Author Pov,-
"Hey Bocah....." ucap Swan tiba-tiba, memecah keheningan kamar yang sangat sunyi dari tadi. Setelah lagu mereka selesai di nyanyikan, mereka berbaring. Saling diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Jangan panggil aku Bocah, Swan !!" Titah Arga tanpa menoleh pada gadis yang berbaring di sampingnya. Mereka hanya fokus melihat ke langit-langit kamar, seolah ada sesuatu yang bagus di atas sana.
"Aku ingin lebih mengenalmu, Ga. Mengenal orang yang saat ini paling berarti dalam hidupku." Swan diam sejenak. Menarik nafasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan bicaranya.
"Aku ingin tau semua tentang kamu malam ini Ga. Aku ingin tau, tanpa terkecuali. Jadi jawab aja semua yang aku tanyain." Tanpa saling melihat. Swan yang masih bicara dan Arga yang mendengar.
"Kenapa kamu panggil aku 'Bodoh' ?" Tanya Swan.
"Emmmm... karena kamu memang 'Bodoh' , tidak peka." Jawab Arga sekenanya. Arga tersenyum tipis karena jawabannya, jawaban yang lebih terdengar seperti sindiran terasa sedikit menggelitik gelenjar tawanya.
Swan kembali menarik nafasnya, sebelum di lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
"Makanan Favorit?"
"Ehmm... Telur ceplok."
"Minumannya?"
"Jus Alpukat."
"Tempat Favorit?"
"Ehmmmm..... Pantai, mungkin."
"Lagu Favorit?"
"Sejak 30 menit yang lalu, lagu kita jadi lagu yang paling aku suka" jawab Arga. Lagi-lagi terlihat sebuah senyum menghias wajahnya.
"Hal yang di benci?"
"Perpisahan." Deg.. jawaban Arga menyengat sudut hati Swan. Bibir Swan sempat bergetar sesaat. Dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk bertahan dan tidak menangis saat ini.
"Kenapa?" Tanya Swan memberanikan diri.
"Hemm? Apanya kenapa?" Arga menoleh ke samping. Menatap mata gadis yang kini tengah menatapnya. Tatapannya seolah menyimpan beribu luka. Arga bisa melihat, mata gadis itu memerah, bahkan mulai berkaca-kaca.
"Kenapa, perpisahan jadi hal yang paling kamu benci?" Tanya Swan. Menatap dalam-dalam wajah laki-laki yang berbaring di sampingnya.
"Kalau aku udah sayang. Selamanya aku sayang. Seburuk apapun dia, sebenci apapun aku, dalam hatiku, aku tetap sayang dia. Aku benci jika orang yang ku sayang menghilang dari hidupku. Karena dia, aku harus merubah keseharianku yang tanpa dia. Mencoba menahan rindu karena dia. Mencoba menahan tangis karena dia."
"Aku sempat terpuruk saat Papa meninggal. Lalu aku mencoba kuat, kuat dan kuat. Memakai topeng dengan sejuta senyuman. Tapi percuma, luka itu terus menggerogoti tubuhku. Tapi sekarang lihatlah, aku sudah bisa tersenyum tulus lagi, ini semua karena kamu, Swan. Lukaku perlahan sembuh. Meskipun sulit, aku seneng ada kamu di sampingku." Di sentuhnya pipi Swan lembut. Menghapus air mata yang tiba-tiba membasahi pipi gadis itu.
"Ga......" panggil Swan. Menggeser tubuhnya lebih dekat pada Arga. Mendekapnya, menyelusup masuk di dadanya. Arga sempat terkejut, melihat gadis yang kini menenggelamkan wajahnya dalam pelukan yang di awalinya. Perasaan nyaman, bahagia, terasa begitu nyata malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Cover Me 🌸 Complite 🌸
RomansaKisah dari seorang remaja yang untuk pertama kalinya merasakan cinta. Air mata dan tawa menjadi bagian dari kisah kecilnya. Perasaan ingin melindungi menimbulkan cinta dari sisi lain. Tapi cinta pertama bukan hal yang mudah. Keadaan membuat keduanya...