BAB 3

6.7K 371 35
                                    

Baikklahh ,, dengerinn semuaa,
DARE-nya adallahhhhh........
KALIAN HARUS PACARAN SELAMA TIGA MINGGU!!"

"Haahhhh!!!", Aku menutup mulut dengan kedua tanganku, apa-apaan nih senior, aku melirik ke arah si KETOS, dia juga kaget ternyata.

"Maksudnya apa kak?", jujur aku benar-benar gak tau maksudnya apa.

"Ishh, maksudnya lo Difa dan Rifki kalian harus pacaran selama tiga minggu, ya kalian harus pulang bareng, berangkat bareng, ya layaknya orang pacaran ajah gitu, walaupun cuma DARE".

"Tapi kak.."

"Gak ada tapi-tapian, kalo mau protes, protes ke Rifki kenapa kertasnya bisa nyampe ke lo, dan lo Rifki kalo mau protes, protes ke diri lo sendiri kenapa lo milih dare. Gimana Rif lo mau kan jalanin Dare nya?".

"Terserah lo deh, gue capek".

Oke fix, ini bikin aku tambah linglung apaan coba, PACARAN?, TIGA MINGGU?, CUMA DARE?, dan kak Rifki cuma jawab TERSERAH!.

"Kak,,"(Seseorang mengangkat tangannya), "gimana kalo kak Rifki suruh nembak Difa sekarang ajah kan seru tuh".

Sialann. Itu si Iqbal apa-apaan coba.

"Oh ya bener, Rif sekarang lo harus nembak Difa".

"Harus yah?".

"Iya harus, harus se-romantis mungkin, kalo gak dare nya gue tambah jadi sebulan".

"Oke, iya iya".

Perasaanku makin gak enak.
Kak Rifki mendekat dan bertekuk lutut di depanku.

"Hmm, dek, ehh siapa nama lo?".

"Difa, masa lupa?, lagian manggil dek juga boleh", jawab kak Adi.

"Brisik lo Di, gue nanya dia".

"Ceiilahh,, giliran ada yang cantik gue dicuekin. Oke lanjutt".

"Ishh, dek, ehh Difa lo mau kan jadi pacar gue,'ehh maksudnya cuma DARE doang kok, gak lebih".

Bel tanda istirahat berbunyi, tanpa ngomong apa-apa lagi aku berlari meninggalkan ruang aula, entah kenapa aku merasa sangat dipermalukan disini.

Author pov

Adifa berlari dari ruang aula menuju ke taman belakang sekolah.
Seluruh penghuni aula bingung akan tingkah Difa, sepertinya ia menangis.
Rifki yang merasa bersalah pun mengejarnya.

Benar saja Difa sedang menangis di taman, kemudian Rifki mendekatinya, kemudian mengambil tisu dari saku celana nya.

"Nih, hapus air mata lo, cengeng banget sih jadi cewek".

Difa menepis tangan Rifki cukup keras. Rifki hanya menggelengkan kepalanya dan duduk disamping Difa.

"Lo merasa dipermalukan?, maafin temen gue , dia emang kayak gitu suka aneh.

Adifa hanya diam saja tanpa menjawab perkataan Rifki, ia malah buang muka, ia tidak mau menatap Rifki.

"Kok buang muka sih?".

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Lima detik

Tak ada jawaban sama sekali daru Difa.

"Hay, kakak tantik kok diem sih?", Rifki berusaha menghibur Difa dengan suara menyerupai anak kecil.

Namun hasilnya nihil.

Rifki sedikit kesal dengan Difa, namun harus gimana lagi, ini semua juga salahnya.

"Kacang , kacang, kacang, baru kali ini gue dikacangin sama cewek cantik, biasanya mereka yang ngejar-ngejar pengin ngobrol sama gue".

Difa hanya terkekeh dengan ucapan Rifki.
Ehh, udah berapa kali Rifki bilang Difa cantik?.

Uhh, jadi baperr.

Husshh ada-ada ajah.

"Kak...".
Akhirnya Difa membuka mulutnya setelah dari tadi hanya menguncinya.

"Iya..".
Rifki nampak senang karena ia berhenti jadi kacang.

"Plisss, tinggalin gue, gue pengin sendiri".

"Ck, kirain lo mau bilang iya gue maafin, yaudah gue pergi, tapi jangan nangis disini, nanti lo digodain kakak kelas ganjen lo".

Rifki meninggalkan Difa yang hanya membisu, namun dibalik diamnya Difa merasa ngeri dengan perkataan terakhir Rifki 'nanti lo digodain kakak kelas ganjen lo' , hiiihhhh sereemmm.

Adifa pov

Hufftt, ngapain juga aku nangis cuma gara-gara malu, toh itu cuma permainan.
Aku memutuskan untuk mencari teman-temanku. Aku berjalan melewati koridor kelas X, ternyata mereka ada disana.

"Lo abis dari mana Dif, lo baik-baik ajah kan?".

"Gue gak papa kok Syif, gue dari taman belakang nenangin otak".

"Lo mah aneh Dif ditembak sama kak Rifki yang beuuuhhhh kereeenn abbiisss, malah lari, kalo gue jadi lo gue sih langsung trima walaupun cuma DARE"

"Caca sayangg, yang cantiknya melebihi incess Elsa, kalo temennya lagi sedih tuh jangan nyerocos mulu", bentak Syifa.

"Udah lah Syif, gak papa, gue juga aneh sama diri gue sendiri, btw, Amel mana?"

"Katanya sih kekamar mandi , tapi kok lama banget yah".

Lima menit kemudian Amel datang sambil berlari.

"Hhhh, gue lama ya".

"Gak...."

"GAK SALAHH LAGIIII", teriak Caca.

"Abis dari mana sih?", tanya ku.

"Maaf tadi gue dari kamar mandi trus gue denger kayak orang berantem gitu, ya udah gue liat deh, lo pengin tau siapa yang berantem?".

"Hahhhh,, emang siapa yang berantem?".

"Kepo lo Ca". Aku sedikit becanda

"Nah, mereka berantem itu ada sangkut pautnya sama lo Dif".

"Kok guee??"

------------------------------------------------------

Thanks for readers..
Sempatkan vomment yh

Cuma DARE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang