IMAGINE

Imagine - Prolog

PROLOG

London, Autumn 2022

Gadis itu menelisikan pandangannya ke seluruh bagian kota London yang bisa di cakup penglihatannya. Anastasya sudah menunggu lama untuk saat-saat ini, saat dimana dia bisa menginjakkan kakinya di London. Matanya juga mencari-cari sosok yang selama ini di nantinya. Namun yang terlihat hanya pemandangan indah kota London. Orang-orang yang tampak asing di matanya yang berlalu-lalang. Juga daun-daun yang menguning berjatuhan dari pohonnya. Tepat sekali! Suasana musim gugur di London memang sangat indah. Tapi hatinya masih gelisah. Gelisah karena seseorang yang membuat nya tertarik pada kota ini. Alasan utamanya menginjakan kaki di London.

MP3 playlist nya dan memutar lagu 'itu'. Lagu yang jadi favorit nya selama bertahun-tahun kebelakang. Imagine, lagu yang banyak pro-kontra nya itu. Adalah sebuah lagu yang mengingatkan nya akan seseorang. Seseorang yang pernah disia-siakan nya. Lagu itu sama sekali bukan tentang cinta. Tapi kenapa hatinya bisa tersayat hanya dengan mendengar suara John Lennon itu? Bukan juga karena Lennon yang menyanyikan. Tapi pria di balik lagu tersebut. Yang mengenalkan impian nya dengan lagu itu kepada Anastasya. Tentang impiannya, tentang Imagine, dan juga London. Anastasya memutar kembali seluruh ingatannya tentang pria itu. Tuhan! Jika saja dia dapat memutar balik waktu. Mungkin takkan ada penyesalannya seperti sekarang terhadap pria itu. Gabriel. Nama itu kembali memenuhi ruang di otak nya —juga di hatinya.

"kenapa aku harus sebodoh itu tuhan?? Kenapa aku biarkan dia pergi dari hidupku?"

"Gabriel!!! kenapa kamu tidak bisa bertahan sebentar lagi? just a little bit. Did you ever hear me callin' ? I wish you here and hold me." Anastasya mengeluarkan liquid bening dari sudut matanya.

"Gabriel, really. Hear me. I Love You, to the moon and back." Racaunya sambil melirik ke arah bulan penuh yang menggantung dengan indahnya di langit London.

"Arrrrrghhhhhhhhh" Anastasya mengerang frustasi di hadapan sungai Thames.