Hii...ini kisah cinta keempat ciwi ciwi RV, hope you like it 😉
🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸
Son Wendy – Bobby
Hari Minggu, hari dimana gadis ini selalu berada di gereja. Kali ini dia datang bersama kakaknya. Jarang sekali ia bisa pergi bersama kakaknya. Johnny selalu sibuk dengan aktivitasnya di dunia permodel-an.
Nampak seorang gadis tengah memejamkan mata dengan menggenggam kedua tangannya di depan dada. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi ia sangat serius berdoa.
“God, aku tahu, Kau pasti tahu isi hatiku. Ya,sejujurnya aku iri kepada ketiga sahabatku. Tapi tidak, aku akan ikut berbahagia.”Wendy menelan ludah sejenak,
“God, I believe in you. Can you give me a macth. The handsome boy who can make me laugh everyday? The handsome boy who can love me? The handsome boy who can make me i love him?”“Apakah aku bisa bertemu dengannya hari ini? Apakah.. Kau tengah memberiku kejutan di lain hari? Aku harap kau mengabulkan permohonanku ini. Amin”
Wendy membuka matanya perlahan kemudian menghela nafas. Didapatinya seorang pria berwajah imut tengah mengutak-atik ponselnya yang kemudian menempelkan ponsel itu ke telinganya dan beranjak pergi. Wendy mengerutkan dahinya, tapi kemudian ia kembali seperti semula. Pasti Job lagi, pikir Wendy.
Dan tepat seperti pemikiran Wendy, Johnny mengatakan pada adiknya itu bahwa ia mendapat job dadakan. Dan tadi yang menelepon pria berwajah imut itu adalah manager-nya.
Ya, sepertinya Wendy harus kembali berjalan untuk pulang. Ia tidak keberatan sama sekali. Ia sudah terbiasa seperti ini. Jadi, ia tak akan mengeluh sama sekali.
“nanana...” diperjalanan, gadis bermarga Son ini melontarkan senandungan kecil. Ia selalu bernyanyi dimanapun, kapanpun tidak mengenal apapun. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk melakukan kegemarannya itu. Meskipun itu adalah orang tuanya sekalipun.
BUK
Entah apa yang membuat Wendy tidak memperhatikan kendaraan yang ada didepannya, hingga ia menabrak kendaraan itu. Gadis itu merintih kesakitan ketika pantatnya terjatuh terlebih dahulu.“ah, agasshi, are you okay? I’m sorry..” ucap seorang pria kebule-an yang kemudian turun dari sepedanya itu. Ya, sepeda yang menabrak Wendy.
“ah, aku tidak apa-apa.” Ucap Wendy tanpa memperhatikan orang yang ada dihadapannya. Ia tengah sibuk membersihkan dress-nya yang kotor di bagian pantat akibat terjatuh tadi.
“benarkah? Aku.. sangat menyesal. Sorry..” tukas pria itu yang masih merasa bersalah.
“bukan salahmu. Ini juga... salahku.” Wendy melirihkan dibagian akhirnya setelah melihat pria yang ada dihadapannya itu.
Tampan. Itulah yang dipikirkan Wendy. Tanpa gadis itu sadari, gadis itu tengah melamun dan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Pria itu bingung dibuatnya.
“agasshi? Kau baik-baik saja? Apa ada yang luka?” tanya pria itu yang kemudian berubah khawatir.
Wendy tersadar, “ah, sungguh, aku.. tidak apa-apa. Tidak ada luka. Itu hanya kecelakaan ringan. Ehehe..” Wendy tertawa renyah membuat pria yang ada dihadapannya itu menghela nafas lega.
“ee... kalau begitu, aku.. permisi.” Ucap Wendy kemudian. Sungguh, sebenarnya ia tidak rela melepas penglihatannya dari pria bule yang juga tampan itu. Ia ingin sekali mengobrol lebih lama lagi, tapi.. sungguh tidak sopan. Lagipula, dia perempuan. Tidak pantas ia mengajak seorang laki-laki mengobrol duluan.
“tunggu!” Wendy menghentikan langkahnya. Dalam hati ia tersenyum.
“Sorry, apa gelang ini milikmu? Gelang ini tersangkut di sepedaku” ucap pria itu membuat Wendy melihat tangan kanannya. Ah, benar, gelangnya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Standing
ContoCan I have this Romantic Moment? Forever? I Love you and this Moment. Kisah Cinta dari 4 ciwi ciwi cantik Red Velvet