Setelah peperangan itu, kami kembali menjalani kehidupan masing-masing. Walau begitu aku tak bisa melupakan dirinya begitu saja, suaranya, wajahnya, bahkan setiap malam aku terus memimpikannya bersama orang-orang yang aku sayangi, yang telah direngut paksa dariku, mungkin ini yang namanya karma karena dulu aku juga sudah merenggut nyawa orang lain.
Tapi setiap kematian pasti ada kehidupan, walau aku kehilangannya, aku masih diberi satu kesempatan untuk menjaga seseorang.
“Selamat kamu akan menjadi seorang ibu.” Ucap Susan yang merupakan salah satu kenalanku, dia seorang dokter kandungan.
Ya, dua bulan setelah itu aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku, aku sering mual dan sudah 4 bulan ini aku tak mengalami menstruasi, walau aku seorang vampire aku masih mengalami hal itu.
Juga saat aku melihat kekaca, aku mendapati tubuhku mengeluarkan aura berwarna ungu yang sangat tipis, padahal aura itu adalah aura seorang Ghoul. Karena itu saat Susan mengatakan aku hamil, aku hanya bisa memandangnya tidak percaya seolah mengatakan ‘kamu gak sedang bercanda denganku kan?’.
“Mana mungkin aku bercanda, aku serius tau, tapi apa kamu yakin?, bayi yang ada dikandunganmu itu adalah Ghoul, dia tidak akan hidup kalau tidak dengan keajaiban.” Ucap Susan memandang khawatir padaku.
Sementara aku sendiri langsung menundukan kepalaku dan memegang perutku yang masih datar.
“Aku akan melahirkannya, aku akan membuat keajaiban, karena dia satu-satunya titipan darinya, aku akan menjaganya.”
Setelah itu aku memutuskan untuk menuntaskan studyku lebih awal tanpa diketahui oleh siapapun kecuali sang kepala kampus, lalu aku kembali kekampung halamanku, tempat dimana rakyatku menunggu setelah sekian lama. Disana aku diangkat menjadi Ratu sementara adikku menjadi Rajanya, bukan berarti aku menikahi adikku loh ya, aku masih ingin menganggapnya sebagai keluarga yang berharga.
Dan soal kandunganku, aku benar-benar membuat keajaiban. Aku meniru salah satu sahabatku, memakan makanan Ghoul agar bayi yang ada dikandunganku tetap bertahan. Dan selama sembilan bulan lebih aku harus merasakan daging manusia, akhirnya seorang anak half vampire dan Ghoul lahir kedunia. Dia memliki wajah dan surai seperti ayahnya, tapi matanya seperti milikku.
Ini menjadi perdebatan dari asosiasi vampire, mereka mengira anakku adalah iblis karena pertumbuhannya yang tak normal. Ya dia tumbuh terlalu cepat untuk ukuran seorang anak, untung saja adikku dan aku sendiri cepat bertindak dan tak sampai menimbulkan perpecahan pada kaum kami. Hanya saja aku khawatir kalau dia terus tumbuh, aku tak akan bisa menghabiskan waktu dengannya, tak kusangkah novel karya Stephenie Meyer bakalan terjadi dikehidupan nyata. Bersyukur pertumbuhannya terhenti begitu dia menginjak umur dua tahun, walau dia sekarang seperti anak umur 6th.
“Mama lihat aku memetikan bunga mawar ini untuk mama.” Ucap seorang anak mendekat kearahku sembari membawa bunga mawar merah.
“Thank you, kamu anak yang baik, ayo kita main lagi.”
“Emm, tapi sebelum itu.” Anak itu memasangkan bunga mawar tadi pada ikatan dirambutku lalu tersenyum lebar padaku.
“Nah sekarang mama jadi makin cantik.” Lanjutnya masih tersenyum yang aku balas dengan senyuman diwajahku.
Ne kamu yang ada disana, apa kamu bisa mendengarku. Sampai saat ini aku masih mencintaimu, karena itu aku akan menjaga anak ini walau nyawaku yang akan menjadi taruhannya.
“Kali ini aku akan benar-benar menjaganya, dan tak akan kubiarkan siapapun merenggutnya dariku.”
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire X Ghoul (II)
FanfictionAku tak mengerti jalan pikirannya, kenapa dia lebih memilih bergabung dengan Aogiri daripada kembali ke Anteiku?. Apa dia akan pergi sama seperti orang itu?. Dan juga kenapa masa lalu kembali datang menghantuiku?. . Sequel dari Vampire X Ghoul (I)...