Adamian dan sisi gelapnya

229 4 10
                                    

Reyno membersihkan sisa - sisa tempat makanan junk food nya, masih untung ia ingat kalau ia sering membuang sembarangan bekas makanan nya. Membuat nyamuk dan tikus berkembang pesat.


Dan malam itu, Reyno buru buru membuang semua bekas makan nya ke tong sampsh di dalam kamarnya. Masih untung dia mau makan walaupun delivery. Setidaknya masih ada yang masuk dalam perutnya.


Saat hendak tidur kembali, karena ia ingat diluar hujan deras. Ia malah mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.


Reyno merasa sangat sebal pada siapapun yang menganggunya kali ini. Sungguh, ia akan mengumpat pada orang itu.


Dengan langkah perlahan, ia mulai mendekati pintu.


Dan, rupanya Allah mengirimkan tamu yang sangat tidak ia harapkan. Didepan nya berdiri seorang Adamian. Dengan kemeja hitam slim fit dan celana bahan hitam yang ketat. Nampak memukau untuk Reyno. Namun, ia masih kesal dan menaruh dendam kesumat untuk lelaki ini.


"Luka mu gimana? Aku khawatir." Reyno mendengus geli sembari membuang pandangan kearah manapun, asalkan jangan menatap si lelaki ini.


Adamian khawatir? Kemana saja? Bahkan saat setelahnya saja Adamian pergi melengos kemana yang ia mau.


"Lucu, kemana aja kamu? Baru sekarang khawatir? Ini udah 5 hari berlalu. Dan kamu baru jenguk aku sekarang?" Balas Reyno dengan nada ketusnya. Adam terlihat salah tingkah.


"Denger, Adam. Aku emang murahan, tapi aku nggak pernah mau melakukan hal hina dengan yang lain. Dan aku hanya murah untuk mu, bajingan." Lanjut Reyno penuh amarah kali ini. Adamian meliriknya sebentar.


Tangannya terjulur untuk menyentuh pipi Reyno yang dulu mulus, mungkin sekarang Adamian tidak akan bisa mengagumi kemolekan Reyno lagi.


"Aku hilang kontrol saat itu, Reyn. Denger aku." Adamian memelas. Reyno tersenyum culas memandang kekasih jahatnya.


"Kamu saiko, Adam. Cemburu pada benda mati."


Tangan Reyno menepis tangan Adamian. Ia malah membuka sendiri perban di pipi nya.


Menampakkan luka penuh nanah.


Adamian terkejut saat melihat luka itu. Ya allah, betapa kasarnya ia saat itu.


Reyno menghela nafas. Ia melirik kesal kearah Adamian. Well,rupanya lebih baik tutup pintu dan tinggalkan si lelaki ini. Tidak ada pembicaraan lain lagi rupanya.


Habis perkara dan Reyno nampak muak.


"Aku nggak mood liat kamu." Ujar Reyno ketus. Jemari nya mulai meraih knop pintu kamarnya. Namun, sayangnya Adamian lebih cepat.


Ia melangkah masuk kedalam kamar yang nampak berantakan luar biasa.


"Keluar, Adam." Bentak Reyno pada Adamian. Telunjuknya mengarah ke daun pintu. Adamian tidak bergeming dengan bentakan dari si mungil.


Reyno melangkah mundur tertatih tatih, mencoba menghindari Adamian. Firasatnya, berkata bahwa Adamian pasti akan melakukan hal buruk padanya.


"Stop, Adam. Keluar sekarang, aku udah maafin kamu." Nyali Reyno tiba tiba menciut saat melihat ekspresi menyeramkan dari Adamian.


"Ini sikap yang kamu tunjukin buat aku? Aku, Reyno!" Adamian membentak tepat di depan wajah Reyno. "Pergi, Adam." Ulang Reyno.


Suara Reyno tercekat habis di tenggorokan nya.


Reyno merasakan bahwa bulu kuduknya berdiri, jemari Adamian mengebelakang kan rambut tebal di tepi telinga Reyno. Ia merasakan bahwa nafas Adamian semakin menghangat, Reyno terdiam sebentar. Mencoba mencari cara agar membuat Adamian pergi. "Keluar, Dam. Aku mau istirahat." Reyno membuang muka kanan, nanahnya menetes kelantai keramik putih nya.

MAAFKAN AKU (BxB)Where stories live. Discover now