Gadis itu. Namanya Sanata Qira. Duduk termenung sendirian dikursi taman selama hampir 2 Jam hanya untuk menunggu yang tak pasti. Dia bercanda! Berjuang untuk seseorang yang bahkan belum ia tatap secara langsung. Lucu, lucu sekali. Dan ini semua karena cinta.
Satu kata mematikan. Maka dari itulah aku benci, amat benci dengan cinta. Apa yang kita lihat, rasakan, semua kebohongan belaka. Cinta itu tak ada.
Sejujurnya aku tak pernah mengira Sana akan mempercayainya. Namun siapa sangka? Hanya dalam kurung waktu dekat ia mampu bangkit kembali tanpa Jaehyun. Matanya bintang-bintang penuh harapan.
Aku tau ia tersiksa. Batin maupun fisik. Dua hal yang di korbankan hanya karena sebuah kata keramat. Itu sungguh memuakkan, aku jijik, bahkan benci. Tapi aku puas, Sana akan hancur sesaat lagi.
Terkadang aku bingung. Gadis itu sudah tau kebenarannya, tetapi rasa cinta membutakan semuanya. Sana masih memiliki harapan, hanya untuknya. Tak peduli yang ia dapatkan hanyalah kekecewaan yang memenuhi setiap rongga hati yang kesepian.
"Hai" dia bangkit. Tatapannya melemah seiring meredupnya cahaya bintang itu.
"Yoojung?" Sana tersenyum kecut.
"Terkejut? Sepertinya tidak, ya." lalu kami menyeringai bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRABBLE
FanfictionPermasalahan yang rumit. Hanya sebuah cerita singkat yang mengisahkan sebuah permasalahan real saya. Dan ini dibuat oleh teman untuk saya.