Rain Princes

11 1 0
                                    

Aku menatap ke luar jendela. Matahari hari ini terlihat lebih terik dari biasanya. Entah kenapa, tapi panas yang telalu terik membuat firasat ku selalu buruk. Karena biasanya, hal yang tidak ku suka akan datang setelah terik ini.

"Kau sedang apa? Membayangkan pangeran hujan lagi??" tanya Dea, teman sekelas sekaligus sahabat ku dari kecil.

Dea duduk di samping ku. Memandangi wajah ku yang katanya berubah seperti anak kecil kalau sedang melamun.

"Hahaha, nggak tuh, wleeee"

"Trus ngapain? Udah kerjain PR Fisika belum?"

"Udah dong" aku menjawab lalu menatap ke luar jendela lagi.

Sepintas matahari tertutup awan, lalu muncul kembali.

"Hmm, emang seperti apa sih pangeran hujan yang kamu bayangin itu? Pasti kamu bayangin yang ganteng kaya cowo boyband korea-korea itu ya??"

"Emm.... nggak juga. Pokoknya asalkan dia baik, ramah, dan gak egois. Dan satu yang paling penting, dia bisa bikin aku nyaman walaupun hujan turun"

Setelah mendengar jawaban ku, Dea malah ikut terjun ke dalam lamunan.

~~~

(6 tahun yang lalu)

"Om, emangnya mamah nunggu dimana sih? Kok kita belum sampe juga?"

Aku bertanya kepada seorang pria tinggi kurus yang menuntun ku. Siang itu aku menunggu bi dede untuk menjemput ku di sekolah karena hujan yang turun lumayan deras.

Kemudian tiba-tiba pria ini menjemput ku dan mengatakan kalau mamah sedang meneduh dan menunggu ku di kafe dekat sekolah. Tapi sudah hampir satu jam kami berjalan, dan belum sampai juga. Hujan yang turun semakin deras. Hampir sebagian rok merah ku basah karena cipratan air hujan dari kendaraan yang lewat.

"Sebentar lagi kita sampe kok. Nah itu dia" pria itu menuntun ku ke arah jalan yang agak gelap. Aku tidak melihat mamah ku disana, hanya ada tiga orang pria lain yang sedang berjalan ke arah kami.

"Ternyata gampang bro. Anaknya penurut" kata pria yang tadi menuntun ku.

Aku tidak mengerti apa maksud dari perkataannya itu.

"Halo ade maniis, namanya siapa?" tanya salah seorang dari tiga pria tadi.

"Keyza om" jawab ku agak takut karena senyumnya terlihat seram.

"Oke keyza manis, yuk kita naik mobil om"

"Tapi om, mamah mana? Katanya mamah tunggu dekat sini?"

"Mamah udah pergi, kamu ikut om aja ya" ujar pria yang lainnya.

"Gamau. .keyza mau nunggu mamah aja om"

"Yeee, ngelawan. Udah ayo ikut!!" pria tadi mulai menarik tangan ku dengan kasar.

Aku melawan semampu ku. Tapi jelas sekali kekuatan ku tidak bisa melawannya. Aku terseret mengikuti langkahnya sambil berteriak sekeras mungkin. Suara hujan sepertinya menenggelamkan suara teriakan ku. Tidak ada yang menolong ku. Aku mulai menangis.

Lalu tiba-tiba

"Aww, siapa nih yang nyambit" pria yang menyeret ku.

Kemudian beberapa batu dan kaleng minuman lainnya bertubi-tubi menimpa keempat pria itu.

Aku yang masih ketakutan hanya berjongkok dan menangis setelah mereka melepaskan cengkeramannya di tangan ku dan lari menghindar dari sambitan misterius itu.

Rain PrincesWhere stories live. Discover now