Vol 06

206 18 5
                                    

Sudah 3 lagu dibawakan oleh band the five cool boys yang masing masingnya diselingi oleh acara hiburan seperti stand up comedy dan breakdance serta modern dance maklum yang bikin anak seni jadi acara itu berhubungan dengan seni.

Sementara itu di kursi penonton Tatiana terlihat sangat bad mood, beberapa kali matanya melirik kearah pintu keluar.

Kondisi itu sangat berbeda dengan Fiko dan Mia yang sedari tadi bertepuk tangan, dan tertawa, mereka terlihat sangat menikmati acara tersebut.

“wah na gokil banget nih acaranya , nggak nyesel gue, makasih ya na” ucap Fiko tiba-tiba.

“haa? Oh iya.. iyaa fik hehehe asik yah” Tatiana mencoba untuk mengasyikan diri, padahal jauh di dalam hatinya iya ingin cepat pulang dan cepat keluar dari ruangan itu.

Hal ini terjadi karena dari lagu pertama sampai lagu ketiga cowok yang dipanggil Rama oleh para penonton , yang merupakan vokalis itu, sudah beberapa kali bertemu pandang dengan Tatiana.  

Lantunan music terdengar lagi kali ini lagu one direction yang judulnya night changes

going out tonight
Changes into something red
Her mother doesn’t like that kind of dress
Everything she never had she’s showing off…

Tepukan penonton terdengar kembali bahkan kali ini lebih antusias dari  sebelumnya, disisi lain terdengar suara cewek cewek centil  yang heboh meneriakan nama Rama.

Cowok yang di pangil Rama itu melirik kearah Tatiana, membuat Tatiana semakin tegang dia tidak suka dilihat seperti itu, Tatiana takut jika cowok itu masih dendam dengannya karena kejadian waktu itu .

“na kayaknya gue perhatiin si rama ngeliatin lu terus deh” Mia berbisik ke telinga Tatiana

Tatiana menelan ludah rupanya bukan dia saja yang sadar akan hal itu.

Kemudian Rama menunjuk kearah Tatiana, membuat jantung Tatiana semakin berdegup kencang. Disisi lain ada yang meneriakkan sesuatu yang terdengar seperti “naik! naik! naik!”.

Tatiana masih diam di tempatnya dia berharap itu hanya mimpi . dia tak sanggup melihat ke panggung, hingga sebuah tangan menariknya, entah kapan Rama sudah ada dihadapannya dia menarik Tatiana ke panggung ketika lagunya sudah mulai masuk ke refrain.

we’re getting only older baby
And I’ve been thinking about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?....”

Cowok itu menatap tatiana lekat aroma parfumnya tercium oleh Tatiana, para penonton semakin heboh melihat kejadian itu, Tatiana mencoba melepaskan tangannya dari cowok itu, tapi genggamannya begitu kuat, sementara itu posisi nya sekarang sudah berada di tengah panggung.

“plakkk!!” bunyi itu terdengar jelas seketika cowok itu memegangi pipinya, Tatiana berlari, dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, suara cemooh dari kursi penonton terdengar riuh, Tatiana menutup mukanya dia terus berlari menuju pintu keluar dan tidak memperdulikan siapapun.

Fiko dan mia yang melihat kejadian itu langsung berusaha mengejar Tatiana keluar.

“na tunggu” Fiko dan Mia berusaha mempercepat langkahnya.

Tatiana mulai memperlambat langkah setelah dia mencapai parkiran, air matanya terasa mengalir, dia mengumpat atas tindakannya barusan.

“na..” Fiko memegang pundak Tatiana

“gue mau pulang fik” Tatiana menghapus air matanya

“ok na gue bakal antarin lu pulang” seakan mengerti dengan kondisi fikiran Tatiana, Fiko pun langsung mengambil motornya.

“lu nggak usah fikirin hal tadi yah na” Mia mencoba menguatkan Tatiana

“gue minta maaf ya mi gara-gara gue semuanya hancur” ucap Tatiana lirih

“nggak kok na lo nggak usah ambil hati sama ucapan mereka yang di dalam itu, pokoknya lu sekarang harus nenangin fikiran lu, gue yakin besok semuanya akan kembali seperti semula” Mia mencoba untuk menenangkan Tatiana.

“yuk na kita pulang, mi kita pulang dulu yah” Fiko sudah siap dengan motornya

“ok fik, na, dahh ” Mia melambaikan tangannya.

“udah na lu nggak usah sedih” Fiko memulai percakapnnya dia atas motor

“maafin gue ya fik”

“maaf buat apa na?” Fiko heran

“pasti lu tersiksa yah temenan sama gue, gue kan temperament,gampang emosi, gue jahat yah fik” air matanya kembali mengalir

Fiko tertawa mendengar ucapan Tatiana

“na pertemanan gue sama lu itu nggak memanadang kekurangan, gue nggak pernah sekali pun menganggap lu seburuk itu, yang gue tau tujuan persahabatan kita itu saling melangkapi satu sama lain, Fiko melengkapi tatiana dan tatiana melengkapi fiko ” ucap Fiko.

Tatiana tersenyum sekali lagi dia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Fiko.

Kemudian Fiko mengalihkan percakapan mereka dia tidak mau Tatiana mengingat kejadian tadi, sepanjang jalan pulang Tatiana tertawa karena Fiko mencoba mengingatkan kejadian kejadian lucu mereka pada masa SMA dulu mereka berdua kembali bernostalgia.

Motor Fiko berhenti dirumah Tatiana kemudian Tatiana melambaikan tangannya ke arah Fiko setelah dia sampai dipagarnya, Fiko membalas lambaian itu dia tersenyum ke arah Tatiana

“jangan sedih lagi ya na”

“makasih ya fik, gue jadi malu nih sama lu”

“dih kayak sama siapa aja coba? gue kan BFF lu ” Fiko nyengir melihat semu merah di wajah Tatiana 

‘andai lu tau na.. gue nggak pernah memandang kekurangan lu… yang gue tau lu itu begitu sempurna di mata gue.. gue pengen menjadi sesuatu yang lebih dihati lu.. karena gue begitu kagum sama lu na…bukan sebagai sahabat…’    

       

My Choice My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang