Atas Nama Tulus.

50 8 5
                                    


"cepat!cepat! katakan padanya!"

"Ihhh iya, iya jangan dorong-dorong!"

"Ayoooo, cepetaannn!!!!!!!!"

"Iya, iyaa"

***

Hai, namaku Laila. Aku ingin berbagi sedikit ceritaku pada kalian. Saat itu aku sedang berada di Cafe Marina bersama Tara, sahabatku. Aku memintanya menemaniku disana karena Josh mengajak aku kencan. Itu kencan pertamaku dan aku sangat gugup hingga tidak berani datang sendiri.

Oiya, Josh adalah pria yang sudah kutaksir sejak satu tahun silam. Singkatnya, aku yang pemalu ini menjadi pengagum rahasianya selama setahun. Tetapi, tahun ajaran ini, semua berubah ketika kami sekelas. Kita menjadi teman yang akrab. Dan hari ini Josh mengajak aku untuk berkencan. Walau saat itu aku berpikir, "ah Laila, bisa saja dia hanya ingin mengajakmu jalan seperti sahabat biasa," tapi akhirnya aku tidak mempedulikan itu. Aku sudah terlalu senang diajak ke cafe Marina oleh Josh.

Ketika pertama kali aku ceritakan mengenai hal itu pada Tara, Tara juga sama senang dan semangatnya seperti aku. Dan menurut Tara, saat kencan itu aku harus menyatakan perasaanku padanya. Tentu saja aku menolak. Tapi Tara tak jemu-jemunya membujukku untuk melakukan itu. Namun, Aku punya opini tersendiri mengenai "menyatakan perasaan".

***

"Hei, kenapa kau berhenti?Ayoo, ayooo cepat temui dia," Ucap Tara mulai mendorong aku kembali.

"...."

"Kau gugup ya?Ayolah akan kutemani sebentar kok."

"Iya hehe sedikit. Makasih ya,"

Aku menarik napas dalam, mencoba menyembunyikan semua rasa gugup ini.

Ketika kurasa aku sudah cukup percaya diri, Aku pun melangkah masuk, diikuti oleh Tara yang melangkah di belakangku.

Sialnya, saat aku melangkah melewati ambang pintu kaca tersebut, Tara tersandung kakinya sendiri. Sungguh aneh, bukan? Hingga badannya pun oleng kedepan.

Kalian pasti tahu kelanjutannya.

Iya, Aku terjatuh.

Terjatuh dalam posisi yang memalukan.

Tengkurap.

Bahkan bibirku sampai mencium lantai.

Yang lebih anehnya lagi, Tara masih sempat bisa berpegangan pada ambang pintu sehingga dia tidak ikut terjatuh bersamaku.

Sontak, aku pun menarik perhatian seisi cafe termasuk Josh. Semuanya menaruh perhatian mereka padaku. Tentu saja, Tara kan tidak terjatuh. Mereka pasti hanya menonton gadis yang terjatuh.

Dengan menahan malu , aku berusaha bangun.

Tepat saat aku mengangkat wajahku, Josh sedang berlutut dengan satu kaki di depanku.

Aku malu luar biasa. Sampai pipiku merah padam dan aku tak kuasa bergerak sedikitpun.

"Kau tidak apa, Laila?" tanya Josh khawatir.

"A-aku t-tak apa."

Josh kemudian tersenyum lalu tiba-tiba dia berdiri.

Aku pun juga langsung bersiap-siap untuk berdiri, ketika Josh mengangkat badanku.

Aku di gendong.

Aku syok. Tara syok.

Dia menggendongku seperti posisi menggendong anak kecil (dengan mengangkat ketiak bayi) kemudian menurunkan aku dalam posisi berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Atas Nama Tulus. |✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang