Tubuh dokter Jay pun menghilang dibalik pintu yang baru ia masuki. Mungkin itu ruangan nya. Ku hembuskan satu tarikan nafas panjang, kuregangkan otot-ototku yang selama ini mengeluti tubuhku. Aakjhss.. Lega rasanya, mendengar berita baik satu per satu muncul tentang kondisi Corrine.
Seakan teringat sesuatu yang seharusnya kulakukan. Apa itu?! Sepertinya ada yang ganjil.
Akh!! Iya amplop itu! Dimana aku menaruhnya?! Dengan langkah besar aku berlari kearah ruangan dokter yang mengobatiku."Akh.. Tuan Ray? Ada apa?" Tanya dokter yang melihatku masuk kedalam.
"Dok, apa anda melihat amplop yang kubawa?! Saat kau mengobatiku?"tanyaku, dokter itu seakan mengingat sesuatu mungkin ia lupa dimana ia menaruhnya.
"Hmm... Sepertinya seseorang sudah mengambil nya, dia bilang dia akan memberikannya pada mu"
"APA?!! Kenapa anda berikan?" Teriakku spontan
"Siapa yang mengambil nya? Cewek atau cowok?" Tanyaku kuharap itu bukan Karin! Aku berharap dia tidak melakukan hal ini tuk menutupi kesalahan nya."Dia seorang pria" sedikit perasaan lega muncul, kuhembuskan nafas berat. Setidaknya dia tidak melakukan hal ini. Tapi siapa yang mengambil nya?!
Aku pun keluar dari ruangan itu. Berjalan menuju parkiran, disaat itu juga aku melihat Juna keluar dari rumah sakit. Tuk apa dia disini? Akhs mungkin pemeriksaan rutinnya. Batinku sambil menyetop taksi.
Kurebahkan kepala ku kesenderan kursi penumpang. Akh... Beban sedkit demi sedkit setidaknya berkurang. Corrine akan sembuh, dan Karin... Aku tak tau harus menahannya atau tidak atas tindakannya. Kalau aku tidak menahannya itu tidak akan adil buat Corrine.
Disaat pikiran ku kini melayang-layang ntah kemana. Tiba-tiba ponselku bergetar, kulihat pihak kepolisian menelponku. Ada apa?! Kenapa dia menelpon ku? Kugeser layar ke tombol hijau.
"Hallo?"
"..."
"APA?!Eh... Maksudku tunggu aku disana, jangan melakukan apapun" jawabku dan langsung mematikan sambungan nya.
"Pak tolong ke perumahan Asri" ucapku pada sopir taksi.
Apa yang dilakukan oleh para polisi gila itu?! Akkhss.. kenapa mereka tidak membiarkan aku melakukannya sendiri?! Dasar Kepo!
Sekitar memakan waktu 30 menit menuju ke perumahan Asri, aku langsung turun menghampiri salah satu rumah. Yah, ini rumah yang ditempati Karin. Dan aku gak menyangka kalau polisi dengan cepat mencari tau Karin. Saat aku memasuki rumah nya yang bahkan pintu tidak tertutup. Kulihat Karin yang dikelilingi oleh beberapa polisi yang berdiri memandangnya dengan tatapan mengancam.
Karin yang kini mata nya sudah bergelinangan air mata. Melihat ku yang menyadari kehadiran ku.
"Ray... Ray tolong aku" ucapnya dengan nada seraknya. Membuat para polisi pun ikut melihat kearahku.
"Selamat siang pak, kami sudah menemukan pelakunya. Apakah kami boleh membawanya? Dan kenapa anda menahan kami?" Ucap pak komisaris
"Maaf pak Komisaris, apa kalian bisa meninggalkan kami berdua? Aku ingin berbicara dengan nya sebentar" jawabku yang masih tak percaya ini akan terjadi. Aku hanya ingin membuatnya meminta maaf pada Corrine bukan seperti ini!
"Maaf pak ta_"
"Kubilang KELUAR!" Teriakku saat dia ingin membantahku, membuat nya sedikit tersentak dan langsung menyuruh anak buah nya tuk keluar.
Satu persatu para polisi itu keluar dari rumahnya. Yah, sungguh rumahnya sudah berantakkan. Dan Karin?? Tentu aku bisa merasakan ketakutannya. Tubuhnya bergetar hebat, bahkan matanya kini tak berani menatapku. Perlahan aku mendekat kearahnya, tatapan mataku tak lepas darinya. Aku inggin marah, memakinya, dengan semua apa yang telah ia lakukan. Tak tau entah mengapa itu semua tertahan di leherku. Membungkam kan mulutku, tak satu pun kata - kata yang keluar dari mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND IS MY CEO || COMPLETE ✔
RomantikCorrine Rose melamar kerja di perusahaan Raynald Inc yang merupakan salah satu perusahaan game terbesar di Jakarta. Disanalah tempat Corrine bertemu dengan pria arogan yang bisa meluluhkan hatinya. Namun, mampukah ia meluluhkan hati pria tersebut?