Chapter 3

3.2K 377 122
                                    

Pelajaran jam pertama baru saja dimulai. Masing-masing kelas perlahan nampak tenang dan serius.
Namun kemudian ketenangan itu sirna ketika terdengar keributan minor di lorong kelas.

Tap ... tap ... tap...

Terdengar derap kaki, lalu di susul derap kaki yang lain. Berurutan.
Merasa penasaran, beberapa siswa yang duduk dekat jendela, tepat di samping lorong kelas, melongokkan kepala. Hendak mencari tahu sumber keributan tersebut.
Dan mereka menyaksikan sepasang muda-mudi sedang berlarian, berkejar-kejaran, di sepanjang lorong kelas.

"Lee Seokmiiin!" teriak Pinky tanpa menghentikan langkah kakinya dan terus berlari mengejar sosok jangkung yang berlari sekitar 100 meter di depannya.
"Yyaa!! Berhenti kau!" teriak Pinky lagi.
"Ogaaahhh!" Seokmin berteriak histeris.
"Aku takkan mengobok-obok mulutmu, percayalah!"
"Tetap saja ogaaahh! Kau tak dapat dipercaya!"
"Yyaak!"
Dan mereka terus saja berkejar-kejaran.

"Astaga, apa yang mereka lakukan?"
"Apa mereka ribut lagi?"
"Ah, mereka kekanak-kanakkan sekali,"
"Ku pikir dua orang ini sudah stress,"
Beberapa siswa yang melihat peristiwa itu mulai berbisik tak menentu.
"Lee Seokmin! Fighting! Jangan sampai kau tertangkap!"
Seorang siswa gemuk yang duduk di bangku paling pojok dekat jendela, entah kelas berapa, malah memberikan kalimat penyemangat pada Seokmin.
Beberapa siswa lain akhirnya juga ikut-ikutan. Bahkan mereka berjubel di dekat jendela, bersorak, seolah tengah menyaksikan pertandingan olimpiade atletik.
Lumayan, hiburan gratis.
"Seokmin, fighting! Jangan sampai kau tertangkaaap!" teriak mereka.
Yang di kasih semangat cuma nyengir, lalu makin menggebu-gebu melarikan diri.

Pinky ternganga. Menatap sadis ke beberapa kepala yang menyembul dari jendela kelas.
Sial, ini yang sableng siapa sih? Gerutunya.

Tak putus asa, ia meningkatkan kekuatan demi bisa mengejar Seokmin. Pemuda itu harus tertangkap, bagaimanapun caranya, titik.

"Kenapa kau bersedia menukar tempat dudukmu pada murid baru itu, hah?!" Teriak Pinky.
Seokmin menoleh ke belakang sekilas, tanpa mengurangi kecepatan larinya.
"Aku sudah terlanjur sepakat pada Mingyu!" jawabnya.
"Apa yang dia janjikan padamu?!"
"Membelikanku makan siang di kantin, semauku!"
"Kalau kau mau makan gratis, kau tinggal bilang padaku! Akan ku belikan semaumu! Kalau perlu ku belikan kantinnya sekalian! Berapa yang kau mau? Dua kantin? Tiga kantin? Bilang saja asal kau mau bertukar tempat duduk denganku!" Pinky menjerit.
"Ogah, aku sudah terlanjur sepakat dengan Mingyu!" Seokmin balas berteriak.
"Lalu untuk apa kau lari?! Toh akhirnya kau akan ku tangkap karena kita bakal satu bangku!"

Seokmin serasa ditimpuk batu.
Benar juga? Ia sudah terlanjur membuat kesepakatan dengan Mingyu untuk menukar tempat duduk dengan Tzuyu, dan dia sendiri dengan Pinky.
Lalu untuk apa ia capek-capek melarikan diri kalau ujung-ujungnya dia nanti tetap bertemu Pinky.

Pemuda itu meratap, tamat riwayatku, desisnya.

"Pak guruuuuuu! Tolong akuuuuu...!!" Dan ia semakin kencang berlari, mencoba menyelamatkan diri dari Pinky.

***

Mingyu tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Betapa ia begitu terpesona dengan makhluk baru di kelasnya, Tzuyu.
Gadis yang teramat cantik, ramah, dan menyenangkan.

Duduk sebangku dengannya, sering menghabiskan waktu dan mengobrol banyak hal dengannya, membuat Mingyu mulai tahu banyak hal tentang gadis itu.
Bahwa Tzuyu bersekolah di sini karena beasiswa, bahwa ia berasal dari keluarga biasa-biasa saja, bahkan bisa dikatakan kurang berada.

Ayah Tzuyu meninggal sejak kecil, jadi selama ini ia hanya tinggal berdua dengan ibunya.
Selama ini ibunya bekerja sebagai seorang asisten rumah tangga di sebuah keluarga konglomerat.
Tzuyu sendiri bahkan harus bekerja paruh waktu di sebuah restoran tradisional demi untuk membantu ibunya mencari nafkah. Betapa ia gadis yang sangat tangguh.
Di usianya yang masih semuda itu, ia sudah harus merasakan beratnya beban hidup.
Menjadi anak yatim, banting tulang bekerja paruh waktu, dan masih harus disibukkan dengan kegiatan sekolah.

KEJAR MINGYU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang