanggan rumah makan itu menoleh pada mereka bertiga seolah-olah ingin mengatakan bahwa mereka terganggu dengan Tangisan dan teriakan salah satu teman mereka itu.
"Jeoseonghamnida.. Jeoseonghamnida" salah satu gadis berponi yang dipanggil Mina tadi meminta maaf atas kelakuan temannya yang sudah mengganggu kenyamanan para pelanggan.
"Aish! Jinjja!! Diamlah!! Kau membuat orang-orang menoleh ke arah kita. Apa Kau tidak malu?" Bisik gadis yg berambut sebahu itu sambil sedikit menundukkan kepalanya menahan malu. Tidak lupa ia membekap mulut temannya tadi yg bisa membuat mereka diusir dari sana karena membuat keributan lagi.
"Gwenchana hani-ah? Berhentilah menangis" gadis yang bernama hani itu terlihat belum puas menangis saat Mina menepuk-nepuk bahunya untuk menenangkannya.
"Bagaima-"
Perkataan Hani terhenti ketika dengan tanpa permisi Jae rim menjejalkan sepotong daging kedalam mulutnya yang langsung membuatnya bungkam mengunyah daging itu.
Hmmpphh
"Hmmm.. neomu mashitta" mulutnya sibuk mengunyah daging lezat itu. Seketika ia teringat kembali dengan hal yang akan terjadi pada mereka bertiga.
"Bagaimana kalau aku merindukan kalian, bagaimana kalau nanti aku tidak punya teman, Bagaimana kalau hal-hal buruk terjadi padaku. Huwaa eotteokhae!!!"
Oopss
Mulutnya yg penuh makanan membuat hani tanpa sadar memuncratkan sebagian isinya ke arah depan ketika ia bicara penuh dengan emosi.
"Ya!!! Kau jorok sekali!! Aishh Jinjja! Ini sangat menjijikkan" sambil membersihkan makanan yg ada diwajahnya ia mengomel membuat hani sadar bahwa ia memang sedikit berlebihan.

Rumah makan

Jae rim POV
Aish gadis ini benar benar bisa membuatku gila. Tingkahnya yang aneh membuatku kesal. Yang benar saja tiba tiba menangis di sebuah rumah makan, padahal saat di sekolah dia tertawa bahagia karena lulus dengan nilai yang-lumayan lah tidak terlalu buruk. Dan terlebih lagi dia menyemburkan makanan yang dikunyahnya ke wajahku karena makan sambil menangis, itu benar benar menjijikan.

Seberapa anehnya dia aku tidak pernah sampai membencinya. Ya, aku, Mina, Hani, kami selalu bersama sama sejak kelas satu SMP.

Aku bukan tipe orang yang mudah bergaul dan terlebih lagi aku selalu bersifat dingin pada orang yang belum ku kenal. Tapi entahlah bagaimana aku bisa sampai berteman dengan mereka,aku lupa. Yang jelas aku merasa nyaman bersama mereka.

"Jadi kalian mau sekokah di mana" Tanya mina tiba tiba
"Entahlah" lalu aku melirik hani, tampaknya dia sama sekali tidak mendengarkan Mina berbicara, dia sibuk dengan makanannya, tch dia selalu begitu. "bagaimana denganmu Mina-ah"
"Sepertinya orang tuaku tak mengizinkan ku untuk memilih sekolah sendiri" ia menatap ke arah lain.
"J-Jangan terlalu dipikirkan, begitulah orang tua selalu memilih dengan pendangan mereka sendiri haha lagipula semua sekolah sama saja, sama sama menyebalkan haha". Jawabku asal.

Ia hanya merespon jawabanku dengan tersenyum, namun tatapannya masih sama, ia tidak melirik ke arahku sama sekali. Ia masih terlihat sedih.

Ya aku memang tidak tahu cara menghibur orang yang sedang sedih. Setiap aku mencoba, bukannya menghibur justru kata kataku malah terkesan seperti menambah penderitaan mereka. Payah.

"Grooaak" Hani bersendawa dengan kerasnya.
Mataku membelak "Yaaaa!!!kemana perginya semua daging tadi"

"Disiniii" Jawabnya sambil menepuk perutnya
"Jae rim-ah Mina-ah kau harus lebih sering mengajak ku makan makan seperti ini, ini benar benar enak"

"MWO??!! Kau menghabiskan semuanya?" Tanya Mina dengan tegas

"Aniyo, aku menyisahkan beberapa untuk kalian..aku sangat baik bukan, kau harusnya berterima kasih kepada ku" Jawabnya sambil memberika piring yang berisi beberapa potong daging

Mata Mina melebar "Mwoya..ini sedikit sekali hani-ah"

"Apa kau mau memberi makan kucing hah?"

"AISHH KAU KETERLALUAN HANI-AH" Pekik Mina sambil memukuli lengan Hani

"Apa apa apa, hentikan Mina-ah"
"Tidak,aku tidak akan berhenti memukulmu"

"Lebih keras Mina-ah" ucapku sambil terkekeh

Sepertinya Mina sudah melupakan masalahnya yang tadi. Syukurlah.
-------------------------------------------------
Di luar rumah makan
Jae rim POV

"Ahh hari ini sangat menyenangkan" Kata Hani sambil menepuk perutnya "kalau begitu aku pamit dulu ya, sepertinya bis ku sebentar lagi datang, jangan lupakan aku yaa, sering sering lah mengirim pesan padaku dan jangan lupa menelpon ku"

"Dasar cerewet" jawabku sambil tersenyum
"Kau juga jangan melupakan ku Hani-ah" sahut Mina

"Ah bisnya sudah datang, aku harus pergi"
"Byee" ujarnya sambil berlari ke arah bis
"Jangan lupakan aku Hani-ah" Teriak Mina
"Jaga dirimu Hani-ah" Tambah ku
"Ne"
Bahkan saat bis melaju menjauh, aku bisa melihat Hani masih menempelkan wajahnya pada kaca belakang bis, ia masih memandangi kami, benar benar kekanak kanakan.
Saat sedang menunggu bis tiba tiba ponsel milik Mina berbunyi, ia berjalan beberapa langah menjauh dari ku dan mengangkat telponnya.

"Mianhae Jae rim-ah, ibuku menyuruhku untuk segera pulang, apa kau tidak apa apa jika menunggu bis mu sendiri" tanyanya cemas

"Atau..ah lebih baik aku menunggu mu sampai bis mu datang,lalu aku akan pulang naik taksi, nanti aku bisa beralasan pada ibuku"

"Gwenchana, pulang lah Mina-ah"

"Kau yakin tak ingin aku menemanimu"

"Tak apa, pulang lah, sebentar lagi pasti bisnya datang" aku berusaha meyakinkan Mina

Lalu ia segera menyetop sebuah taksi

"Jaga dirimu ya Jae rim-ah"

"Kau juga Mina-ah, sampaikan salam ku pada anjing mu haha"

Mina hanya membalasnya dengan tersenyum dan mulai berjalan mendekati taksi yang akan ia naiki
Saat memegang knop pintu taksi, tiba tiba ia berbalik ke arahku. "Jangan pernah lupakan aku ya"

Aku membeku, tiba tiba hatiku terasa perih, sepertinya aku akan menangis, tidak tidak, tidak mungkin seorang Park Jae rim menangis karena hal hal sederhana seperti ini.
"K-kau ju-ga jangan melupakan ku ya Mina-ah" aku berusaha agar tidak menangis.
Ia hanya tersenyum setelah itu masuk kedalam taksi.

Taksi mulai melaju menjauhi ku. Aku terus melihatnya hingga hilang dari pandangan ku. Sekarang aku lebih terlihat kekanak kanakan, seperti Hani.

Aku merasa seperti telah kehilangan dua orang yang sangat berharga bagi ku, sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat dimana aku bisa menangis sepuasnya dan tak satupun yang mengetahuinya.

10 menit berlalu
20 menit berlalu
30 menit berlalu

Aish kemana perginya bis bis ini, separuh tubuhku sudah mati rasa, ini sangat dingin aku sudah tak tahan lagi. Aku merapatkan mantel yang aku kenakan.

"Jae rim-ah!!". Tiba tiba seseorang memanggilku.

Aku mencoba mencari siapa pemilik suara itu.

Menyebalkan kenapa orang ini ada di sini, apa dia mengikuti ku.

-------------------------
-to be continued-

Jangan lupa vote dan komen yaa~
Maaf kalo masih ada typo, Maaf juga kalau bahasanya masih kacau karena Ini ff pertama kami
niihanii
zahraulmufidah

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang