Della terbangun dari tidurnya, karena merasakan hawa panas di sekelilingnya yang muncul tiba-tiba.
Della menoleh kesamping, ia tersenyum melihat Suaminya, Alby, yang masih terjaga di tidurnya dan menyurukkan kepalanya semakin dalam ke leher Della.Namun, senyum Della seketika berubah menjadi rasa khawatir ketika melihat badan Alby yang menggigil dan Alby semakin merapatkan badannya kebadan Della.
Tangan Alby juga semakin mengerat melingkari pinggang Della, seolah ia membutuhkan kehangatan tambahan. Badan Alby berkeringat. Della semakin khawatir, ia lalu meletakkan tangannya didahi Alby.
"Astaga!" pekik Della terkejut karena dahi Alby sangat panas. Lalu ia meraba leher Alby, dan semakin khawatir ketika badan Alby memang betul-betul panas.
"Bi, kamu demam," seru Della bingung mau berbuat apa.
"Ngg..hh" gumam Alby, "dingin Dell," ucapnya dengan suara serak dan lemah.
Alby semakin merapatkan badannya kebadan Della. Della merengkuh balik badan Alby, dengan satu tangannya dibawah leher Alby yang mengusap kepalanya.
"Bi, kamu demamnya tinggi banget. Kita kedokter ya?" bujuk Della.
Alby menggeleng lemah dipelukan Della.
"Trus maunya gimana? Kalo kamu gak mau ke Dokter, gimana mau sembuh?" tanya Della masih mencoba membujuk.
"Gak mau Dell," tolak Alby setengah merengek.
Della menghela nafasnya pelan, setelah tadi malam Alby kehilangan kendali dan ketakutan, paginya justru Alby sakit. Bahkan suhu badannya sangat panas.
"Ya udah, kamu tunggu disini dulu. Aku mau ambil kompresan dulu buat kamu, sekalian mau buat bubur." ucap Della, lalu melepas pelukannya dari Alby.
Alby langsung menatap Della kesal, apa Della tidak tau ia kedinginan? Alby masih ingin dipeluk Della, kenapa justru dilepas? Alby lalu merekatkan tangannya dipinggang Della lebih kuat.
Della melihat Alby balik, tatapannya melembut mencoba membujuk Alby. "Bi, gimana aku mau ambil kompresannya kalo kamu kurung gini terus?"
"Aku gak mau Adel, kamu disini aja. Jangan pergi," rengek Alby manja.
Della mengerutkan dahinya, sejak kapan Alby memanggilnya dengan sebutan lain? Dan apa itu tadi, ya ampun ternyata Alby lebih imut jika sedang kesal begini ditambah merengek pula.
Della menahan senyum, mencoba membujuk Alby lagi. "Trus, gimana kamu mau sembuh kalo aku cuma disini doang? Aku juga harus cepet-cepet berangkat sekolah Bi. Makanya, tangannya dilepas dulu ya?" Della tak tau jika Alby manjanya bisa tiga kali lipat dari biasanya jika sedang sakit. Bahkan ia merasa sedang membujuk anak kecil sekarang.
Alby kesal! Demi apapun! Alby cuma mau dipeluk Della, gak mau kalau Della pergi. Kenapa Della ngotot banget mau buatin bubur, trus ninggalin Alby dirumah sendirian. Apa ia tak kasihan melihat Alby yang sudah lemah tak berdaya?
"Gak usah sekolah Dell, kamu temenin aku aja. Kamu gak boleh pergi," larang Alby.
Della lagi-lagi menghela nafas, sebenarnya hari ini ia ada ulang harian bahasa Jepang, namun melihat Alby yang keadaannya seperti ini, ia juga tak tega meninggalkan Alby.
Della mengangguk, lalu tersenyum tipis. "Makanya, tangannya dilepas dulu ya? Biar aku buatin bubur buat kamu. Emang kamu gak mau sembuh?" please Dell, ini udah betul-betul membujuk anak kecil!
"Aku ikut."
"Kemana?" tanya Della heran.
"Kebawah, temenin kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...