Dancing With Snow Queen

631 58 11
                                    

Hello, my prince!

.

.

Langkah kaki terdengar nyaring dari sepasang sepatu boots, menapaki trotoar sepi dari riuh ricuh warga kota. Salju semakin turun lebat di penghujung tahun, menutupi jalanan dalam beberapa inci ketebalan. Langkah yang diambil membuatnya tergelincir beberapa kali, hampir merutuki diri sebelum sahabat di sampingnya menegur—seekor anjing ras German Shepherd, seringkali menggonggong dikala tuannya hilang keseimbangan. Zangetsu yang ramah namun bisa berubah liar di saat kelaparan.

Rasa pening di kepala menjadi salah satu penyebabnya. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras, hingga kesadaran semakin hilang perlahan. Ini semua karena vodka aneh yang disodorkan seorang gadis asing di tengah kerumunan pesta, yang terlambat menjadi sebuah penyesalan untuk dirinya kemudian.

Pesta yang terlalu liar dan masih akan berlanjut hingga tengah malam nanti, mungkin sampai matahari menunjukkan cahaya pertamanya di tahun baru. Pesta pengganti tahun tidak pernah lebih baik daripada ini, walaupun dirinya bukan penggila pesta liar yang menyediakan berbagai kesenangan di ambang batas, memacu adrenalin yang bercampur dengan kecerobohan diri sendiri. Jiwa muda yang terlalu bebas, seringkali menjadi tajuk utama di halaman utama surat kabar di musim panas, ataupun di awal tahun.

Ichigo kembali melanjutkan perjalanan pulangnya, sambil sesekali mengeratkan jaket kulit hitam tebalnya untuk menghindari udara dingin yang menusuk. Badai salju beberapa hari yang lalu belum menghilangkan efek setelahnya, masih menyisakan karpet putih basah di daerah pinggiran Stockholm yang gelap dan dingin. Aktivitas warga terganggu, bahkan pesta akbar yang sudah direncanakan jauh hari terancam dibatalkan di berbagai tempat, seperti Stureplan ataupun Kungsträdgården.

Beberapa pemuda kreatif merencanakan pesta dadakan, di sebuah gedung sekolah yang terbengkalai, jauh dari bunyi bising kendaraan juga para polisi yang berpatroli dua puluh empat jam. Dan Ichigo lebih memilih untuk pulang, meninggalkan Renji juga Ikkaku yang masih tersesat di dalam sana, sebelum dirinya terjebak dalam ketidaksadaran dan menyadari kebodohannya esok hari—dimana akhirnya terbangun di salah satu sudut ruangan dengan pakaian tidak lengkap dan mendapatkan hangover parah. Dirinya bergidik memikirkan hal itu, kembali terjebak ke dalam masa lalu yang buruk. Tidak ingin terulang lagi, untuk ke beberapa kalinya.

Dering suara ponselnya memecah keheningan, memacu degup jantungnya sedikit bertambah kencang. Dengan cekatan tangannya merogoh saku celananya, menemukan ponselnya dengan nama tidak asing tertera di layar depannya. Hirako.

"Halo—"

"Kau pergi ke mana, jeruk?!" teriakan itu hampir membuat telinga Ichigo berdengung. Segera dijauhkannya ponsel dari telinganya, sementara suara pesta masih terdengar liar di latar belakang. "Aku sudah berlarian seperti orang gila sambil meneriakkan namamu ke setiap sudut ruangan!"

"Benarkah? Masih menggunakan pakaian lengkapmu?"

"Tidak lucu, bodoh! Ini masih terlalu pagi untuk pergi, kau bercanda? Kembali kemari!"

Ichigo tersenyum simpul, begitu mendengar salah satu teman gilanya terdengar panik. "Aku tidak percaya kau kehabisan para gadis di dalam sana dan mencariku sebagai gantinya? Haruskah aku terharu?"

"Otakku masih waras, karena menurutku Neliel masih menjadi wanita terseksi yang pernah kutemui, walaupun dia sama sekali bukan tipeku! Oh, mungkin aku bisa berubah pikiran, seandainya kau mengubah gaya rambutmu menjadi sama dengan Ikkaku!"

Ichigo mendengus kesal, mendengar penuturan Hirako yang tidak masuk akal. Ditambah suaranya yang kadang melengking seperti burung parkit, menambah kerutan di dahinya semakin dalam. "Sebenarnya apa yang kau inginkan? Aku sudah separuh jalan menuju rumah."

Dancing With Snow Queen | BLEACH; IRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang