"Akh telat lagi!" Pekiknya saat melihat jam dinding di kamarnya.
Terik sinar matahari pagi mampu membangunkan mereka yang masih terlelap dengan mimpi yang beraneka ragam jenisnya, dengan selimut yang sudah berantakan diatas kasur dengan bantalnya sekalipun.
Hari ini hari pertama masuk sekolah. Dan hari ini adalah hari pertama MOS dilaksanakan di SMA 12 Kartini. Perempuan ini buru-buru mengambil kunci motor dan langsung mengendarainya menuju sekolah.
SMA 12 Kartini selain dikenal sebagai sekolah yang bagus, murid-murid disini semuanya memiliki paras yang tampan maupun cantik. Jadi jika masuk sekolah ini, pacaran dengan siapapun tidak akan jadi masalah.
Namanya Sania Pradana Kusuma, mempunyai sahabat bernama Serenia Fatiha Lutfi. Dia suka sekali menggoda orang lain, menjahili teman dan juga guru. Wajar lah, sifat SMP nya masih ada.
"Akh sial! Ngapain juga gue bawa motor. Ketauan OSIS bisa berabe dah. Yaudah lah bodo amat, yang penting nyampe." Pekik Sania saat memarkirkan motornya di halaman belakang sekolah.
Sania mengambil handphone disakunya dan langsung mengirim pesan kepada Seren.
Sania : Ren, dimana? Gue di parkiran. Gue bawa motor-_-
Sereal : Seriusan? Mampus lo ntar ketauan osis. Hahaa:V
Sania : Cepetan lo dimana?
Sereal : Gue di kantin. Belum sarapan gue.
Sania : Oke gue kesana.
Sereal : Hati-hati cinta:*
Sania : Geli woy!Sampainya disana, Sania langsung duduk di depan Seren. Dan Seren terus menghabiskan makanannya tanpa menawari Sania.
"Lo ga mau nawarin gue gitu?" Kata Sania yang sedari tadi memperhatikan Seren yang sedang makan.
"Ga." Jawab Seren tanpa menatap Sania.
"Jawaban macam apa itu?" Sania mulai kesal, dirinya sedang lapar namun sahabatnya sendiri pun tak ingin berbagi makanan.
"Kaya jawaban lo kalau gue tanya pas lagi makan. Pasti jawabnya singkat banget. Benci gue sama lo." Protes Seren sambil menyuap nasinya.
"Gue juga benci sama lo kali." Kata Sania melengos malas.
Untuk para siswa harap berkumpul di lapangan basket untuk melaksanakan pembukaan Masa Orientasi Sekolah.
Suara pengumuman terdengar sampai ke kantin, mereka berdua langsung mempercepat acara sarapannya.
"Cepetan habisin makanan lo. Atau ga gue yang makan." Kata Sania yang sudah berdiri bersiap meninggalkan Seren kalau dia tidak mendengarkan kata-katanya.
"Ah tu yang ngomong di halo halo ganggu sarapan gue aja." Kata Seren menyuap nasi terakhirnya.
"Eh hari ini gue ngantuk banget." Kata Sania sambil mengusap-usap wajahnya.
"Tidur bareng gue yu!" Ajak Seren membereskan piringnya.
"Ah udah yu ke sana. Kenyang gue." Seren sudah berdiri seperti Sania dengan tas sekolahnha yang sudah ia kenakan.
"Ayam gorengnya abisin. Kalau ga buat gue aja deh." Kata Sania yang melihat ayam goreng Seren yang masih utuh.
"Silahkan ambil , perut gue udah ga muat." Kata Seren melonggarkan ikat pinggangnya.
"Makasih loh ya." Sania mengambil ayam goreng Seren dan langsung mengigitnya.
Mereka berdua berjalan menuju lapangan basket dengan Sania yang sibuk memakan ayam goreng.
Banyak sekali siswa yang berlarian menuju lapangan, mungkin cuman mereka berdua yang berjalan santai seakan-akan tidak peduli perintah osis yang menyuruh mereka cepat-cepat membentuk barisan.
"Kalau makan jangan sambil jalan ya."
Tiba-tiba dari belakang ada yang bilang seperti itu, sontak mereka berdua pun menoleh. Dengan ayam goreng Sania yang masih berada di dalam mulut yang awalnya ingin ia gigit namun tidak jadi.
"E-eh iya ka, hehe maaf yaa." Dengan gugup, Sania berusaha menjawab pria itu.
Setelah Sania menjawab, pria tadi meninggalkan mereka menuju kelas 11."Ah gantengnyaaa." Kata Seren yang takjub dengan sosok pria tinggi, tampan, dan berkulit putih tadi.
"Biasa aja kali, liatnya ga usah sampe muter gitu kepalanya. Ntar kepala lo copot baru tau rasa." Kata Sania memutarkan kembali kepala Seren.
"Ah namanya siapa ya , lo liat name tagnya engga ?" Tanya Seren sambil mengusap-usap kedua pipinya.
"Ga." Sania meninggalkan Seren yang masih takjub akan hal tadi.
Karena telat, Sania dan Seren mendapat barisan di belakang. Berkali-kali Sania menguap, matanya mulai lelah, Seren yang menyadarinya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
"Gila ya lo, bisa bisanya tidur sambil berdiri gitu. Bangun woy, ntar ditarik osis ke belakang mampus lo." Seren mengguncang-guncangkan Sania agar Sania tidak terlelap.
"Ah iyaa, gue ngantuk banget Ren. Kalau upacara gue sukanya didepan, biar ga ngantuk. Lah ini dibelakang mana tahan hayati nahan ngantuk." Kata Sania sebelum ia menguap.
"Bahasa lo pake hayati." Seren menyentil telinga kiri Sania.
"Jangan ngobrol aja dee, perhatikan ke depan." Kata seorang anggota osis mengingatkan mereka untuk tidak mengobrol.
"Hm" Sania hanya berdeham menanggapi.
Setelah selesai upacara, ketua osis mengumumkan bahwa nanti akan dibagi kelompok dan satu kelompok di dampingi oleh satu anggota osis. Bertujuan untuk mengelilingi sekolah, memberitahu setiap ruangan yang ada. Seperti study tour saja.
"Ini ruang guru de, di dalam ada 70 meja guru, guru disini berjumlah 70, 50 perempuan dan sisanya laki-laki." Jelas pendamping mereka.
"Kenapa laki-lakinya sedikit?" Saat Sania bertanya, anak anak lain pun melihat ke arahnya. Dan dia langsung gugup.
"E-eh hanya bertanya. Ga usah dijawab juga gapapa, piis bro jangan natap gue gitu ntar jatuh cinta loh." Sania menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum manis layaknya seorang gadis perempuan.
"Ahahahaaa."
Alhasil saat Sania berkata seperti itu, semua pun tertawa tak menyangka. Termasuk anggota osis tadi, menggeleng-gelengkan kepala takjub dengan perbuatan anak baru spesies Sania.
.
.
.-NZ
KAMU SEDANG MEMBACA
With You Babe❤
RandomGue udah putusin kalau gue akan terus mencintai lo. Ya walau sikap lo yang kadang anget terus dingin lagi, gapapa lah ya. Liat rambut lo di keramaian aja udah seneng, apa lagi liat senyum lo. Gue ga tau lo suka sama siapa, atau mungkin cinta sama si...