[name] povAku membalikan halaman buku yang sedang kubaca, 'Osamu Dazai' penulisnya, sekarang aku sudah berada di bagian akhir cerita. Sudah seminggu sejak aku membeli buku ini, walaupun ceritanya panjang, cerita ini membuatku penasaran terus sampai akhirnya aku menyelesaikannya sekarang.
"Cerahnya hari ini." Sorot mataku melihat ke arah luar jendela kamarku, sinar matahari pagi masuk dari kaca jendela mungkin aku harus berjalan - jalan diluar, mumpung cerah.
Aku menutup buku yang sedang kubaca, lalu berdiri dari tempat duduk, bersiap - siap untuk pergi keluar.
Aku mengenakan kaos putih dengan sweater cokelat, dan juga memakai celana bahan berwarna putih.~~~
Di luar sejuk sekali, yah walaupun sudah jam 09.30 pagi. Aku berjalan - jalan santai sampai akhirnya aku melihat kerumunan orang di tepi jembatan, aku menghampirinya karena aku penasaran apa yang sedang terjadi disana.
Aku mencoba masuk kedalam kerumunan, dan aku kaget dengan apa yang kulihat. Seorang pemuda kira - kira umurnya sama sepertiku sedang mencoba untuk bunuh diri. Aku panik melihatnya, apa tidak ada yang menolong?
"Seseorang tolong dia!" teriakku.
"Kami sudah berusaha menolongnya tapi dia bilang hanya ingin berdiri di jembatan saja." Ucap seseorang dibelakangku.
"Mana mungkin, luar jembatan itu kecil, pasti ada kemungkinan dia jatuh kebawah." Kulihat ke arah bawah yang terdapat sungai yang dalam dengan arus yang sangat deras.
"Kami juga sudah menelpon bantuan." Kini orang yang disampingku memberi tahuku.
Aku tidak bisa diam saja, batinku. Lalu aku berjalan mendekati orang yang berada di luar pembatas jembatan tersebut.
"Hei!" panggilku.
Orang itu menengok ke arahku, mata cokelatnya seperti menanpung kesedihan, surai cokelatnya bergoyang karena angin dari bawah jembatan. Dia mengenakan kemeja putih lengkap dengan jas cokelatnya, dan anehnya dia mengenakan perban untuk luka diseluruh lengannya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyaku.
"Melihat pemandangan." Jawabnya dengan nada ceria, tapi kuyakin nada bicaranya hanya dibuat - buat saja.
"Pemandangan apa? Kalau kau tetap disitu kau akan jatuh!" ucapku dengan nada mengomel, yah namanya juga keadaan darurat yang penting dia selamat, ngomel dikit gapapa lah.
"Aku memandang kematianku." Jawabnya tanpa menoleh ke arahku.
Aku mulai kesal karen dia tak kunjung datang kemari
"Kalian pulang saja!" kuluapkan kekesalanku kepada orang yang ingin menolong pria ini juga.
"Apa tidak apa - apa nona?" tanya seseorang yang mewakili mereka semua.
"Iya."
Lalu mereka semua bubar, menyisakan aku dan dia.
"Kau nekad juga ya," pria itu terkekeh
"tapi aku suka.""Tck, ayolah.."
Lalu aku pun mencoba keluar dari pembatas jembatan dan mencoba menariknya agar aku bisa membawanya ke tempat aman.
pelan - pelan. dengan hati - hati aku mencoba menginjakan kakiku di luar jembatan.
"H-hei apa yang kau lakukan?! Kau cari mati?" ujar pria perban tersebut.
"Kau yang cari mati..." jawabku "ayo raih tanganku."
"Untuk?" tanyanya bingung.
"Aku akan menarikmu keluar tentunya! cepat ulurkan tanganmu." Jawabku dengan intonasi yang bisa dibilang memerintah.
Tangan pria itu meraih tanganku, memegangnya dengan erat. Wajahnya melukiskan senyuman untukku,
'tangannya hangat, wajahnya tampan, senyumannya...' dan aku mulai menyadari sesuatu, kalau aku sepertinya baru saja menyukai seseorang yang ingin bunuh diri.***
Yoo owari~ pendek? ya authornya juga pendek X'3 ,kan prolog...
Hahaha akhirnya khayalan author ditulis di wattpad.
nanti lanjutannya 2 minggu lagi ya...
soalnya author uts minggu depan.Kalo ada kritik dan saran kasih tau jaaa, janlupa vote ;3 Muahahahaha
byebye~-Del
KAMU SEDANG MEMBACA
sfl; ένας✔️
Fanfiction"Karena aku sudah berjanji padamu, Dazai!" [dazaixreader] [non-ability!au] [WARNING: may triger suicidal thought, self harm, abusement] Osamu Dazai, seorang penulis berwajah tampan, berumur 22 tahun. Dia sedang mencari arti dari hidupnya, berkali...