Setelah kelas sepuluh kami mendapat guru olahraga yang disiplin pakai banget. Akhirnya, kelas sebelas kami mendapat guru olahraga yang hidupnya apa-apa dibawa santai.
GILS.
Motto saat pelajarannya sih kalian bebas olahraga apa aja, yang penting gerak. Good. Saya jadi suka pelajaran olahraga karena guru saya itu.
Lalu saat tiba waktu penilaian, guru saya dengan gagah sambil berkecak pinggang juga kertas absen ditangannya tak lupa dengan cengiran khasnya akan berkata "Yang bisa langsung boleh istirahat, kalo gak bisa? Ya ngulang terus sampai bisa!"
Guwd, supaya memotivasi murid-murid biar cepat bisa katanya.
Waktu itu pernah materi kami lari, kami diminta untuk lari memutari jalan disekeliling sekolahan sebanyak tiga kali.
Saat kami sedang berbaris dan tengah bersiap-siap untuk menunggu aba-aba lari. Guru saya berdiri di depan barisan sambil menunjukkan cengirannya berkata; "saya kasih pertanyaan dulu! Yang bisa jawab baru boleh lari!"
Pasti kami kesal lah, iya kami kan mau cepat-cepat istirahat, berganti seragam, lalu makan.
Tapi kesal kami hilang saat guru kami masih dengan cengirannya bertanya "apa perbedaan lari sama jalan cepat?"
Beberapa diantara teman saya langsung berlari mendekati guru saya seolah-olah guru saya itu hendak membagi sembako gratis.
Teman saya siapa ya aduh saya lupa namanya menjawab "kalau lari kakinya ditekuk kalau jalan kakinya lurus!" guru saya langsung menyuruhnya untuk keluar dari kerumunan dan berlari.
Gila, itu membuat saya semakin ingin untuk cepat-cepat berlari. Segera saya berteriak dengan lantang supaya saya ditunjuk untuk menjawab.
Saat guru saya menunjuk saya untuk menjawab saya langsung tertawa bahagia lalu tiba-tiba saya blank sebentar tidak tau hendak menjawab apa.
Tapi untung saya pintar, saya lalu menjawab "kalau jalan kakinya napak! Kalau lari kakinya gak napak!" guru saya lalu langsung menyuruh saya untuk segera berlari.
Setelah itu saya berfikir.
Ini, yang goblok.
Saya,
Atau,
Guru saya?
Sekip banter.
Setiap hari Jumat di jam pelajaran terakhir yakni setelah sholat Jumat, kelas kami mendapat pelajaran teori olahraga.
Gila, siang-siang mana hari jumat pula harus memikirkan tentang olahraga yang materinya dari kelas sepuluh tidak jauh dari sepak bola dan voli? hell.
Bel berbunyi kira-kira pukul satu, biasanya saya dan teman-teman saya sebelum guru olahraga kami datang akan langsung berlari mengambil mukena dan menuju ke mushola untuk melaksana kan sholat dhuhur.
Lalu setelah kami selesai sholat kami akan duduk-duduk atau kadang juga tiduran di dalam mushola sambil menikmati kipas angin yang berputar di atas kami, dengan mulut kami yang tidak berhenti untuk mengoceh.
Sampai kira-kira sepuluh atau lima belas menit an kami baru kembali ke kelas. Atau kalau kami sedang sial dengan adanya guru yang mau sholat kami akan cepat-cepat berlari keluar mushola menuju kelas.
Walaupun pelajaran olahraga dijam terakhir membosankan, tetapi lebih menyeramkan jika kami harus diomeli oleh guru-guru sekolah kami yang sudah pada tua.
Biasanya, kalau kami sudah sampai di kelas, kami tidak akan menemukan guru kami didalam. Beliau lebih suka jalan-jalan di koridor atau kalau capek ya duduk di tembok penghalang depan kelas sambil mencari angin.
Habis itu murid-muridnya? Halah paling dikasih soal yang ada di lks atau gak diminta membaca lks yang sekali lagi saya tekan kan materinya dari kelas sepuluh tidak jauh-jauh dari sepak bola dan voli.
Pernah waktu itu guru kami bercerita tentang pengalamannya selama mengajar.
"Saya udah lama jadi guru, pernah waktu itu ada murid perempuan udah lama pacaran sama murid laki-laki. Dua-duanya sekolah di sini," kami diam mendengarkan, beberapa juga ada yang bermain dengan ponsel sebab demi Taylor Swift konser naked guru saya tidak akan peduli.
"Terus habis UN itu ceweknya di putusin. Kan ceweknya nangis di meja, sampai pulang sekolah dia sedekap di meja... Terus temennya baru sadar kalau ternyata cewek itu pingsan! Temennya itu langsung cari saya ke ruang guru.
Saya habis itu langsung bawa ke klinik di dekat sekolah itu tuh! Terus di priksa dokternya dia gak kenapa-kenapa. Ternyata dokternya tuh kayak cenayang gitu! Dokternya nyuruh saya manggil pacarnya, yaudah saya panggil kan saya suruh datang! Eh baru datang ceweknya langsung bangun!" lanjut guru saya heboh waktu itu.
Actually Pak, kami bahkan tidak benar-benar peduli dengan pengalaman bapak dan kakak kelas kami itu.
"Saya itu juga pengalaman sama orang yang kesleo. Banyak murid yang tulangnya kesleo dulu! Itu anaknya Pak Ari itu juga pernah tangannya ke sleo.
Dulu ada anak yang kakinya kesleo di pijit-pijit guru bk nggak sembuh-sembuh, terus saya pegang habis itu saya gerakin kakinya ke kanan sama ke kiri.
Krekkkk.....
dianya teriak-teriak kesakitan habis tapi habis itu kakinya sembuh!" bangga guru saya.
Hell! Ngilu Pak!
Setiap pertengahan semester dan akhir semester, guru olahraga kami mengadakan penilaian renang.
Jangan berpikir sekolah kami punya kolam renang, gak! Bila seharusnya tiap sabtu kami libur, jika ada penilaian renang maka kami harus pagi-pagi pergi ke kolam renang dekat sekolah, sambil mengeluarkan kocek Rp.30.000
Kalau dulunya waktu kelas sepuluh saya malas untuk berenang, maka tiap ada pelajaran olahraga saya membayar uang 30.000
Lain halnya dengan sekarang. Kemarin waktu ada penilaian renang yang dibarengi dengan adanya lomba sepak bola sekolah kami yang mencapai final. Saya dan teman-teman saya melakukan aksi skip renang dan malah berteriak sambil menggerakkan tangan juga berjoget di tribun lapangan sepak bola yang masuknya gratis hanya dipungut biaya Rp. 2000 untuk bayar parkir.
Kalau dulunya waktu kelas sepuluh kami yang tidak ikut atau tidak membayar renang ajan diberi tugas membuat makalah.
Maka sekarang, guru kami malah meminta kami mengerjakan soal uraian 3 BAB. Ingat, hanya soal uraian saja.
Soal uraian berisi 5 soal.
3 bab berarti 3 × 5 = 15. Oke 15 soal.
YAELAH KALAU BEGINI CARANYA SAYA JUGA GA MAU RENANG AJA, TERUS DUITNYA SAYA SIMPAN BUAT BELI SEBLAK DAPAT 2 PLES ES TEH 4.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 RASA 2 SEKELAS
NezařaditelnéCerita ini terinspirasi dari cerita Cartoonize yang menceritakan kisahnya di dalam kelas konyolnya. Nyatanya, bukan Cartoonize saja yang mempunyai cerita konyol bersama teman sekelas. saya juga punya, mungkin kamu juga punya. Ini cerita saya dan tem...