Five

115 25 1
                                    

"Bella, aku menemukannya. Bahkan sedari dulu kau sudah menemukannya."

"A-apa maksudmu?" jawabku parau.

"Dia. Lelaki yang selama ini kau cari, dia ada disini."

"Bagaimana kau bisa menemuk--"

Pintu kamarku terbuka, Key masuk begitu saja tanpa mengetuknya.

"Aku akan menelponmu nanti. Sampai jumpa." kataku mengakhiri perbincanganku kepada seseorang ditelpon.

"Kau sedang menelpon siapa Bells?"

"E-e itu temanku, menanyakan kabarku." jawabku gugup.

Mulut Key hanya membulat. Matanya langsung beralih ke laptopku. Dia melihat beberapa foto disana.

"Kau berbakat juga dalam hal memfoto."

Dia menepuk jidatnya.
"Oh ya kau kan berada dijurusan seni, kenapa aku bisa lupa!"

Aku melepas kacamataku, membuka laci meja lalu meletakkannya disana.

"Apa itu Key?"

Tangannya yang cekatan langsung mengambil benda itu dari tempatnya.

Deg.

"Ini indah sekali Bells, siapa yang memberikannya? Kupikir kau tidak memilki kekasih."

Mulutku membisu. Bingung dengan perkataan yang baru saja Key lontarkan dari mulutnya.

"Itu dari seseorang, kau tidak perlu tau siapa. Dan itu bukan dari kekasihku." kataku menggebu-gebu.

Key masih terdiam mengamati benda itu.

"Sungguh Key, ini adalah liontin kupu-kupu yang indah. Sangat. Dan aku yakin yang seseorang yang memberikan ini sangatlah istimewa bagimu."

"Kau seperti yang tau semuanya saja." kataku sambil merebut liontin itu dan meletakkan kembali liontin itu di laci.

***

Author's POV

Mata kuliah sudah berakhir dua jam yang lalu. Bella, berdiri menunggu seseorang untuk menagih ucapannya.

Apa Hasley tidak masuk?

Tidak mungkin. Ini hari pertama masuk, batin Bella.

Bella mengambil ponsel berniat untuk menghubunginya.

"Bella!"

Kedatangan Key mengagetkan gadis itu.

"Kau ini gila ya?! Hampir saja jantungku lepas gara-gara perbuatmu!"

Key meninju pelan lengan Bella.

"Aku hanya bercanda Bella."

Bella hanya memutar bola matanya.

"Ayo kita pergi ke Benets Cafe untuk makan siang, aku sangat lapar Bells." ucap Key sambil mengerucutkan bibirnya.

Bella terdiam berpikir.

Kenapa Halsey belum muncul juga, batinnya.

"Ayoo Bells! Jangan melamun!" serunya kemudian menggandeng tangan Bella keluar kampus.

Bella hanya mengikuti langkah Key sampai ke café itu.

"Kau mau pesan apa?" tanya Key setelah mereka duduk di café itu.

Bella tidak menjawab, dia hanya termenung.

Keana mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Bella.

Summer MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang