Chapter 4

354 40 11
                                    

       

"Ayo kencan denganku." Ujar Marc, bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah pernyataan.

***

"Kau ini memang benar-benar gila ya?" Alara berusaha menahan suara tingginya karna terlalu emosi.

"Baiklah kau sangat susah di jinakkan rupanya, bagaimana kalau kita taruhan jika aku bisa menang 9 kali berturut-turut mau tidak mau kau harus kencan denganku." Tawar Marc.

"Aku. Tidak. Akan. Pernah. Berkencan. Dengan. Orang. Seperti. Mu." Jawab Alara sambil menggertakkan giginya sanking geramnya ia kepada Marc.

"Terima saja taruhannya, atau aku akan terus mengganggumu, atau kau takut kalah?" Alara terdiam, dia tidak tahu menahu mengenai MotoGP, dia hanya mengenali satu rider yaitu Valentino Rossi dan dulu ia sempat bertemu dengan Casey Stoner tapi seingatnya sang ayah menceritakan bahwa Casey sudah pensiun dini. Alara berpikir keras : 9 kali berturut-turut? Tidak mungkin dia bisa melakukannya, meskipun sepertinya dia hebat tapi tidak mungkin dia sehebat itu.

"Baik, 9 kali berturut-turut, ingat harus berturut-turut." Akhirnya Alara menyerah. Marc tertawa lalu berdiri dan mengacak rambut Alara.

"Kau sudah harus mulai packing sepertinya, karna kencan denganku membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang jauh." Dengan kata-kata itu Marc meninggalkan Alara yang terbodoh dia tidak mengerti maksud kata-kata itu.


Keesokan paginya Alara teringat sesuatu, dia ingin menemui adiknnya dan menggali informasi mengenai Marc, sepertinya adiknya itu cukup dekat dengan Marc.

Alara menemukan Andrew dengan cepat, tentu saja di Minggu pagi seperti ini dimana lagi adiknya itu berada selain ruang main playstation-nya.

"And,  may I ask you something?" tanya Alara yang duduk di sofa sedangkan adiknya tetap fokus kepada layar LCD dihadapannya.

"Andrew!" pekik Alara.

"Ada apa sih kak, mau tanya apa?" barulah Andrew menjawab.

"Hmmm mengenai itu... si Marc"

" What? Kau suka dengannya? Yaaaaah!! Sakit!!" celetuk Andrew yang tak lama kepalanya menjadi tempat mendarat bantal sofa karna Alara refleks.

"Aku cuma ingin tahu apa dia hebat di MotoGP? Dia terlihat angkuh sekali!." Celutuk Alara.

"Makanya sekali-sekali kau harus melihat tontonan selain fashion show."

"Kau mau jawab atau tidak? Kenapa jadi mengguruiku!"

"Baiklah kakakku yang cerewet, Marc Marquez, nama lengkapnya Marc Mar-

"Aku tanya dia itu jago atau tidak bukan biografinya!" Potong Alara tak sabar.

"Oke-oke, dia jago, sangat jago malahan dan dia itu dijuluki The Baby Alien bahkan Perfect Alien." Jawab Andrew santai sedangkan kakaknya mulai merasa panik.

"Kalau MotoGP 1 musim ada berapa seri?" Tanya Alara lagi.

"Kau kerasukan apa? Kenapa jadi tertarik motoGP?" Alara hanya mendelikkan matanya sebagai tanda dia tidak sedang  bergurau.

"1 musim MotoGP itu ada 18 seri." Jawab Andrew sewot.

"Sekarang sudah berapa seri?"

"Kau tak ingat gala dinner kemaren untuk menyambut MotoGP setengah musim, artinya 2 minggu ke depan akan berlangsung seri ke 9 di Jerman."

Alara sedikit tenang ini sudah hampir separuh musim, Marc tidak mungkin tidak pernah dikalahkan biar bagaimana pun kesempurnaan ada batasnya. Dia melemaskan punggungnya yang daritadi menegang, tak lama Andrew kembali berbicara.

The Slipstream ( Marc Marquez Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang