Chapter 14: Why?

1.3K 140 8
                                    

"Neechan, sedang apa kamu disini?." Tanya Mitsuo menatap terkejut kearah Rose yang masih memeluk Yoshimura membuat Rose langsung menoleh kearahnya masih dengan airmata yang mengalir diwajahnya.

"Mitsuo...lihat apa yang sudah manusia itu lakukan pada Yoshimura-san, kenapa...KENAPA HARUS SEPERTI INI?."

"Neechan." Mitsuo tak bisa menjawab pertanyaan Rose dan hanya bisa memeluknya saat ini, membiarkan dirinya menangis dipelukannya.

"Aku juga tidak tau neechan, tapi aku sudah memutuskan, setelah perang ini berakhir aku akan keluar dari CCG." Ucap Mitsuo membuat Rose gantian terkejut dengan ucapan Mitsuo.

"Ke-kenapa?."

"Kenapa ya?, aku rasa ini juga gara-gara pacar neechan itu, saat aku melihat dirinya bertarung habis-habisan melawan Yuon untuk menolong kakak, aku sadar kalau Ghoul itu hampir sama seperti kita, mendengar mereka begitu direndahkan oleh manusia mengingatkanku saat para manusia itu menyerang bangsa kita, benar apa kata neechan, manusia atau Ghoul mereka adalah orang yang telah membunuh orang-orang berharga untuk kita, tapi tak semua manusia itu jahat dan tak semua Ghoul itu juga jahat, buktinya ada Ghoul yang begitu melindungi kakaku padahal dirinya tau kalau neechan tak akan bisa mati." Jawab Mitsuo tersenyum sembari mengelus surai kakaknya itu yang masih tak percaya dengan perkataan Mitsuo.

"Apa...salah satu dari anak buah Irimi-san atau Koma-san memukul kepalamu?."

"Hei aku gak gila neechan, aku bicara serius."

"Hah baiklah-baiklah, lalu apa yang akan kamu lakukan setelah keluar dari CCG?."

"Mungkin aku akan kembali ke London, atau membuka toko bunga seperti impian lama neechan disini."

"Huh, boleh juga."

Blarrr...blarrr...

"Suara apa itu?, bukannya perang ini sudah selesai?." Tanya Rose begitu melihat ledakan dari luar jendela.

"Belum, aku baru ingin mengatakan kalau anggota Aogiri ikut menyerang."

"Mereka benar-benar melakukannya."

"Huh neechan sudah tau?."

"Ya, Hanae yang memberitauku, ini semua rencana Eto dan Tatara."

"Kalau begitu kita harus pergi dari sini."

"Tapi bagaimana dengan Yoshimura-san?."

"Tenang saja, aku akan meminta salah satu dari anak buahku untuk membawanya, pokoknya kita harus keluar dari sini." Usul Mitsuo yang dijawab anggukan kepala oleh Rose.

Dia kembali memakai topeng miliknya, menatap Yoshimura sebentar dan mencium keningnya sebelum dirinya benar-benar pergi dari gedung itu. Benar saja, keadaan diluar sudah sangat kacau, pertarungan antara Ghoul dan manusia tak bisa dihindari, dan lagi jumlah anggota Aogiri jauh lebih banyak dari manusia.

"Ukh ketakutanku menjadi kenyataan, sudah kuduga kalau Eto akan merencanakan hal ini." Ucap Rose memandang sekelilingnya.

"Ya, tak kusangkah mereka melakukan hal seperti ini." Jawab Mitsuo sambil menyerang anggota Aogiri yang melancarkan serangan padanya menggunakan Katana miliknya begitu juga Rose yang ikut menyerang menggunakan bloody mary.

Mereka terus bertarung melawan para Ghoul yang menyerang mereka, sudah lama sekali Rose tak bertarung berdua seperti ini bersama adiknya, membuatnya terkenang masa lalu saat dia dan adiknya sama-sama menjadi Ghoul hunter walau dirinya tak bertahan lama dalam asosiasi itu.

"Terkenang masa lalu neechan?." Tanya Mitsuo disela-sela dirinya bertarung dengan para Ghoul.

"Ya, tapi waktu itu kita menggunakan kemampuan kita masing-masing jadi terkesan sangat mudah, hanya saja situasinya sekarang berbeda." Jawab Rose juga masih meladeni para Ghoul itu.

Mereka terus bertarung sampai Rose mencium wangi manis yang sangat dikenalnya, wangi manis darah milik kekasihnya.

"Ini..."

"Ada apa neechan?." Rose tak menjawab malah mengeluarkan sayapnya dan terbang diudara menghiraukan panggilan Mitsuo, dia harus mencari dimana kebaradaan Kaneki, tapi wangi darah disekitarnya jadi menutupi aroma Kaneki.

"Ken...Ken...aku mohon tetaplah selamat."

.

Meskipun butuh waktu lama untuk menemukannya, tapi Rose berhasil juga menemukan dimana Kaneki berada. Ya Kaneki sedang berjalan dengan seseorang digendongannya, mencium wangi darah yang cukup familiar dari tubuh itu, dia langsung melebarkan matanya saat tau bahwa yang ada digendongan Kaneki adalah Hide, sahabatnya sendiri.

"Ken?."

Rose bermaksud mendekat kearahnya, tapi terhenti saat seseorang pria bepakaian serbah putih bernama Arima mendekat kearah Kaneki sembari membawa sebuah koper ditangannya.

Kaneki lantas meletakan Hide dibawah dan apa yang selanjutnya terjadi hampir saja membuat Rose lepas kendali. Dia melihat Arima yang membunuh Kaneki tepat didepan matanya, dan itu menyulut kemarahan Rose sampai matanya pun berubah menjadi merah menyala.

"Ka-kamu...BERANI SEKALI KAMU MEMBUNUH KEN." Teriak Rose dan dengan cepat dia mengarahkan bloody mary miliknya kearah Arima.
Sementara Arima yang mencoba menghindar tiba-tiba tidak bisa bergerak, membuatnya hanya diam berdiri disana dengan pandangan syok.

'A-aku tidak bisa bergerak, apa yang terjadi?.' Batinnya masih mencoba untuk menggerakan tubuhnya, kalau saja Mitsuo yang saat ini memakai jubah berwarna hitam tak menahan serangan Rose, bisa dipastikan kepala Arima sudah dipenggal olehnya.

"Menyingkirlah, aku...aku akan membunuh orang itu."

"Neechan tenanglah."

"Tidak bisa, dia telah membunuh Ken, AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANNYA." Teriak Rose menangkis pedang Mitsuo dan mengarahkan bloody mary pada Arima. Tapi saat senjatanya tinggal beberapa senti dari leher Arima, tiba-tiba saja pandangan Rose menggelap dan tubuhnya jatuh.

Dengan sigap Mitsuo menahan tubuh Rose sebelum dirinya membentur tanah, dia bersyukur salah satu anak buah vampirenya datang tepat waktu dan membutakan pengelihatan Rose serta melumpuhkan tubuhnya. Kalau saja Rose tak dalam keadaan panik, dia pasti bisa melepas mantra itu dengan mudah.

"Kenapa...ke...na...pa?." Gumamnya sebelum dirinya dibuat pingsan oleh Mitsuo.

Segera saja Mitsuo mengeluarkan sayapnya dan membawa Rose pergi dari tempat itu bersama Hide yang dibawah salah satu anak buahnya meninggalkan Arima beserta para manusia lain disana.

Vampire X Ghoul (II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang