34.5 - Breathing Mouse, Drowning Queen

81 17 1
                                    

Bagaimana mereka utuh selagi semesta hancur di depan mata?

Dua kata.

Determinasi membara, adalah apa yang mungkin meluncur keluar dari bibir mereka. Sebuah ketetapan hati sesolid baja, butuh waktu untuk menciptakan dinding empati pada satu dan setiap emosi mereka yang berserakan bagaikan sampah yang tak berguna—atau mungkin memang begitu seharusnya. Tetapi pada akhirnya, mereka berhasil juga.

Adalah Minami Fuyukashi, seorang remaja dengan rambut sewarna senja. Seorang gadis dengan talenta teknisi yang mematahkan stereotip bahwa pekerjaan mekanik hanya dapat dilakukan oleh laki-laki. Katakan apa yang dibutuhkan, dan ia dapat membuatnya dalam sekejap; pelindung ponsel? Kamera? Robot super mini untuk kebutuhan stalking?

Berikutnya adalah Iva Lucille, seorang gadis dari negara asing yang katanya tatapannya sanggup mengubah manusia menjadi batu. Seorang mahasiswa matematika yang tinggal menghitung hari. Tidak ada yang luar biasa dari dirinya selain fakta ia belajar matematika; mempelajari subyek itu sendiri tanpa bunuh diri saja sudah sebuah keajaiban.

Berbeda dengan Kuroki Nanami dan Nymph yang merupakan sahabat sejak kecil, Minami dan Lucille tidak pernah mengenal satu sama lainnya. Tetapi mereka memiliki satu kesamaan yang membedakan mereka dari tujuh koma lima milyar manusia yang menghuni semesta.

Mereka ingin mengubah dunia menjadi sesuatu yang jauh lebih baik.

Pada pertengahan tahun, dimana angin panas dan kering perlahan mendingin, dan lazuardi berubah warna menjadi bayang samar putih pucat, Minami masuk ke kelasnya hanya untuk mendapatkan berita bagus yang anehnya membuat seluruh tubuhnya baru saja disiram air es.

(Kau mendapatkan surat dari pemerintah.)

Minami adalah seorang penduduk yang baik dan benar, ia tinggal sendiri dan membayar sewa apartemennya sehari sebelum batas bulanan, ia membayar pajak, ia belajar dengan rajin, ia mengecek kanan dan kiri sebelum menyebrang—apa yang membuat predator tertinggi puncak rantai makanan dalam ekosistem semesta mereka mengiriminya sebuah surat?

Gadis beriris peridot itu membukanya di tempat. Mata dengan cepat menyapu baris demi baris dalam lirikan tajam. Pada akhir kalimat, ia harus menarik napas panjang untuk tetap bertahan di dalam realita. Sosok yang lebih tua di hadapannya menaikkan alis.

(Demi kenyamanan bersama, anda tidak diperkenankan menolak.)

Hal pertama yang ia rasakan ada amarah. Apa yang ia lakukan? Minami tahu pemerintah utopia bukanlah sesuatu yang ingin kau jadikan musuh, tetapi gadis itu mencintai kebebasan. Ia sudah meyusun sebuah mimpi di dalam kepalanya, ia ingin menjadi seseorang yang menciptakan banyak hal untuk manusia—mengubah dunia menjadi lebih baik pada prosesnya.

(Yang kedua adalah rasa penasaran.)

Apakah yang membuat segelintir orang elit yang menyatukan dunia tertarik kepada Minami, dari tujuh koma lima milyar manusia lainnya?

Berita Minami yang menerima surat rekomendasi dari pemerintah menyebar dengan cepat di dalam universitas mereka, mengikuti berita lama tentang seorang gadis berambut hitam dari universitas rival mereka yang juga menerima surat dari pemerintah dua minggu yang lalu.

Dalam jangka waktu tiga hari, pada tempat yang sama dan kelas yang berbeda, Lucille mendapati dirinya dipanggil. Surat dengan segel resmi itu diserahkan kepadanya, dan sang dosen terlihat lebih dari bahagia kala menyadari dua dari seisi universitas menerima surat dari pemerintah. Entah apa isinya—sebuah ancaman lembut berbalut gula yang menjanjikan, tetapi bukankah manusia memang hanya peduli bagian luarnya?

(Lucille tahu ini adalah kesempatan.)

Kesempatan untuk menjadikan mimpinya kenyataan. Ia menerimanya tanpa pikir panjang, ia bahkan tidak membaca tulisan transparan pada bagian bawah kertas, terlalu sibuk menyusun kehidupan barunya untuk peduli bahwa ada satu refleksi lagi di dalam takdirnya.

Project AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang