Pagi yang cerah menyambut Kota Seoul. Kicauan burung menambah suasana Kota Seoul menjadi damai dan ceria. Masyarakat mulai menjalankan aktivitasnya masing-masing.
Seorang yeoja tengah bercermin untuk melihat penampilannya. Yeoja bernama Jung Eunji ini bersiap-siap untuk menuju ke ruang makan untuk ikut sarapan bersama kedua orangtuanya. Eunji meraih tasnya di kasurnya dan berlari menuju ruang makan setelah mendapat teriakan dari ibunya.
"Annyeong eomma," sapa Eunji dengan menarik kursi dan duduk. Eunji mengambil sehelai roti dan ia oleskan selai coklat di atasnya.
"Appa eodisseo?" tanya Eunji.
"Ayahmu ada di kamar," ujar Nyonya Jung, ibu kandung Eunji. Eunji mengubah raut wajahnya menjadi sedih setelah mendengar jawaban dari ibunya.
"Appa masih belum sembuh?" lirih Eunji sedih. Nyonya Jung yang mendengar itu juga ikut sedih.
"Doakan saja semoga ayahmu cepat sembuh," ujar ibunya.
Sedikit cerita, ayah Eunji mempunyai penyakit yang tak kunjung sembuh setelah setahun lamanya. Kondisi ekonomi Eunji semakin kritis sejak ayahnya jatuh sakit. Saat ini perusahaan ayahnya dipegang oleh temannya.
Beruntung temannya sangat baik kepada keluarganya.
Eunji memilih pergi ke kamar ayahnya dan melihat ayahnya yang terbaring lemah. Tuan Jung terbangun setelah mendengar derap langkah mendekat ke arahnya.
"Appa..." lirih Eunji. Tuan Jung menoleh dan melihat putrinya yang sudah berjongkok di samping tempat tidur.
"Ne?" jawab Tuan Jung dengan suara serak.
"Belajarlah dengan baik ne di sekolah...appa tahu, kau adalah putri ayah yang paling pintar," tak sengaja Eunji meneteskan air matanya dan segera menghapusnya kasar.
Tuan Jung mengangkat kedua tangannya dan menghapus air mata putrinya yang terbuang begitu saja.
"Jangan menangis, kau akan terlihat jelek di mata ayah," ujar Tuan Oh menghibur putrinya.
"Ayah cepat sembuh ne... Eunji hanya ingin ayah cepat sembuh," ujar Eunji dengan mengusap punggung tangan ayahnya.
"Hm... Ayah pasti sembuh, nak. Jangan pikirkan ayah ne, pikirkan sekolahmu," ujar Tuan Jung.
"Cha~cepat berangkatlah, nanti kau terlambat," ujar Tuan Jung. Eunji menghapus air matanya dan berpamitan kepada ayahnya.
Oh Family's House
Seorang namja tengah memoles rotinya dengan selai coklat. Ia tak lupa memberi mayonice pada rotinya dan juga keju. Nyonya Oh memberi segelas susu untuk putranya. Tuan Oh yang tengah membaca koran sambil menunggu makanan dari sang istri. Tuan Oh segera melipat korannya setelah istrinya memberinya sepiring nasi goreng kimchi kesukaannya dan juga kopi.
"Bagaimana kondisi Jung Hyeoksin?" tanya Nyonya Oh.
"Kondisinya semakin parah, yeobo. Doakan saja semoga dia baik-baik saja," ujar Tuan Oh.
"Sungguh miris keluarga Jung Hyeoksin," sedih Nyonya Oh. Nyonya Oh melihat putranya yang makan sambil membaca sebuah buku.
"Aigoo... Tidak bisakah sehari saja makan tanpa memegang buku?" Nyonya Oh langsung mengambil buku yang dipegang putranya.
"Eomma!" kesal Sehun.
"Makan dengan tenang dan jangan melakukan hal apapun selain makan,"
"Sudahlah... Aku tak lapar," Sehun beranjak dari kursinya dan menyambar tas sekolahnya di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage without DATING (FINISH)
Fanfictiondua remaja yang harus menikah karena keinginan sang ayah di ambang kematian tanpa ada rasa suka, bahkan mengenalpun tidak kisah Cinta yang tumbuh dan datang terlambat