Bab 6. A Visit

29.7K 2.3K 77
                                    

Dan aku memulai part ini dari nol readers karena semalam tuh aku salah tekan hapus part

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan aku memulai part ini dari nol readers karena semalam tuh aku salah tekan hapus part. Dan menghilanglah kalian 30k pembaca yang udah baca part ini sebelumnya.

Tak apa. Aku hanya manusia yang bisa juga salah.

Selamat membaca. Semoga kalian terus sehat.

*

Sebuah kunjungan yang canggung akhirnya terjadi di sebuah pagi.

Langkah Aluna terasa berat ketika di kembali menemukan kenyataan yang seharusnya tidak lagi mengejutkan. Rumah keluarga Borgoiba yang mewah kembali membuat Aluna merasa minder dengan situasi itu.

"Mama dimana Mbak?" Bara berhenti melangkah dan bertanya pada seorang wanita yang berjalan ke arah mereka.

"Di halaman belakang Mas. Sudah menunggu sejak tadi."

"Terimakasih, Mbak."

"Sama-sama, Mas."

Bara menatap Aluna yang mengangguk canggung ke arah asisten rumah tangganya. Tangannya terulur ke arah Aluna dan menariknya berjalan lebih masuk ke rumah itu. Mereka melewati ruang keluarga yang ada di bagian samping rumah dan terus menyusuri beberapa ruangan sebelum akhirnya keluar ke halaman belakang melalui sebuah pintu tinggi dengan tirai putih yang menjuntai.

 Mereka melewati ruang keluarga yang ada di bagian samping rumah dan terus menyusuri beberapa ruangan sebelum akhirnya keluar ke halaman belakang melalui sebuah pintu tinggi dengan tirai putih yang menjuntai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan yang ada di benak Aluna sekarang adalah dua rumah bersisian dengan arsitektur yang berbeda itu, apakah rumah Bara secara keseluruhan?

"Ma."

"Eh. Akhirnya datang juga. Ini..."

"Ini yang dilihat dokter Yapto kemarin Ma. Aluna."

Aluna memutus lamunannya dan mengangguk dalam ke arah ibu Bara. Wanita yang masih terlihat layu namun sangat cantik itu mengulurkan tangan ke arah Aluna dan Aluna menyambutnya dengan gugup.

"Saya Aluna, Tante."

"Ayo duduk. Minum tehnya."

"Terimakasih, Tante."

ALUNA UNTUK BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang