Chapter 12 : Rencana Naruto

10.5K 955 44
                                    

PDF alternate ending tersedia. Harga 60rb. Minat DM ya. Thank you. ^^

.

.


Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Genre : Supernatural, hurt/comfort, family

Note : Dilarang mengcopy paste isi fic ini maupun fic milik saya lainnya. Yang tetep membandel saya kutuk jadi jomblo seumur hidup!

Selamat membaca!

Calendula Officinalis

Chapter 12 : Rencana Naruto

By : Fuyutsuki Hikari

Faking a smile is so much easier than explaining why are you sad. (Unknown)

***

Empat puluh hari?

Kenapa hanya empat puluh hari?

Pria itu mengacak rambutnya kasar lalu melepas napas lelah. Dan kenapa aku baru mengetahuinya sekarang, saat semuanya sudah hampir terlambat? Naruto-nya sekarat? Benar-benar sekarat? Kenapa? Kenapa harus Naruto, Tuhan? Aku sudah hidup lebih lama di dunia ini, kenapa bukan aku saja? Raungnya pilu, di dalam hari.

Kakashi terus merenung di teras belakang kediaman keluarga Namikaze, kepalanya mendongak—menatap rembulan yang mengintip malu dari balik awan. Malam ini pria itu tidak bisa memejamkan mata barang sedetik pun. Kenyataan mengenai sisa waktu keponakannya kini menghantuinya dengan hebat. Membuatnya gelisah, takut sekaligus marah pada waktu bersamaan.

Baru saja dia merasa sedikit tenang karena Minato akan diizinkan pulang dalam waktu beberapa hari, sekarang ketenangannya kembali dirampas dengan paksa setelah kebenaran mengenai Naruto diketahuinya dari mulut Sasuke. Dunianya seolah runtuh saat Sasuke mengatakan kebenaran itu padanya. Pria itu sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Minato, Kushina dan Kyuubi jika Naruto pergi meninggalkan mereka untuk selamanya?

Itu tidak mungkin terjadi. Naruto pasti hanya bercanda untuk mengerajai Sasuke. Iya, kan?

Kakashi memejamkan mata. Hatinya mengucapkan sebuah pujian tulus kepada Sasuke yang sepertinya bisa mengendalikan diri dengan baik. Putra bungsu keluarga Uchiha itu menyembunyikan keresahannya hanya demi kebahagiaan Naruto?

Ah, andai saja semua ini mimpi buruk, Kakashi ingin segera terbangun tanpa mengingatnya.

Ia tersenyum getir.

Naruto?!

Ia memanggil sedih nama keponakannya itu di dalam hati. Kenapa dalam keadaan seperti itu keponakannya masih mementingkan kebahagiaan keluarganya? Sebuah perasaan bersalah menohok Kakashi dengan hebat. Selama ini ia terlalu sibuk hingga lupa jika Naruto memerlukannya. Selama ini keponakannya itu tidak banyak menuntut, dan hanya tersenyum lebar saat Kakashi memberinya selamat atas prestasi-prestasi yang berhasil Naruto raih di sekolah.

Kenapa aku melewatkan ekspresi itu? Maki Kakashi di dalam hati. Dalam senyum lebar itu, Naruto menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya.

Keponakannya itu kesepian. Selalu kesepian, dan mirisnya tidak ada satu pun dari anggota keluarganya yang menyadari hal itu. Semua terlalu sibuk, dan saat sadar semuanya sudah terlambat, kini mereka hanya bisa menyesal atas apa yang telah terjadi di belakang.

TAMAT - Calendula OfficinalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang