Part 9

112 21 26
                                    

Arga Pov,-

"Swan buruan....!!" teriakku. Sudah hampir 30 menit aku menunggu gadis itu di ruang tamu. Pasalnya gadisku itu sedang berdandan ria di kamar. Emang ya jadi cewek itu ribet banget. Mandi 20 menit, pake baju 10 menit, dandan 30 menit.

Hah untung aja aku cowok, gak perlu waktu lama.
Mandi 10 menit, pake baju 5 menit, dandan 5 menit. Gak usah pake bedak atau benda-benda aneh lainnya. Cukup bermodal sisir dan gel rambut, udah deh kelar.

"Ga... yuk.!!" ku lirik Swan yang berdiri di depanku. Lengkap dengan seragam sekolah dan sepatunya. Dengan make up natural dan rambut yang terurai bebas membuat Swan nampak begitu cantik di mataku.

"Nanti pas bell istirahat aku jemput kamu ke kelas" Kataku saat kami memasuki gerbang sekolah.

"Okey Boss !!" Ucap Swan dengan tangan memberi hormat padaku, di tambah senyum ceria di wajahnya.

Senyumnya, tatapannya, wajahnya, bahkan setiap geraknya membuatku berdebar.

"Ga.... " Yudha dan Dito menghampiriku dan Swan yang masih berjalan bersama.

"Hay Swan.." sapa mereka kompak pada gadis di sampingku.

"Hay" balas Swan dengan senyum datarnya. Terlihat dari matanya, gadis itu sepertinya bingung pada dua cowok di depannya sekarang.

"Swan kenalkan, yang ini Dito" tunjukku pada Dito yang masih memasang cengiran kudanya.
Wajahnya yang tirus, dan rambut berponi membuat cowok ini terlihat keren, apalagi dia anggota team basket sekolah.

"Hay Swan, gue Dito Sarasehan" ucap Dito sambil tersenyum mengangkat telapak tangannya.

"Gue Yudha Alaska" lanjut Yudha sambil menampilkan deretan gugi putihnya. Yudha gak kalah tampan sebebernya. Tapi temenku yang satu ini punya sifat kocak yang ngebuat dia menjauh dari kata keren.

"Mereka temen-temen aku" ucapku, menoleh ke samping dan tersenyum manis pada Swan.

"Heh, kalian pada ngapa...." kalimat Artha terputus, saat melihat kalau ternyata Yudha dan Dito sedang mengobrol denganku dan gadis di sampingku yang belum di ketahuinya.

"Oh ya Swan, ini anak baru di kelasku, namanya Artha" Swan tersenyum manis melihat Artha.

"Hay Artha, gue Swan Aleya" Swan mengulurkan tangannya pada gadis di hadapannya.

Tapi sayangnya senyum Swan tidak di balas. Wajah Artha mendadak masam. Bahkan tangan Swan tidak di sambutnya.

"Gue masuk duluan" Artha menatap sinis ke arah Swan, lalu melenggang pergi dan menghilang di balik pintu kelas.

"Dia kenapa sih? Gak ngenakin banget." ocehku kesal melihat kelakuan Artha yang mengacuhkan Swan.

"Lagi dapet kali" jawab Dito sekenanya.

"Gak nyaman kali Ga,sama aku" celetus Swan tersenyum datar. Dasar cewek gila, bete sih boleh. Tapi ya jangan bikin orang sebel dong. Apalagi bikin Swan sedih seperti sekarang.

***

"Ta, lo kenapa sih tadi? ada masalah sama Swan? kan lo baru kenal?" tanyaku menghampiri meja Artha. Tapi bukannya dapet jawaban, malah dapet kacang. Gila aja si Artha ngacangin aku.

"Jawab dong Ta, kalok di tanya" ucapku mulai sewot. Mata Artha kini menatapku, melihatku dengan gurat kebencian. Aku sama sekali gak ngerti jalan pikiran Artha.

"Gue capek Ga. Bisa tinggalin gue sendiri?" jawab Artha akhirnya. Lalu kembali tidur di berbantalkan tangannya yang lipat di atas meja.

"Ga, mau ke kantin gak lo?" tanya Yudha yang tiba-tiba aja udah berdiri di depanku dan Dito.

Take Cover Me 🌸 Complite 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang