Part 18

5.4K 339 31
                                    

"Keira, ayo kita makan malam! Orang-orang sudah berkumpul diteras untuk makan malam." Teriak Gwen dari luar saat Keira sedang bersiap di kamar mandi.

"Pergilah terlebih dahulu, aku akan menyusul." Balas Keira sambil menyisir rambutnya.

"Baiklah aku pergi terlebih dahulu. Cepatlah menyusul kami!"

Terdengar pintu kamar tertutup menandakan Gwen sudah meninggalkan kamar. Keira menyemprotkan sedikit parfume lalu merapihkan bohemian dressnya. Setelah siap Keira keluar dari kamar mandi untuk makan malam di teras yang langsung menghadap pantai. Saat Keira keluar dari kamarnya ia berpapasan dengan Sam,

"Sam, apakah Kenan sudah pergi ke teras untuk makan malam?" Tanya Keira karena ia juga bertanggung jawab atas Kenan, ia tidak melupakan Kenan begitu saja.

"Kenan masih berada dalam kamarnya, aku sudah mengajaknya namun ia akan menyusul karena ia sedang merapihkan pakainnya. Ayo, mari kita makan malam, Keira!"

"Silahkan pergi terlebih dahulu, aku akan meenyusul nanti."

"Baiklah." Sam menepuk pundak Keira lalu pergi terlebih dahulu untuk makan malam.

Keira pergi kekamar Kenan, sepertinya semua orang sudah berkumpul di teras untuk makan malam karena di dalam cottage sangat sunyi. Pintu kamar Kenan dan Sam sedikit terbuka, Keira mengetuk pintu lalu masuk ke kamar Sam dan Kenan. Ia melihat Kenan yang duduk di tepi ranjang sambil merapihkan pakainnya. Entah ada perasaan aneh dalam hati Keira melihat itu, ia tahu Kenan pasti tidak pernah merapihkan pakainnya sendiri dan sekarang ia melakukan itu. Keira menyusul Kenan yang duduk di tepi ranjang, ia mengambil pakaian Kenan yang lain dan bantu merapihkannya.

Kenan melihat kebelakang dan Keira tersenyum sangat manis. Kenan balik tersenyum lalu lanjut melipat pakaiannya. Sambil melipat pakaian Kenan, Keira mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar. terlihat ranjang Sam sangat berantakan berbeda dengan Kenan yang sangat bersih dan rapih.

"Terimakasih sudah mau berbagi kamar dengan Sam, aku tahu ini tidak mudah untuk mu." Ya, tentu ini tidak mudah untuk Kenan. Sepanjang Keira mengenal Kenan, ia tahu pria itu selalu dilayani dan selalu mencitai kebersihan serta kerapihan.

"Apa maksud mu? Aku sangat tidak keberatan berbagi kamar dengan Sam, ia pria yang menyenangkan. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Kau pikir aku tidak bisa berbaur? Seorang pengusaha harus bersikap humble, Kei." Kenan tersenyum sombong.

"Aku tidak tahu bagaimana berterimakasih pada mu, Kenan." Keira terlihat murung karena ia merasa sudah terlalu sering membuat Kenan susah.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan?" Kenan kesal karena Keira terus saja bersikap kaku kepadanya, "Oh iya, bagaimana keadaan mu? Jangan lakukan hal bodoh itu lagi mengerti?" Kenan masih tidak bisa melupakan kejadian saat Keira hampir tenggelam tadi siang.

"Aku hanya kram, jangan berlebihan." Keira memanyunkan bibirnya.

"Ya sudah ayo kita makan malam!" Kenan beranjak berdiri lalu diikuti Keira.

Keira dan Kenan pergi meninggalkan kamar. mereka berjalan menuju teras. Teras dihias sedemikian indah dengan light ball yang tertata rapih dan apik. Angin malam serta deburan suara ombak menambah nyaman suasana di teras. Sudah banyak makanan laut dan barbeque yang tersaji di meja prasmanan.

"Kenan! Cepat ambil makan malam mu dan bergabunglah bersama kami." Teriak Sam dengan lobster besar ditangannya.

"Hi baby! Dari mana saja kau? Aku menunggu mu untuk makan malam." Tiba-tiba Nath datang lalu memeluk pinggang Keira.

"Aku menunggu Kenan." Dengan risih Keira melepaskan tangan Nath dipinggangnya, "Mari kita makan malam! Kenan, Ayo!" Keira tak lupa mengajak Kenan.

Kenan meempersilahkan Nath dan Keira untuk berjalan terlebih dahulu. Pelayan yang berada di meja prasmanan memberikan mereka piring. Nath begitu protective pada Keira, selama mengantri untuk mengambil makan malam mereka, Nath selalu menjauhkan Keira dengan Kenan. Kenan menyadari hal itu, hanya saja ia bersikap biasa saja.

The EquinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang