Nathan menatap pintu besar yang berdiri tegak dihadapannya. Pintu berukir dengan cat pernis tersebut tampak mengkilat karena terkena cahaya lampu yang terdapat dilorong-lorong hotel. Pintu itu tertutup, mengunci akses orang-orang yang tidak mempunyai kunci kamar tersebut. Pintu itu juga kini tengah menjaga seorang gadis cantik berdarah Arab yang kini Nathan tidak tahu apakah ia sudah tidur atau belum.
Nathan : Sa, tolong bukain pintu kamar kamu dong, aku mau bicara.. Please..
Sarah menatap pesan tersebut sambil menghela nafasnya. Ia bukannya tidak ingin membuka pintu kamar, tapi tidak bisa karena ia kini tengah berada ditaman belakang hotel untuk mencari angin segar. Pandangannya lurus menghadap kearah sebuah pot bunga yang ditanami mawar berwarna merah.
Nathan : Sa, tolong jangan kayak gini, aku jadi gak tau apa-apa dan merasa bersalah banget..
Pesan Nathan yang baru masuk ditatap oleh Sarah penuh ketidak minatan. Ia lalu memilih mematikan ponsel dan menyandarkan dirinya yang masih memakai gaun hasil rancangan Dara tadi.
**
Sarah melangkah menuju kamar tempat ia akan menginap. Dengan rasa kantuk yang menyerang ia akhirnya sampai di lantai paling atas hotel tersebut dimana kamarnya berada. Ia terdiam cukup lama ketika melihat cowok tersebut duduk bersandar pada pintu kamarnya. Pandangan cowok tersebut lurus kedepan dan tidak sadar bahwa Sarah tengah berdiri tidak jauh darinya.
"Than, minggir, aku mau masuk" itu adalah kalimat terpanjang yang diucapkan oleh Sarah hari ini menurut Nathan. Nathan yang terkejut dan senang segera berdiri dan mengulum senyuman manisnya untuk Sarah. Namun Sarah tidak menatap Nathan dan memilih berjalan lurus saja kearah pintu kamar, memilih untuk tidur daripada meladeni cowok tersebut.
Sarah melengos melewati Nathan yang kini menatap Sarah datar. Ia tahu kini Sarah sedang marah kepadanya. Tapi ia tidak tahu apa yang dilakukannya hingga membuat cewek itu tidak lagi menatapnya.
Langkah Sarah terhenti ketika lengannya dicekal dengan genggaman Nathan. "Jangan pegang-pegang" ucap Sarah dengan matanya yang berkilat marah menatap Nathan. Nathan yang tidak mau kalah mengeratkan pegangannya tidak ingin terlepas dari Sarah. "Aku mau ngomong" ucap Nathan datar. Rasanya emosinya juga naik seiring Sarah memperlakukannya sangat dingin."Apa? Sudah ngomong saja kamu sama tembok, aku mau tidur, perang urat itu rasanya melelahkan" ucap Sarah menghentakkan lengannya kuat-kuat lalu melangkah meninggalkan Nathan setelah pegangan Nathan tersebut terlepas dari lengannya.
Sarah menghela nafasnya setelah mengunci pintu kamar rapat-rapat. Rasanya ingin mengatakan kepada cowok itu bahwa ia berang atas sikap Nathan seperti itu. Tapi egonya menahannya untuk mengatakan hal itu. Rasanya tubuhnya sangat lelah sekarang karena harus bertahan untuk egonya untuk tidak membiarkan Nathan menjelaskan apapun.
Nathan menghela nafasnya lalu hendak melangkah menjauhi pintu kamar gadis itu. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar pintu kamar Sarah terbuka sedikit. Gadis tersebut menyelipkan selembar kertas dan meletakkannya dilantai. Ia kemudian menatap mata Nathan sekilas dan kembali menutup pintu kamarnya.
Nathan segera meraih secarik kertas tersebut. Melihat apakah ada tulisan disana.
Oke, besok jam 7 pagi di restoran hotel ini. Jangan sampai telat.
Rasanya ada angin segar yang menghampiri Nathan, membuat bibir Nathan mengembangkan senyum manisnya. Ia menatap pintu kamar yang sudah tertutup itu sambil tersenyum. Kemudian ia melangkah kembali kekamarnya.
**
Yuni sedang membolak balikan halaman buku yang ia baca sedaritadi. Kepalanya sangat pusing memikirkan ujian susulan yang akan dilaksanakan minggu depan setelah wali kelasnya memberitahukan Yuni tadi pagi. Yuni menghela nafasnya panjang, memilih menyerah untuk membaca lagi dan ia memutuskan untuk menutup buku pelajarannya. Mata Yuni menatap macbooknya, ia lalu meraihnya dan mulai menghidupkan macbook tersebut untuk sekedar menonton film yang ia sukai. Sebuah pesan singkat masuk kedalam ponselnya. Membuat Yuni menghentikan sementara aktifitasnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarah, Si Cewek Arab
SpiritualSarah, gadis cantik, alim dan ekstra cool. Di sekolah ia hanya berbicara hanya sedikit. Tegas dan berwibawa dan hanya buku yang menjadi temannya di sekolah. Nathan, cowo yang menjadi most wanted di sekolahnya, namun ia tak tertarik dengan berpacaran...