Renita berlari dengan sangat cepat, tanpa memperdulikan tatapan bingung orang-orang.
"WOY MINGGIR WOY! GUE BENTAR LAGI DIKEJAR SAMA SAKARATUL MAUUUT!" Teriak panik Renita yang terdengar tidak masuk akal. Siswa-siswa SMA X JAKARTA yang berlalu lalang di koridor menjadi minggir, karena teriakan tersebut.
Mati aku! Semua PRku belum kukerjakan sama sekali, apalagi gurunya rada-rada killer. Ah, tidak seharusnya aku berimajinasi mengenai doi berpakaian yang hot. Ah, otak mesum, otak kampret. MAMI, ANAKMU BAKAL PULANG HANYA TINGGAL NAMANYA SAJA MAM, batin Renita menjerit.
"WOY AWAS WOY! GUE MAU POOP!" Teriak Renita lagi dengan alasan yang semakin aneh bagi seorang perempuan yang cantik, dan ia merentangkan tangannya agar semua orang didepan dia minggir.
Disisi lain, berjalanlah sekelompok manusia yang terdiri empat laki-laki yang berwajah tampan sedang bercanda satu sama lain, dan terlalu fokus pada candaan mereka tanpa melihat Renita berlari kencang.
"WOY MINGGIR WOY! GUE GAK BISA NGEREEEEM!"
Gubraaak. Tabrakan itu pun tidak bisa dihindari lagi. Renita dan keempat laki-laki itu saling bertabrakan dengan sangat keras membuat keempat laki-laki itu terjatuh dengan posisi yang tidak enak dipandang.
"Shit!" Umpat kedua cowok secara bersamaan.
"Eh kutil kecepirit."
"Eh emak gua"
"ANJIR! TADI APAAN ITU?!" Seru salah satu laki-laki yang diketahui pemimpin dari kelompok tersebut.
"Gue gak tau itu apaan, Van. Gue rasa tadi itu manusia dan gue kena bogeman dari tangannya. Anjer sakit. Asli sakit banget," jawab seorang laki-laki lain kepada pemimpin kelompok tersebut yang bernama Van.
"WOY VINO, GUE TAU LU KURANG BELAIAN KASIH SAYANG DARI CEWEK. TAPI, BUKAN BERARTI LU BISA NGERABA-RABA GUE, KAMPRET! MENTANG-MENTANG LU JATUH DI ATAS GUE. MINGGIR LU!" Teriakan histeris dari seorang laki-laki membuat semua orang yang berlalu lalang memperhatikannya. Ternyata laki-laki itu histeris dikarenakan laki-laki yang bernama Vino yang terjatuh di badan laki-laki histeris itu, meraba-raba badan si laki-laki histeris.
"Apaan sih, Chand?! Gue gak ngeraba badan lu yah! Gue cuman mengetes doang, lu itu punya gunung apa kagak? Ternyata gak punya, berarti lu itu cowok normal," jawab Vino dengan lugu.
Chandra melotot kesal dan meminta bantuan kedua temannya untuk menjauhkan Vino dari dirinya. Dua laki-laki yang sudah bangun, langsung menarik kerah baju Vino agar tidak diatas badan cowok yang bernama Chandra.
Dug
Dug
"Awww, kok lu berdua jitak gue, sih? Gue salah apa sama lo, Van? Gue salah apa sama lo juga Yon, gue salah apa?! KENAPA GUE SELALU SALAH?!" Ucapan Vino yang mendramatisir membuat ketiganya memutarkan kedua bola mata mereka.
"Salah lu banyak!" Balas Rion dan Van secara bersamaan.
"STOOOOPPP !! JANGAN BERANTEM KARENA AKUUU!" Seru Renita tiba-tiba, menghentikan pertengkaran tersebut dengan meletakkan masing-masing tangannya didepan muka mereka. Mendengar hal itu, mereka langsung berekspresi seakan-akan mereka ingin muntah mendengarnya.
"Najis!"
"Apaan sih lu?!"
"Ew."
"Dasar cewek aneh!" dan masih banyak lagi umpatan untuk seorang Renita. Renita hanya bisa cemberut, karena kenyataannya mereka benar.
"Ah jahat ah kalian," kata Renita merajuk.
"Ngemeng-ngemeng, tangan lu bau Ren," ucap Rion. Renita langsung mencium tangannya, dan seketika merasa ingin muntah karena bau tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K.A.V
Подростковая литератураKisah ini menceritakan seorang gadis bernama Renita perempuan yang cantik, agresif. Ia mudah menyukai laki-laki. Hal ini dikarenakan Ia hanya memiliki satu kriteria khusus untuk menjadi tipe idaman laki-lakinya, yaitu menarik. Hingga ada dua laki-l...