prolog

646 38 4
                                    

Kembali, pria dengan surai pirang itu menghela napas panjang. Hari telah beranjak malam, dan ia belum kunjung datang setelah 3 jam dari waktu yang telah ditentukan.

Tangannya yang dingin masih setia memegang handphonenya, berharap ada sebuah kepastian dari sana. Apa dia lupa?

Tidak! Pria itu menggelengkan kepalanya. Mana mungkin dia lupa, dia sudah janji padanya. Jadi tidak mungkinkan dia melupakannya, mungkin dia hanya memiliki keperluan mendadak yang tidak memungkinkan untuk menghubunginya.

Yah, mungkin seperti itu. Tapi... mengapa segala kemungkinan itu terasa semakin menggerogoti pertahanannya yang entah sejak kapan terasa semakin rapuh disetiap detiknya.

Inikah akhirnya? Sakit, bahkan terlalu sakit hingga ia tidak dapat menangisinya lagi. Di sana, di balik layar handphonenya kepastian yang ia tunggu akhirnya menghancurkan semuanya. Cinta, harta, tahta, kepercayaan, kasih sayang, kenyamanan, rasa aman, rumah ... semua itu hancur seketika, sampai tidak ada yang tersisa satupun di lubuk hati maupun sorot matanya.

Dan saat itu terjadi, sosok itu menghampirinya. Menawarkan sebuah harapan yang tidak akan pernah ditolak oleh setiap jiwa kosong yang haus akan nafsu sepertinya.

Walau ia tau, ia harus membayar mahal untuk hal itu. Tapi setidaknya, biarkanlah ia menikmatinya walau hanya sesaat.

"Kematianmu tidak akan pernah berarti, tapi jika kau ikut denganku. Akan kuberi semua yang kau inginkan. Sebagai gantinya, saat kau sudah memiliki semuanya, aku akan mengambilnya kembali bersama jiwamu yang menyedihkan itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang