Ibu apa salahku apa dosaku?

49 8 3
                                    

Saya tidak pernah memilih bagaimana saya dilahirkan, seumur hidup saya sebagai "Anak Pungut" menyaksikan sendiri bahwa orangtua yang selama ini mengurus dan membesarkan saya sejak kecil adalah orangtua yang sudah baik hati menolong dan mengadopsi saya. Ketika saya telah mengetahui semuanya hidup saya terasa hancur dan perasaanpun menjadi benci kepada orangtua kandung saya.
Sedikit demi sedikit kebencian itu mulai terkikis oleh waktu, entah bagaimana saya menghadapi semua kenyataan ini, saya terus berjalan namun seperti tak pernah meninggalkan jejak apapun diatas tanah. Saya ingin berlari dari semua kenyataan yang telah terjadi namun saya sendiri tidak tau kemana harus menuju
Hantaman paling telak adalah ketika saya duduk di sekolah dasar (SD) saya selalu mendengar sendiri teman-teman saya mengatakan kalo saya adalah "Anak Pungut" sungguh kejamnya mereka semua, saya tidak sepenuhnya menyalahkan mereka namun orangtuanya lah yang tidak menjaga ucapan kepada anak-anaknya. Pada saat jam pulang sekolah saya langsung segera pulang kerumah untuk menanyakan semua kepada mama, Namun sesampainya dirumah saya urungkan niat saya itu karna saya takut menyakiti hati mama.
Pada saat saya duduk dibangku SMP saya selalu banyak mencari kebenaran, sampai suatu ketika saya menceritakan semua kenyataan hidup saya kepada teman saya, ketika saya bercerita saya merasa aga tenangan karna teman saya juga selalu bilang

"Bersabarlah karena diluar sana masih banyak anak-anak yang tidak diurus orangtuanya sehingga mereka terpaksa tinggal dijalanan" ucapnya
Namun ketenangan itu pun cepat berlalu sehingga saya berfikir untuk mencoba mengonsumsi minuman alkohol dan obat-obatan terlarang itu karena saya sudah tidak kuat menanggung beban ini. Waktupun berjalan sehingga ketika saya sudah kelas 3 SMP saya telah mengecewakan orangtua angkat saya karena saya telah membuat kesalahan yang fatal yaitu "Dikeluarkan dari Sekolah"

Waktu terus berlalu tak terasa ketika saya ingin memasuki jenjang sekolah menengah atas (SMA) saya dipanggil oleh paman saya untuk menemuinya, saya pun ditanya mau masuk sekolah dimana dan dia menanyakan "kenapa bisa dikeluarkan dari sekolah" ucapnya, saya langsung menjelaskan dan pada saat itu pun ditempat itu juga ada mama dan papa, entah pamanku tiba-tiba berucap bahwa aku bukan anak kandung mama&papa, sungguh sakit,sedih rasanya benar2 campuraduk saat itu, mama papa menangis dan mereka memelukku lalu mereka berkata
"kamu memang bukan anak kandung kami tapi kami sangat sayang sama kamu, jangan pernah cari ibu kandungmu karna dia sangat membencimu" ucapnya
Setelah pertemuan itu selesai 1 kata yang selalu teringat dikepala saya yaitu
"jangan pernah mencari ibu kandungmu karna dia sangat membencimu" yaAllah apa dosaku?apa salahku? entah apa yang harus saya lakukan saya rindu ingin bertemunya ingin melihat wajahnya saya ingin melihat apakah ada kemiripan antara kami? Dan saya ingin tau cerita hidupnya saat ini,tapi itu sangat sulit untuk ditempuh.
Ketika saya sudah duduk dibangku SMA saya menemukan lelaki yang mencintai saya apa adanya bahkan dia pun tau cerita kehidupan saya sebenarnya, sudah hampir 2 tahun kita bersama. Dia telah mengajarkan saya apa itu bahayanya narkoba dan dia pun yang telah menjauhkan saya dari minuman alkohol dan obat-obatan terlarang. walaupun saya memiliki seorang pacar itu tidak menghentikan saya untuk berfikir ingin menemui orangtua kandungku, seketika saya terdiam diri disudut kamar saya selalu menangis dan selalu berfikir
"Kenapa saya harus ditakdirkan menjadi anak pungut?kenapa kehidupan saya seperti ini?tidak sebahagia teman-temanku,apa yang harus saya lakukan?"
Aku terus menangis tanpa berfikir untuk mencari jalan keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ibu apa salahku apa dosaku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang