I Love You, Dear….
Malam ini aku bertengkar lagi dengan ayah. Ayah tetap tidak menyetujui hubunganku dengan Goro, dengan berbagai alasan namun yang alasan pasti adalah perbedaan status sosial, Goro adalah salah satu staff di bagian keuangan di perusahaan ayahku. Goro baru bekerja 3 tahun di perusahaan ayahku, namun reputasinya cukup baik di kantor, dan aku sudah mengenal Goro sejak 2 tahun yang lalu dan aku benar-benar jatuh cinta padanya.
“Seberapa buruk Goro di mata ayah?” Tanya ku dengan sedikit emosi.
“Kau masih bertanya? Ayah sudah menjawab beribu kali, dia tidak pantas untukmu, masih banyak pria yang lebih pantas denganmu…” Jawab ayah, aku masih belum terima dengan alasannya itu.
“Tapi aku tetap mencitai Goro, terserah bagaimana dia di mata ayah…”Jawabku dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ibu ku yang duduk di sofa hanya bisa melihat pertengkaran kami, ia tidak bisa melakukan apa-apa selagi aku bertengkar dengan ayah walaupun sebenarnya ibu sangat ingin membela ku. “Aku sangat mencintainya ayah, ayah tidak pernah mengerti itu….” Tambahku lagi.
“Kalau kau tetap bersikukuh menjalin hubungan dengannya, hanya ada dua pilihan kau tidak akan ku anggap sebagai anggota keluarga Nakazawa lagi…..”Ancam ayahku
“Sayang…”Ibu ku kaget dan lansung berdiri dari tempat duduknya dan memegang pundak ayahku, ia sepertinya mencoba menahan emosi ayah dan membuat ayahku berhenti mengancam.
“Atau ayah akan membuat hidup laki-laki itu menderita selamanya!” Jawab ayahku tegas.
“Sayang, sudahlah, mau sampai kapan kau akan menentang hubungan mereka?”Kata ibuku.
“Ayah mau mengancam seperti apa, aku akan tetap bersama Goro!”Kataku lagi dengan airmata yang sudah bisa ku tahan lagi.
“Dasar anak tidak tahu di untung!” Tangan kanan ayahku menampar pipi kanan ku. Sangat sakit, ini pertama kalinya ayah menamparku. Ibu lansung menghampiriku, ia memeluku dari samping….
“Daijoubu?”Tanya ibu ku “Kau sudah keterlaluan, kenapa hal ini masih kau permasalahkan?” Kata ibuku sambil membelaku.
“Sekarang siapa yang kau bela, mereka atau aku?” Tanya ayah pada ibu, ibu tak menjawab.
Aku melepaskan diri dari pelukan ibu, aku pergi ke kamar dan mengambil tas ku.
“Kau mau kemana, Namiko?”Tanya ibu yang melihatku keluar kamar dan berjalan menuju pintu keluar, aku tak menjawab dan terus berjalan ke pintu keluar.
“Biarkan saja dia…”Kata ayahku.
Pikiran ku sedang kacau sekarang, ini adalah pertengkaran terbesar yang pernah terjadi dengan ayahku, aku bingung, aku sedih. Saat aku masih berada di halaman rumah, aku berpapasan dengan kakakku, Takuya yang baru pulang bekerja.
“Mau kemana malam-malam begini?” tanyanya padaku, aku tak menjawab, ia melihat aku menangis dan pipi kiri ku yang memerah, ia terkejut “Apa yang terjadi padamu…” aku pun tidak menjawabnya. Aku terus berjalan tanpa meninggalkan pesan apa-apa pada keluargaku. Orang yang saat ini sangat ku butuhkan adalah Goro, aku ingin berada di sampingnya sekarang dan menceritakan apa yang terjadi, aku ingin ia memelukku.
Aku menyetop sebuah taksi di pinggir jalan dan tujuan ku sekarang adalah pergi ke apartemen Goro. Aku tahu sekarang ia pasti sudah pulang kerja.
“Mau pergi kemana nona?” Tanya supir taksi itu.
“Tolong antarkan saya ke Aoki zaka…” Jawabku.
“Baik nona…”Jawab supir taksi itu.
Awal kami berpacaran semuanya baik-baik saja, tapi itu hanya bertahan 3 bulan. Semuanya berubah ketika ayahku mengetahui hubungan kami, dengan sifatnya yang otoriter dan gengsi nya itu ayahku mengeluarkan ultimatum agar aku segera mengakhiri hubunganku dengan Goro. Di kantor, ayahku pernah menyuruh Goro berbicara berdua dengan nya di ruangan presdir, dan ayahku lansung mengutarakan keinginannya agar kami segera mengakhiri hubungan ini, tapi secara lansung Goro menolaknya, berat baginya untuk mengakhiri semua ini dan melepasku begitu saja, kami berdua juga berpikir begitu. Kami tetap berpacaran diam-diam atau backstreet, kami tidak menpunyai waktu luang yang banyak untuk bertemu, sulit memang seperti ini tapi kami tetap berjuang untuk hubungan ini. Kami sering pergi ke pantai untuk melihat sunset, bermain pasir dan berjalan-jalan di pantai, aku juga pernah berbohong pada ayahku kalau aku akan pergi ke rumah temanku di Kyoto padahal aku pergi bersama Goro untuk berlibur di Onsen dan menginap di sebuah ryokan di Kyoto.