Saat itu aku adalah anak baru di sekolah dasar yang baru. Keluargaku sering pindah rumah karena pekerjaan nya, jadi aku sering pindah pindah sekolah juga karena aku harus ikut orang tua.
Pada saat itu aku melihat ada laki-laki dari kelas sebelah yang aku juluki 'si pendiam' karena aku jarang melihatnya berbicara pada siapapun. Laki-laki pendiam ini jadi teman sekelasku pada saat smp. Ternyata dia itu tidak terlalu pendiam. Suatu hari 'si pendiam' ini bertanya kepadaku. Mungkin karena aku teman sd nya dulu jadi dia ingin akrab denganku. Pada saat sma aku pikir teman smp ku dulu tidak ada yang masuk sma yang sama dengan ku. Tetapi tebakanku salah, karena orang yang pernahku juluki 'si pendiam' itu satu sekolahan lagi denganku. Dan yang paling buatku terkejut lagi adalah rumahku dengannya tidak terlalu(tapi terhitung lumayan) jauh dan termasuk satu daerah yang sama. Kebetulan macam apa ini?Beberapa temanku dan temannya bertanya-tanya sebenarnya apa hubungan kami.
Kenapa teman-teman kita seperti itu? Ya karena kami selalu bersama. Bukan karena apa-apa, ku yakin mereka tau darinya atau dari temanku satu lagi kalau kami ini satu sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama, bahkan sampai sekarang kita pun satu sekolah lagi. Sebenarnya kami tidak sedekat itu kok.
Coba saja mereka tau bahwa kami tidak sedekat yang mereka kira. Memang, kalau pulang sekolah kami selalu bersama karena arah, bahkan berhentinya bis terakhir pasti di daerah rumah kami.
Waktu bel tanda pulang sekolah jika belum keluar dari kelas, aku atau dia memang saling tunggu satu sama lain. Aku tidak tau kenapa dia selalu bela belain menunggu ku walaupun itu satu jam lamanya. Karena dia sering menunggu, aku juga tidak enak jika dia pulang terlambat lalu aku pulang duluan tanpa menunggunya. Jadi aku menunggunya juga dan begitulah seterusnya. Manis sekali bukan?"Oy dahyun!" panggilnya sambil berjalan cepat kearahku.
"Oy! Napeh?" jawab ku
"Pulang gak? Abis dari lab ya?" Kenapa dia datang selalu dengan waktu yang tidak tepat. Disini masih ada guru, dan teman-teman sekelas ku pun masih ada semua."Uhuuuk Uhuuuk"
"Dahyun ku sayang ayo kita pulang"
"cuit cuuuiiit pangerannya udah dateng niiiih ngejemput"
"eaaaaaak"
"cieee cieee"
Aku tidak usah menjelaskan makhluk aneh yang ada dikelasku kan? Ya beginilah jadinya kalau dia datang dan masih banyak teman- eh maksudnya makhluk asing dari planet lain yang sekelas denganku.
"Heh june ayo buruan sebelum ini hewan liar kebun binatang pada keluar. Ribet masalah". Aku berjalan meninggalkan kelas sambil menarik tasnya.
"Berarti lu juga termasuk dong?" Tanya nya dengan nada menyinggung + bercanda.
"Gua sih manusia yang nyasar ke kebun binatang doang" jawab ku sedikit jengkel.
" Haha iya dah iya". Dia tersenyum dan mengangguk-angguk.
"Tuh bisnya udah ada. Ayooo" aku berjalan mendahuluinya.
Junhoe dan aku selalu duduk bersampingan. Tetapi aku rasa biasa saja tetapi kenapa temanku heboh sekali?.Kalau sudah sampai biasanya dia itu akan menunggu orang tua atau kakaknya untuk menjemputnya lagi. Memang kita satu daerah tapi rumahnya lumayan jauh. Tiba tiba aku mengingat sesuatu...
"Yaaah lupa guaaaa" aku berdecak dan menepuk jidatku.
"Kenapa- oh iya tadi pagi kan hujan nya lumayan deras... bisa lewat gak?".
Sedikit info, untuk sampai kerumahku ada tiga jalan yang bisa ditempuh. Jalan ke 1 itu lumayan jauh dari pemberhentian bis tetapi ramainya minta ampun. Jalan ke 2 ada ditengah-tengah tetapi kalau habis hujan deras biasanya jalan itu berlumpur. Dan jalan yang 3 yang dekat dengan tempat berhentinya bis dan juga tempat dimana june menunggu untuk dijemput ini kalau hujan akan tergenang air. Argh bagaimana ini?!
"Hmm... bisa bisain aja deh mudah mudahan ni sepatu gak kerendem huhuhu". Ketika aku ingin melewati jalannya dia mengikuti ku dari belakang, bukan karena dia mau ikut. Biasanya kalau habis hujan begini june sering sekali memerhatikan ku dari belakang dan selalu berkata " Awas... hati-hati... lewat pinggiran aja tuh lumayan kering... jinjit jinjit..." Aku bukannya ke-ge'er-an atau apa tapi dia lumayan perhatian sama... aku- tapi sama teman ku yang satu lagi tidak seperti ini. Apa jangan jangan dia... ah gak mungkinlah orang kayak june gini suka sama aku.
biasanya kalau sudah sampai ke tempat yang agak kering aku biasanya membalas dengan mengacungkan ibu jariku dan dia akan membalasnya dengan menganggukkan kepalanya lalu kembali ketempat dimana dia menunggu.
Junhoe dengan aku ini bukan 'bestie-an' atau apalah namanya tetapi dia selalu bersikap seperti... yah begitu lah.