The Name of The Sin

260 3 9
                                    


          "Aaah... sungguh bayi yang sangat manis," sebuah pujian keluar dari mulut seorang wanita —dengan sayap hitam yang melekat di punggungnya —yang tengah melihat kelahiran seorang bayi dari tempatnya —di atas langit. Dia adalah seorang dewi, dewi yang mengatur takdir setiap orang di dunia.

          "Ooh iya... aku tahu," ucapnya lagi. "Bagaimana kalau kita sedikit bermain-main... bayi kecil yang lucu," sebuah senyuman jahil tergaris di wajahnya.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

          "Mira... tunggulah di sini sebentar, ibu akan segera kembali," begitulah ucapan ibuku... namun hingga 10 tahun —hingga umurku sekarang 15 tahun —ia tidak pernah kembali. Akutahu... mungkin ibu meninggalkanku karena malu, memiliki anak sepertiku. Selama 10 tahun aku hidup sediri, hidup dalam penderitaan, dihina, dicaci maki, dikucilkan, disiksa.

          Semua penderitaan itu aku alami karena tubuhku, —dengan rambut panjang berwarna putih yang sangat berbeda dengan semua orang, dan bekas luka di wajahku —semua orang merasa jijik melihatku. Siapapun yang melihatku pasti akan berkata,

          "Dasar kau monster!"

          "Kau bukanlah manusia seperti kami, pergi dari sini!"


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


          Perkataan itu aku dengar setiap saat, di manapun, kapanpun, dan apapun yang aku lakukan, mereka tetap akan memperlakukanku seperti itu. Tapi, aku selalu berusaha untuk tidak memikirkan itu semua, —meskipun sebenarnya mustahil untuk menghiraukan perkataan yang sangat menyayat hatiku, tapi aku tetap berusaha —karena, jika aku terus memikirkannya... air mataku akan terus mengalir... tanpa henti, bahkan air mataku mungkin akan berubah menjadi darah yang terus membasahi wajah menjijikkan ini.

          Aku selalu berdo'a kepada dewi takdir, aku memohon kepadanya untuk mengabulkan keinginan terbesarku... untuk memiliki seorang teman, teman yang selalu berada bersamaku, menghibur ketika aku sedih, menemani ketika aku kesepian, dan membantu ketika aku mengalami kesulitan, jika hal itu terkabul... hidupku akan berubah menjadi sangat indah dan menyenangkan —atau setidaknya itulah yang aku pikirkan.

The Name of The SinWhere stories live. Discover now