Kini Jhonathan tinggal bersama neneknya di suatu kota yang lumayan besar dan banyak sekali aktifitas yang bisa ia lakukan, semenjak kejadian itu Jhonatan atau biasa di panggil Nathan itu sering mendatangi Dokter untuk konseling atas traumanya. Sudah hampir lima tahun ia menjalankan terapi pisikis untuk menghilangkan trauma nya sedikit demi sedikit.
"Nathann, sayang..." panggil neneknya yang bernama Rose.
"Iya nek, ada apa?" Tanya Nathan.
"Kamu sudah siap-siap.?" Tanya nenek nya.
"Sudah nek, aku juga udah membeli bunga." Ucap Nathan yang membawa bunga mawar putih dan berberapa lainya.
Ya hari ini adalah tepat delapan tahun meninggalnya orang tua Nathan dan juga Kakaknya. Walau masih ada rasa sakit yang menjalar dalam tubuhnya jika mengingat semua itu, tapi kini ia berusaha iklas untuk menjalani hidup nya yang baru ia mulai kembali. Sekarang ia hanya mempunyai Neneknya ia adalah satu-satunya yang ia miliki sekarang.
Ia pun mulai bergegas mendorong kursi roda neneknya menuju mobil yang sudah di sediakan oleh supir mereka.
"Aden, biar bapak bantu.." ucap supir keluarga mereka namanya Asep.
"Iyaa, makasih ya pak.." jawab Nathan sambil melipat kursi roda nya setelah nenek nya sudah duduk di dalam mobil.
Mereka pun akhirnya melajukan mobil ke tempat pemakaman umum, dimana orang tua nathan dan kakanya serta kembaranya di makam kan di sana, memang hal yang sangat menyedihkan bila orang yang kita sayangi dan cintai pergi terlebih dahulu meninggalkan sebuah kenangan yang mendalam.
Nathan pun mendorong kursi roda neneknya menuju gundukan tanah yang sudah di tumbuhi rerumputan hijau serta ada ukiran batu nisan di sana, Sungguh hati Nathan masih tidak terkontrol untuk melangkah ke sebuah pemakaman yang dimana orang tua nya dan kakanya memang sudah tiada. Di tambah kembaran nya meninggal juga akibat penculikan seorang pembantu pas mereka masih kanank kanak.
"Mah,pah,kak,Juan..." "Nathan dan Nenek di sini, semoga kalian bahagia ya disana. Nathan di sini bahagia kok tinggal sama Nenek, pasti kita bakalan di pertemukan kembali pada saat nya, aku sunggu menyayangi kalian.." ucap Nathan yang tidak bisa menahan rasa rindu dan sesak di dalam dadanya. Ia menangis untuk kesekian kali nya menahan sebuah rasa sakit yang ia pendam selama ini atas kehilangan keluarga nya orang yang ia benar-benar sayangi.
"Sudah,Nathan. Kita memang harus ikhlas menghadapi nya. Pasti orang tua mu dan kakak mu ingin melihat kamu tumbuh dan bahagia.." Ucap neneknya dengan mengelus rambut nathan sayang.
🤡Umur Nathan memang masih menginjak 15 tahun, namun dia adalah sosok anak yang mandiri dan rajin belajar dan jangan lupa ia begitu menyayangi nenek nya, karena memang neneknya lah satu-satu nya yang ia punya saat ini.
Walau dunia kadang tidak berpihak padanya dan tuhan telah mengambil orang yang sangat ia sayangi dan cintai, tapi mau bagaimana lagi! Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikhlas kan semuanya, namun tak semudah itu untuk merelakannya dan memaafkan semua kesalahan yang ada.
"Tuann muda, Nathan... bangun! Ini sudah pagi..." Ucap Bi Ine dengan membuka hordeng di kamar Jhonathan.
"Enghhh.. bentar lagi Bi.." Eluh Nathan.
"Ayo, tuan ini sudah hampir 06:00 nanti kesiangan jika tidak bangun sekarang.." ucap Bi Ine dengan mengoyangan badan Jhonathan.
"Emm, iya iya bi..." Ucap Jhonathan dengan terbangun dari tidurnya lalu terduduk sebentar, mengerjap ngerjap kan matanya yang masih ngantuk.
"Yasudah Bibi sudah siapkan baju seragam nya dan bibi sudah membuat kan sarapan di meja makan." Jelas Bi Ine.
15 menit kemudian...
Nathan pun keluar dari kamarnya menuruni Tangga menuju ruang makan, di sana sudah ada Neneknya yang sedari tadi menunggu.
"Nenek, kenapa keluar kamar? Seharus nya nenek di kamar aja... Kan ada Bi ine yang bisa bawa sarapan ke kamar..." bawel Nathan kepada neneknya tercinta sambil merangkul neneknya sayang.
"Emm, gapapa Nathan nenek cuma mau menemani kamu sarapan." Ucap neneknya sembari mengelus rambut Nathan.
"Yasudah kamu makan sarapan nya lalu berangkat sekolah. Ini kan hari pertama kamu masuk SMA.."
"Iyaa deh nek, hehe..."
"Duh cucu nenek memang sudah tumbuh besar ya.." ucap neneknya menatap cucu nya yang tengah sarapan dengan lahapnya.
"Iya dong nek, nathan udah gede. Masa masih kecil mulu.." saut Nathan yang masih mengunyah nasi goreng nya.
"Sudah habiskan saja dulu sarapanya..".
"Iyaa, ini nek udah abis kok.." ucap Nathan tersenyum.
"Yaudah nek, Nathan pergi ke sekolah dulu ya..." ucap nathan pamit.
"Iyaa, hati-hati ya sayang..."🤡
Nathan melangkah kan kaki nya ke sebuah jenjang sekolah yang baru, yaitu SMA MEGA 1 ia kini berniat menjadi seseorang siswa yang biasa-biasa aja memakai kacamata minus serta seragam yang rapih.
Ia pun memasuki kelas nya yang sudah di tentukan oleh pihak sekolah, di kelas nya pun ia berkenalan dengan seseorang cowo terlihat seperti berandalan namun dia ramah, ternyata penampilan tidak menjamin sifat seseorang itu buruk atau baik.
"Hai.. Nama lo siapa?" Tanya cowo itu.
"Gue Jhonathan biasa di panggil Nathan"
"Gue Rudi, Ga usah takut sama gue. Walau tampang gue kaya berandalan tapi hati gue Hello kitty kok.hahaha" Ucap rudi mengenalkan dirinya sambil tertawa garing.
"Haha, iya iya..." tawa Nathan canggung.
"Mau duduk ama gue ga..?" Tawar Rudi.
"Yaa! Boleh.."
Perkenalan singkat itu membuat sebuah ikatan pertemanan yang akrab selama berberapa bulan ini dan juga Nathan bisa bergaul dengan berberapa teman kelas nya dengan sangat baik. Karena Nathan adalah anak yang pintar dan jelas saja teman-temanya sangat menerima itu, kadang di kelas iyaa selalu di incar untuk kerja kelompok bersama.
.......
"Nathan, yok ke kantin temenin gue? LAPER NIH!.." ajak Rudi sambil menarik Jhonathan.
"Buseh dh, ini kan masih jam pelajaran, ntar kalo ketemu bu Dwi abis lohh"
"Ga ga bakalan, 10 menit lagi istirahat ini." Ucap rudi dengan santai.
Mereka berdua pun sudah duduk di kantin dan sudah memesan berberapa makanan.
"Tringg...tringg..." suara bel sekolah pun bunyi, namun Rudi dan Nathan masih asik memakanan pesanan mereka dari tadi.
Disisi lain kantin, ada berberapa anak yang tengah di recoki oleh seseorang siswa lain.
"Diss, apaan sih tuh ribut-ribut.." ucap Rudi kesal.
"Udah lah biarin aja, ga usah ikut-ikutan.." ucap Nathan.
"Oh iya, Nathan gimana keadaan Nenek lu.." Tanya rudi.
"Nenek masih di rawat di RS." Ucap Nathan.
Ya! Nenek Nathan memang akhir-akhir ini keadaanya makin memburuk akibat penyakit gula dan jatung nya. Nathan begitu khawatir dengan nenek nya itu, tapi nenek nya selalu bilang tidak apa-apa. Ketika rudi menanyakan itu rasanya ia merasa takut kehilangan neneknya melihat keadaanya seperti saat ini.
"Yaudah, Nathan yang sabar. Pasti Nenek lu baik-baik aja kok. Ntar gua temenin jenguk deh." Ucap Rudi.
"Thanks, ya rud. Udah jadi sohib gua dari pertama masuk sini." Ucap Nathan sambil tersenyum.
(Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
SI CULUN SANG PSIKOPAT [TahapRevisi]
Misterio / Suspenso[SEDANG REVISI] cerita ini berawal dari seorang keluarga yang telah di bunuh oleh beberapa perampok di dalam keluarga itu ada sosok anak kecil yang melihat ayah dan ibu serta kaka nya di bunuh oleh perampok namun anak kecil itu bersembunyi di tempat...