part 2

54 4 0
                                    

Sebelum lanjut ke cerita, penulis mau umumin, novel kelanjutan aguacero sudah terbit lho, judulnya lying goddess. Tp krn super tebal penerbit terpaksa harus menerbitkan menjadi dua bagian, lying goddess part 1 dan lying goddess part 2. Yang tertarik bisa cek novelnya di www.guepedia.com. dan untuk aguacero bisa cek di www.andipublisher.com
Klo mau tau lbh detail seputar cerita dan tokoh2nya tengok aja blog CATATAN PENULIS FAULINA. Semu keterangan lengkap disana. Terima kasih...

     ''Adik kamu itu sampai sekarang masih nggak menyukaiku, tapi masa bodoh,'' ucap Grace acuh.

     Grace menghampiri deretan kursi penonton yang ada di pinggir lapangan basket. Farah, yang sejak tadi mebuntuti Grace mengambil duduk tak jauh dari Grace. Sementara Bima segera mendekati sang ratu dan duduk di sampingnya.

     Grace bergeser, sedikit mejauhi tubuh Bima yang penuh dengan peluh. Sebagai seorang miss perfect yang super bersih, pantangan nomor satu adalah berada terlalu dekat dengan seseorang yang penuh dengan keringat meski itu kekasihnya sendiri. Grace tidak ingin terkontaminasi dengan bau keringat Bima.

     Bima mencoba merangkul Grace namun langsung di tepis oleh gadis itu.

     "No! Kamu bau keringat, Bima. Please!"

     Bima menghela napas, merasa sedikit kesal."Oke.''

     Grace menyodorkan air mineral yang dibawanya sejak tadi dan Bima langsung menyambutnya. Air mineral itu cukup ampuh, dapat mengembalikan senyum Bima yang sempat hilang karena sikap antipati Grace.

     ''Kamu tahu, sebentar lagi akan ada festival sekolah. Satu bulan dari sekarang.''

     Bima yang sedang meneguk air mineral berusaha mengangguk. Ia melirik Grace.''Setiap taun juga begitu, kan?'', ucapnya kemudian.

     ''Aku mau tim basket kamu berpartisipasi dalam festival itu. Aku akan mengadaka lomba persahabatan dan tim basket kamu harus menang.''

     Bima memandang Grace dengan sebelah alis terangkat tinggi.''Berpartisipasi? Aku nggak yakin tentang itu.''

     ''Kenapa?'', tanya Grace bingung.

     ''Itu satu bulan lagi, Grace. Timku nggak akan siap. Dan dengan mudahnya kamu bilang aku harus menang?" Bima tersenyum sinis. Terkadang kekasihnya itu membuanya begitu ketakutan. Dari penampilanya yang manis tiba-tiba saja Grace berubah mejadi sosok mengerikan seperti nenek sihir.

    ''Aku nggak mau kamu cuma sekedar mainin bola nggak jelas. Aku mau kamu menang. Masa kekasih seorang Grace kalah dalam permainan anak kecil?''

     Bima kembali menghela napas. Selalu seperti ini. Sering kali Grace membuat Bima membenci dirinya. Kalimat kasar yang seolah meremehkan itu selalu keluar dari mulut Grace dengan begitu mudahnya tanpa memperdulikan perasaan Bima. Padahal status Bima masih sebagai kekash Grace. Semua itu dikarenakan sifat Grace yang sangat ambisius, ingin menjadi nomor satu dalam segala hal.

     ''Aku nggak akan mepertaruhkan teman-temanku hanya demi pemikiran konyolmu.''

     Grace terbengong. Mereka memang sering bertengkar dan acap kali berbeda pendapat. Namun, Grace tak habis pikir kalau kali ini Bima akan meolak permintaannya. Biasanya kekasihnya itu aka langsung melakukan apa saja yang ia perintahkan, seperti jongos yang menurut kepada majikan.

     ''Aku nggak mau tau, aku mau kamu berpartisipasi di festival seolah nanti!'' Grace memelotot galak. Ia berdiri dari duduknya lalu memberi tanda kepada Farah untuk segera megikutinya, meinggalkan Bima yang hanya bisa menatap kepergian mereka dipenuhi kekesalan yang membuncah.

AGUACEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang