[8] Selangkah Lebih Dekat

47 2 0
                                    

Terimakasih bagi yang sudah membaca dan memberi voting!!! :) Happy reading, guys!

Tetangga Nasywa memberikan kunci cadangan yang telah dimintanya dari ibu kos kepada Oji. Pintunya memang dikunci dan jika pacarnya saja dicuekin, apalagi Oji!

Jadi, Oji diam-diam membuka pintu kosnya. Sesaat setelah memutar kenop pintu, ia melihat isi ruangan kecil itu dengan mulut menganga.

Ia tak menyangka bahwa ruangan itu akan sangat bersih dan rapi. Terlepas dari sifat Nasywa yang sangat manja, ternyata perempuan itu pencinta kebersihan.

Di dalam ruangan itu terdapat dapur sederhana yang bersebelahan dengan kamar mandi. Ada dua kursi kecil juga dengan meja di sana, sepertinya biasa digunakan sebagai meja makan.

Di dekat tempat pencuci piring, terdapat deretan piring plastik yang beraneka ragam warnya tertata rapi bersama gelas-gelasnya.

Kemudian, ia menuju sebuah pintu yang sudah pastinya kamar milik Nasywa. Ia tidak bisa membayangkan seorang putri pejabat bisa tinggal di tempat kecil seperti ini.

Ia memutar kenopnya dan melihat Nasywa sedang melukis dinding kamarnya dengan antusias. Setengah dinding itu sudah terlukis pemandangan padang rumput yang indah.

Sekarang perempuan itu sedang melukis bagian kursi panjang yang terletak di tengah-tengah padang rumput. Ada dua bayangan hitam di sana. Seorang perempuan yang menyender di pundak laki-laki.

Menikmati pemandangan di hadapannya, Oji terkejut ketika melihat darah segar mengalir dari hidung perempuan itu.

Cepat-cepat ia mengambil tisu yang terletak di atas meja riasnya dan menghampiri perempuan itu.

Nasywa bukan hanya terkejut. Ia luar biasa terkejut melihat kedatangan Oji yang tanpa suara ke dalam kosnya. Bahkan kamarnya!

Laki-laki itu membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya. Kemudian, memintanya untuk menunduk agar darahnya berhenti. Laki-laki itu bahkan memencet hidungnya dan menyuruhnya untuk bernafas melalui mulut.

Setelah yakin darahnya berhenti, Oji menatap Nasywa dengan khawatir.

"Udah makan?"

Nasywa menggeleng pelan. Seakan terhipnotis dengan perbuatan Oji barusan.

Oji berdecak pelan. Ia berdiri kemudian keluar kamar, meninggalkan Nasywa yang termangu di tempatnya.

Tunggu! Dia ngapain di sini!? Tersadar, Nasywa langsung mengikuti laki-laki itu. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Oji sedang melihat isi kulkasnya.

"Nggak ada apa-apa?"

Nasywa lagi-lagi menggeleng.

"Ck! Udah berapa lama nggak makan?" tanyanya kesal sekaligus khawatir. "Tadi malem tidur telat ya?"

"Ng... nggak tidur."

Terkejut, Oji menatap tak percaya pada Nasywa. Kemudian, laki-laki itu teringat pada lukisan di dinding kamar perempuan itu.

Jadi, perempuan itu tidak tidur semalaman untuk menggambar di dinding!?

Dengan cepat ditariknya lengan Nasywa yang terasa menghangat. Namun, Nasywa menahannya. Merasa bahwa ia tak harus mengikuti Oji pergi.

"Mau ikut sukarela atau digendong?" tanyanya dengan nada mengancam.

***

Oji mengajaknya makan di sebuah warung sederhana yang terletak tak jauh dari tempatnya tinggal. Laki-laki itu memesan makanan lima sehat empat sempurna.

Sparkling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang