ALVA

108 1 0
                                    

Jakarta, 04.47

"Drrrrrttt...drrrrttt "
Alva menggeliat pelan diatas ranjang king sizenya. Melirik iphone yg tergeletak di nakas kiri nya. " Mom Calling" dengan malas ia menganggkat telfon yg sepertinya darurat itu.
" yes mom,," sahutnya serak khas orang baru bangun tidur
"Kamu dirumah? "
"Iya,,lagi tidur"
"Mommy mau ngomong penting, mommy masuk kamar kamu sekarang"
Tuuuuttttt,,,,,,
Dan panggilan terputus begitu saja
Alva merenggut sebal. Coba saja, ini masih terlalu subuh dan dia baru saja masuk kealam mimpinya yg indah.
Tidak memakan waktu lama, pintu kamar Alva terbuka, wajah mommy menyembul dari balik pintu. Berjalan perlahan ke dalam kamarnya dan duduk di pinggir ranjang.
" Mom, ini subuh.. nggak bisa nunggu beberapa jam lagi ya bicaranya? Alva baru pulang kerja 2 jam yg lalu" sungut nya kesal
" Va, listen to me, Nanti Sore kita ke Bandung ke rumah Om Kennedy untuk acara pertemuan dua keluarga. Kamu inget kan pembicaraan kita minggu lalu ? "

Alva mengerjapkan matanya sambil menerawang mengingat pembicaraan mereka minggu lalu. Papa dan eyangnya dengan tegas mau menjodohkan Alva dengan cucu dari teman lama eyang. Dan tentu saja Alva menolak dengan keras. Beberapa kali mommy sempat menjodohkan Alva dengan anak teman arisan nya dan tidak satupun dr perempuan ini yg membuatnya ingin menjalin hubungan ke tahap yg lebih serius. Alias gagal total

Alva sampai harus dijodohkan bukan berarti dia tidak laku. Anak bungsu keluarga Brawijaya ini malah menjadi incaran wanita seantero jakarta. Muda, tampan, dan calon pewaris Mahakarya Corp sudah menjadi modal besar baginya untuk menggaet wanita manapun. Tapi memang dasarnya Alva yg kurang tertarik masalah wanita membuat keluarga besarnya gemas dan tidak sabaran. Tidak satukalipun Alva pernah membawa pulang wanita untuk di kenalkan sebagai pacarnya. Diusia nya yg memasuki 29 dan tidak pernah terlihat menggandeng wanita tentu membuat Papa nya cemas. Perjodohan adalah satu satunya jalan keluar dari masalah ini.

"Va,,, please jangan banyak nolak dan bekerja samalah kali ini" bujuk mommy nya

Alva masih diam dalam lamunan nya.

"Mommy tau kamu pasti kesal. Tapi mommy nggak mau kamu bikin eyang sedih dan sakit jantung nya kumat lagi. Apalagi papa, kalo dia sampe marah, habislah kamu "

"Jadi Alva harus pulang jam berapa ?" Akhirnya dia membuka suara

Mommy nya tersenyum sumringah mendapati anak bungsu nya tidak melawan lagi

" kita janji jam 8 malam, jadi kamu harus dirumah sebelum jam 3, mommy nggak mau terlambat. Apalagi mau ketemu sama calon besan"

Alva menarik nafas berat. Nyawanya belum terkumpul benar, dan ia harus mencerna semua kata kata mommy nya
" oke terserah mom "
" kalo keluar tolong tutup pintunya "
Lanjutnya sambil kembali meringkuk kedalam selimut hangatnya

Mommy Alva keluar kamar dengan seulas senyum kemenangan. Kali ini anaknya tidak banyak perlawanan.  Mungkin ini pertanda baik pikirnya

WE ARE ....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang