Sejak kejadian Sehun yang mengecup dahi Irene dan mengatakan kalau ia mencintai Irene, yeoja itu jadi sering tersenyum sendiri. Pipinya tiba-tiba bersemu merah dan jantungnya berdegup kencang kala memikirkan kejadian itu. Waktu itu pun, saat Sehun mengatakan 'saranghae' setelah mengecup dahinya, Irene tidak membalas. Ia hanya diam di tempat membeku menatap wajah Sehun dengan jantung yang berpacu kencang. Sehun tidak masalah. Ia tahu, yeojachingu-nya masih malu-malu untuk sekedar berkata kalau ia mencintainya.
"Irene?" panggil seseorang setelah beberapa kali Irene masih mengabaikannya.
Irene tersentak dan lamunannya buyar. Mendapati eomma yang sudah duduk disampingnya sambil tersenyum manis.
"Memikirkan Sehun, hm?" tanya eomma yang berhasil membuat Irene kikuk. "Sepertinya ada hal menyenangkan terjadi akhir-akhir ini." Melihat tingkah Irene yang berbeda dari biasanya, yang sangat terlihat seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.
"Eoh? Aniyo, eomma," jawab Irene berbohong. Ia hanya malu untuk mengatakannya.
"Eomma juga pernah muda." Eomma mengedipkan sebelah mata pada Irene.
"Aahh, eommaaaa! Jangan seperti ituuu.."
Eomma tertawa mendengarnya. Ia sangat tahu, anak satu-satunya ini sedang mengalami sesuatu yang menyenangkan meskipun Irene tidak ingin memberitahunya. Ia juga pernah muda, jadi tahu akan hal itu. Akhir-akhir ini hubungan mereka semakin baik semenjak appa pulang ke rumah. Keluarga mereka menjadi semakin harmonis.
"Appa pulaaaaannggg!" teriak seseorang dari luar. Wujudnya saja belum terlihat, tapi suaranya sudah terdengar seantero rumah.
Irene dan eomma langsung menoleh ke asal suara. Appa sudah muncul dengan wajahnya yang lelah sepulang kerja namun terlihat senang.
"Mengapa appa sudah pulang?" tanya Irene. "Ini masih jam delapan.." Appa-nya sibuk. Biasanya lembur dan pulang saat Irene sudah terlelap.
Appa tersenyum. "Appa bisa pulang kapan saja dan tidak akan ada yang memarahi, bukan?" mengingat dirinya adalah direktur perusahaan.
Irene mengangguk-angguk. Ia lupa akan hal itu.
"Ngomong-ngomong, appa membawakan Kimbap dan Tteokbokki untuk kita makan bersama!" ia menaruh makanan itu di meja ruang tamu yang sedang mereka tempati.
"Woah! Kesukaanku!" pekik Irene senang karena dibawakan makanan yang sangat ia sukai sejak kecil.
Eomma tersenyum melihatnya. Melihat suami dan anaknya satu-satunya menjadi akrab lagi. Hal yang selalu ia impikan dulu tapi tidak terbayangkan jika akan menjadi nyata. Ternyata segala hal itu mungkin untuk terjadi.
****
Nada dering telepon dari ponsel Sehun berhasil membangunkan Sehun dari tidurnya yang nyenyak. Sehun meraih ponselnya dari nakas tempat tidur. Tanpa melihat nama penelpon, Sehun langsung mematikannya dan melanjutkan tidur nyenyaknya yang sempat terganggu.
Tapi, sepertinya sang penelpon tidak akan membiarkan Sehun tidur lagi. Dengan kesal, Sehun terpaksa mengangkatnya.
Min Hwa noona menelpon..
"Yeoboseyo?"
"Yeoboseyo, Sehun? Noona ingin minta tolong padamu."
"Mianhae, noona. Aku sangat mengantuk.."
"Jebal, Sehun-ah. Kalo noona ada disana, noona tidak akan minta tolong padamu. Eoh?"
"Baiklah. Noona ingin minta tolong apa?"