♡♡Side Story♡♡

52 3 0
                                    

Hii... 😉 Side story dulu yaa, yang nungguin kisahnya Wendy eonni yang sabar, seperti aku menunggu doi 😂 #Abaikan

🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸

Di kediaman keluarga Son, seorang gadis tengah mengutak-atik sebuah benda berbentuk kotak tipis, yang bisa dipastikan itu adalah tab-nya. Dengan memasang headshet dan sesekali mengambil makanan yang ada disampingnya itu, Wendy sampai tidak dapat mendengar seseorang yang tengah memanggilnya.

“ya!” teriak gadis itu ketika merasa headshetnya ditarik paksa oleh seseorang.

Gadis itu menatap tajam orang yang ada dihadapannya, begitu juga sebaliknya. Kenapa ia harus mempunyai kakak semenyebalkan dia? Ya, nilai plus-nya adalah dia keren. Tapi tetap saja bukan? Dia menyebalkan.

“Ya! Son Wendy, kau tidak mendengarkanku sedari tadi.” ucap pria itu kesal.

Wendy mengambil cemilan lagi, lalu dimasukkanya kedalam mulut, “apha phedhulikhu?” ucapnya tidak jelas karena makanan yang ada dimulutnya.

“ya! Dasar adik jelek! Irene menelponmu.” Ucapnya seraya menyerahkan sebuah ponsel berwarna hitam.

“kenapa Irene menelponmu? Kenapa bukan aku?” tanya Wendy pada dirinya sendiri.

“kau tidak ingat? Atau kau pikun? Ponsel-mu baru saja tercebur di kolam. Dan kau tidak ingat? Kau menjatuhkannya setelah itu. Dan lagi, ponsel-mu remuk karena tertindas mobil abeoji. Ck, mengenaskan sekali.” Tutur sang kakak yang sepertinya senang sekali adiknya menderita.

“iya, aku ingat. Jangan membahas hal-hal yang membuatku terkesan ceroboh, Johnny!” bentak Wendy membuat Johnny, atau bisa disebut, sang kakak, bertambah emosi.

“Kau memang ceroboh, dan satu lagi, panggil aku oppa, adik jelek!” bentak Johnny.

“tidak mau, wekk” ucapnya sembari menjulurkan lidahnya.

Johnny semakin naik pitam, “panggil aku oppa atau aku akan menghukummu.”

“jangan memaksaku atau aku akan panggilkan Hayoung eonni, Jani..” ucap Wendy dengan nada yang dibuat-buat pada saat mengatakan ‘Jani’. Ya, Hayoung, atau lebih tepatnya, pacar Johnny, selalu memanggil Johnny dengan ‘Jani’

“kau! Awas kau, kalau kau berani macam-macam, akan kupastikan kau menghilang dari muka bumi ini.” ancam pria yang bernotabene sebagai yang tertua itu.

“dan, sebelum itu, akan aku lenyapkan kau dulu Son Johnny!” balas Wendy. Sepertinya kedua saudara ini tidak pernah akur.

“eh, ngomong-ngomong, eomma, appa dan Mark kapan pulang?” tanya Wendy. Tuan dan Nyonya Son juga adiknya, Son Mark, sedang berlibur di pulau Jeju. Dan Wendy menggerutu 3 hari tiga malam karena dia tidak diajak.

“mana aku tahu. Kenapa?” Johnny balik bertanya. Tidak, Johnny bukannya tidak tahu. Sebaliknya, Johnny tahu jika Eomma dan Appa juga adiknya akan pulang besok hari Minggu.

Wendy tersenyum manis, dan hal itu membuat Johnny curiga, “buatkan aku makanan, oppa. Aku lapar. Oppa... aku mohon.. buatkan makanan untuk adikmu yang tersayang ini.. aku mohon..” pintanya yang kini malah menunjukkan aegyo-nya.

“cih, buat sendiri. Aku ngantuk. So, I say, GOODBYE!!” ucap Johnny yang beranjak meninggalkan Wendy yang mengerucutkan bibirnya kesal.

“ah, benar juga, aku buat cup ramyeon saja. aha~” Wendy beranjak pergi ke dapur dan memulai kegiatan memasaknya.

“Irene-ah? Maaf, menunggu, hehe..” Wendy tersenyum manis ketika mendapati Irene menatapnya dengan muka ditekuk. Ya, mereka tengah berbicara menggunakan video call.

“seperti biasa. Kau selalu bertengkar. Kenapa kalian tidak pernah mencoba untuk damai eoh? Satu kali... saja.” pinta Irene dari seberang sana. Wendy menggeleng keras.

“tidak akan pernah. Kau tidak pernah merasakan betapa menyebalkannya mempunyai kakak.” Kini Wendy malah menggerutu. Irene terkekeh.

“hey, Joy dan Seulgi menelpon.” Wendy mengetuk layar ponselnya dan menampilkan sosok Seulgi dan Joy yang tengah memasang wajah datarnya.

“baiklah, sepertinya kalian mempunyai hal yang menarik untuk diceritakan. Ada apa?” Wendy menyesap ramyeonnya.

“aku bashdbobcvcbhcyus...” Wendy melonjak kaget dan tak sengaja menumpahkan ramyeonnya. Gadis itu terbatuk-batuk.

“okey, okey, kalian berhasil membuat ramyeonku tumpah. Aku akan membuatnya lagi.” Wendy kembali membuat ramyeonnya lagi.

“baiklah, ceritakan satu-satu. Mungkin dari Irene. Karena dia yang pertama kali menelponku.” Irene mulai menceritakan kejadiannya. Sebelum ia bertemu Yuta, sampai dengan ajakan Yuta untuk menjadi sepasang kekasih.

“aaah.. so sweet-nya.” Ucap ketiganya serempak.

“ya, tapi aku belum menjawabnya. Aku bingung sekali.” Ucap Irene.

“ah, aku juga tidak jauh darimu Irene-ah. Aku bertemu dengan atlet asuhan appa-ku. Dia tampan sekali. Ya, dia mengajakku kesana kemari. Bahkan mengajakku bertanding. Ah senangnya. Meskipun sempat ada insiden yang tidak menyenangkan karena Jimin, tapi setelah insiden itu, kurasa aku harus berterima kasih pada Jimin.” Ucap Joy panjang lebar.

“memangnya ada apa?” tanya Seulgi.

“dia mengatakan bahwa dia... menyukaiku. Aaah... dan lagi, dia mengatakan kalau hanya aku obat baginya.” Teriak Joy dari seberang sana. Semua tertawa.

“aku.. ah, sejujurnya aku tidak tahu, ini hanya mimpi atau tidak. Tapi yang jelas, tadi pagi, aku terlambat karena mengantar kalian ke bandara, dan aku lupa mengerjakan tugas dari Lee Seongsaenim.” Terang Seulgi.

“oh benarkah? Maaf ya..” ucap Irene dan Joy bersamaan.

“tidak apa-apa. Justru aku harus berterima kasih kepada kalian. Kalian masih ingat saat aku bercerita tentang sunbae kita yang bernama Im Jaebum?” tanya Seulgi. Semua mengangguk.

“ya, sunbae yang membuatmu jatuh hati itu kan?” tebak Joy dan mendapat anggukan dari Seulgi.

“aku tidak tahu harus bicara apa, tapi intinya, aku dihukum bersama Jaebum sunbae. Tidak hanya itu, dia juga memberiku panggilan sayang. Dia memanggilku, Kanggi. Dan lagi, yang paling mendebarkan, dia mengajakku kencan.” Semua berteriak girang.

“lalu, bagaimana denganmu Wendy?” tanya Irene. Wendy terdiam.

“aah, sepertinya, tuhan belum mempertemukanku pada jodohku.” Ucap Wendy lirih. Gadis itu meringis membuat Ketiga sahabatnya terdiam.

“ah, b-baiklah, kurasa, sudah dulu. Jika kau bertemu dengan seseorang yang mengikat hatimu, beritahu kami ya? Mengerti?” ucap Seulgi.

“ne..” ucap Wendy seperti tak bersemangat. Kemudian keempatnya mengakhiri panggilan mereka.

ⓡⓥⓡⓥⓡⓥⓡⓥⓡⓥⓡⓥⓡⓥⓡⓥ

Romantic StandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang