Bab 14b

4.9K 305 24
                                    

Selamat Hari Minggu....

Selamat tahun Baru.... :D

Typo? Dan lagi-lagi males buat self-editing, jadi kalau ada huruf yang ketuker, ada susunan kata yang berantakan, ma'af, ya.....

Happy reading, enjoy this part....

Do'nt be silent readers, please..... J

===========================

Hans masih mengingat dengan jelas ucapan Noura saat mengantarnya kedepan rumah. Bahkan ia juga mengingat dengan jelas raut wajah Noura. Ucapan Noura membuat Hans merasa tidak karuan. Karena untuk pertama kalinya ia mendengar seseorang megatakan mencintainya. Jantung Hans berdegup kencang saat ia mengingat ucapan cinta Noura. Ia tidak menyangka Noura akan mengucapkan kata-kata tersebut.

"Pria yang aku cintai dan Ayah dari anak-anakku.".

Hans memejamkan matanya. Sembilan kata tersebut berhasil memporak-porandakan hati dan perasaan Hans. Dibalik perasaannya yang tidak karuan, Hans mengakui kalau ia merasa senang dengan pengakuan Noura. Ada perasaan bahagia yang menelusup dihati Hans. Untuk pertama kalinya Hans merasa bahagia karena ada seseorang yang ia rasakan begitu tulus mencintainya. Selama ini, Hans mengira perlakuan lembut yang Noura berikan bukanlah karena cinta. Hans mengira Noura melakukanya karena menyandang status sebagai istrinya. Ia tidak menyangka jika Noura mencintainya. Bahkan Hans sendiri masih buta akan cinta. Ia tidak tahu bagaimana cinta yang sebenarnya. Tetapi setelah mendnegar pengakuan cinta Noura, Hans memiliki gambarannya sendiri tentang cinta. Cinta yang lembut, penuh perhatian, penuh pengertian dan tentu saja semua hal tersebut dilakukan dengan tulus.

===ZZZ===

Noura berubah menjadi uring-uringan pasca pengakuan cintanya pada Hans tadi pagi. Ia merasa malu dan juga lega. Malu karena ia mengakui perasaannya tersebut didepan Hans langsung dan lega karena akhirnya ia bisa mengungkapkan perasaannya pada Hans.

Sejak ditinggal Hans, Noura duduk disofa yang ada diruang keluarga. Ia duduk gelisah sembari mengingat hal yang ia anggap memalukan tersebut. Noura merasa malu walaupun yang ia lakukan tidaklah salah. Sikap uring-uringan Noura membuat Ibu Aisyah yang kebetulan melewati ruang keluarga menjadi heran. Dengan langkah pelan, Ibu Aisyah menghampiri Noura dan menyapa istri majikannya tersebut.

"Bu, Ibu baik-baik saja?" Noura terperanjat karena kaget dengan suara Ibu Aisyah. Noura memperbaiki posisi duduknya dan memberikan isyarat agar Ibu Aisyah duduk disamping Noura.

"Iya, Bu. Saya baik-baik saja."

"Tapi kenapa Ibu terlihat gelisah? Apa terjadi sesuatu dengan Pak. Hans?" Noura menggeleng. Noura menimbang-nimbang untuk menanyakan sesuatu pada Bu Aisyah. Ia ingin menanyakan sesuatu yang membuatnya uring-uringan.

"Bu, boleh saya bertanya sesuatu?" Noura menatap Ibu Aisyah dengan tatapan yang penuh harap.

"Ibu Noura ingin bertanya tentang apa?" Ibu Aisyah tersenyum pada Noura. Ibu Aisyah menangkap raut kebimbangan diwajah Noura. Walaupun Ibu Aisyah belum lama mengenal Noura, Ibu Aisyah tahu jika wanita yang ada disampingnya tersebut adalah wanita yang luar biasa.

"Apa tidak apa-apa jika wanita yang terlebih dulu mengungkapkan perasaannya?" Noura mengucapkan pertanyaan tersebut dengan ragu-ragu. Ia juga merasa wajahnya memanas karena ia kembali teringat pengakuan cintanya pada Hans. Noura masih merasa malu jika teringat hal tersebut.

"Setahu Ibu, tidak masalah jika wanita lebih dulu mengungkapkan perasaannya. Dulu yang melamar Nabi Muhammad SAW adalah Siti Khadijah lewat suruhannya. Itu membuktikan bahwa wanita bisa lebih dulu mengungkapkan perasaannya. Hanya saja, selama ini laki-lakilah yang dituntut untuk selalu mengungkapkan lebih dulu." Noura meresapi ucapan Ibu Aisyah. Ia sendiri sudah tahu cerita tersebut. Tetapi mengingat kejadian tadi pagi, Noura masih merasa malu pada Hans.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang