Prologue

11K 563 34
                                    



NC area! [RE UPLOAD] Pernah di publikasikam tahun 2017!

.

.

Happy reading~

Wanita itu tampak tidur pulas diranjang king size ini. Wajah damai tidurnya menambah kecantikannya berpuluh kali lipat. Ia tampak tak terusik dengan kegiatan yang dilakukan pria di sampingnya ini.

Rambut yang acak - acakan menambah kesan cantik dan sexy di saat yang bersamaan. Apa lagi pundaknya yang terekspos sempurna. Pundak mulus itu tidak semulus yang kita bayangkan, mulus, tapi ada banyak sekali warna merah yang tercetak jelas disana.

Kalian pasti paham apa itu.

Pria itu membenarkan selimut yang digunakan wanitanya bersamaan dengannya. Sambil tangannya mengelus pipi mulus itu. Dengan senyumnya yang sangat mengerikan.

Wanita itu mengerjabkan matanya saat sesuatu dibawah sana tergesek satu sama lain. Benda keras Itu berusaha memasuki dirinya dibawah sana.

"eugh" leguh wanita itu dengan kesadaran yang belum penuh.

Si pria itu masih menatap wanitanya yang berusaha memulihkan kesadarannya. Dengan seringai yang masih sama seperti tadi. Serta tatapan meremehkan.

"tidur pulas nona Jung?" sindirnya. Dengan tangannya berpindah mengelus punggung yang tidak dibalut sehelai benang pun.

'lagi. Dan akan terus seperti ini' batin wanita yang dipanggil Jung ini.

Wanita bermarga Jung ini tersenyum miris dalam hati. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Dan, ya, setiap harinya akan selalu begini.

Ia tidak memberontak ataupun melawan. Itu sangat percuma. Ia sudah mencobanya. Tapi apa? Itu hanya membuat tenaganya terbuang sia - sia. Jadi ia hanya perlu menerima saja dan menikmati? Munafik jika ia bilang tidak.

Wanita itu tidak merespon apa yang pria dihadapannya ucapkan ini. Ia terlalu malas untuk berdebat di pagi yang baru saja tiba. Bahkan pagi ini moodnya sudah hilang.

"kau selalu saja.."

"ahh!" lenguh wanita itu saat sesuatu dibawah sana berhasil memasukinya, walau ia tahu ini belum sepenuhnya. Wanita ini benar - benar sudah hafal dan tahu betul.

"membuat ku enggan untuk pergi ke kantor"

Jleb.

Benda itu masuk dengan sempurna di bawah sana. Ia merintih menahan sakit yang teramat. Bagaimana tidak dia bahkan dalam keadaan sangat kering?

'brengsek!' umpatnya.

Pria tersebut tidak menggerakkan. Ia hanya membenamkan saja miliknya di tempat yang sudah sangat sering ia kunjungi ini. Bukan sangat sering lagi. Bahkan kegiatannya ini sudah seperti layaknya orang minum obat yang di beli dokter. Sehari tiga kali? Ah~ bahkan bisa lebih.

"sakit?" tanya pria itu dengan lembut.

Dia tanya sakit atau tidak? Cih! Pertanyaan bodoh macam apa itu. Ya tuhan pria ini benar - benar. Pertanyaan yang sudah sering sekali pria ini tanya kan pada wanita itu.

Jawabannya tentu saja sakit. Apakah dia gila? Oh tidak! Dia tidak gila, hanya saja belum?

Sekalipun wanita ini menjawab sakit, pria dengan rahang tajam ini tidak akan membantunya sama sekali. Bahkan sakit itu akan bertambah berpuluh kali lipat.

"diam. Aku anggap itu tidak sakit" ucapnya tegas.

Pria itu sedikit memaju mundurkan miliknya. Hanya sekali kemudiam mendiamkannya lagi. Pria itu sedikit tersenyum melihat perubahan wajah pada wanitanya ini. Matanya yang tertutup sangat rapat seolah menandakan itu sakit.

Pria itu tahu ini sangat sakit. Tapi apa? Ia tidak peduli sama sekali.

Tidak ada pemanasan sama sekali dipagi ini. Dan langsung saja kepada intinya. Ia bahkan tidak suka sesuatu yang bertele - tele.

Pria itu kembali memaju mundurkan miliknya. Saat ini tidak terlalu terburu - buru. Ia ingin wanitanya menikmati ini dan mendesah untuknya.

Tapi wanitanya bahkan menutup mulutnya rapat. Ia menahan desahan yang bisa saja keluar saat ia mulai menikmati ini.

Tak hanya disitu. Tangan nakalnya sudah berpindah posisi di gundukan kenyal itu. Sedikit mengelusnya seolah agar wanita ini mengerluarkan desahannya. Ia juga secara tidak sengaja menemukan sesuatu yang mulai mengeras disana.

"emm" wanita itu masih bungkam. Matanya masih terpejam rapat. Saat jari sialan itu memelintir miliknya yang sudah mengeras.

"mendesahlah untuk ku baby" ucapnya dengan suara yang, emm sangat sexy.

Melihat wanitanya yang masih saja bungkam pria itu tidak tinggal diam. Selalu saja seperti ini. Seperti munafik. Ah tidak! Wanitanya ini benar - benar munafik. Awalnya seolah ia enggan untuk mendesah. Tapi lama kelamaan? Cih! Dia bahkan menikmatinya.

Sepertinya sedikit memberi pelajaran tidak buruk bukan?

.
.

TBC

jangan lupa vote dan komemnya ya
kurang hot gak? 😂

Because I Need U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang